S. Riyadi · Published 27 April 2021
Home > Artikel > Free Fire > Bocil Jadi Penyebab Munculnya Petisi Blokir Free Fire
Masih ingat berita tentang MUI yang mengharamkan game Battle Royal PUBGM? Yap, misi lembaga ini dalam memberantas kemerosotan akhlak akibat bermian game perang kini mendapat dukungan dari banyak pihak. Salah satunya akun bernama Fiqi Amd yang membuat petisi blokir game Free Fire (FF).
Dalam petisinya yang berjudul "Blokir Game Free Fire karena Merusak Akhlaq Generasi Bangsa" Fiqi Amd meminta kepada warganet untuk melakukan aksi blokir game Free Fire (FF).
Langkah ajakan pemblokiran yang diambil Fidi Amd ini dilakukan lantaran banyaknya aksi nyeleneh yang dilakukan anak-anak meniru apa yang ada pada game Free Fire. Yang terbaru, aksi menyimpang seorang anak melakukan freestyle saat sholat tarawih di dalam Masjid.
Foto bocil melakukan emote push up tersebut beredar luas di Facebook kemudian viral. Fiqi yang diketahui sebagai youtuber itu menilai aksi yang dilakukan bocil tersebut sangat tidak patut. Selain merusak gerakan ibadah sholat dan menjadikannya tidak khusyuk.
Menurut Fiqi, Emote Push - up game Free Fire yang banyak ditiru bocil itu sangat berbahaya karena bisa menimbulkan cidera patah leher atau patah tulang. Terlebih, mereka yang menirukan gerakan tersebut kebanyakan anak-anak di bawah umur.
BACA JUGA :
“Adanya emote push up di Game Free Fire yang disitu terdapat sebuah deskripsi (lakukan push up dimana saja kapan saja), membuat player Free Fire terutama yang masih dibawah umur melakukan dan mencontohkan di dunia nyata. Dan banyak yang melakukan emote push up game Free Fire ini di masjid ketika sholat,” tulis Fiqi di deskripsinya. “Disini publisher game Free Fire hanya berdiam saja, tidak ada himbauan atau peringatan kepada semua player-nya,” bahas Fiqi merujuk kepada publisher Garena.
Hal inilah yang kemudian menginisiasi Fiqi Achmaddi atau "Fiqi Amd" membuat petisi virtual Blokir Game Free Fire karena Merusak Akhlaq Generasi Bangsa.
BACA JUGA :
Dalam petisi yang dimuat dalam laman change.org itu ada beberapa poin tuntutan yang diminta Fiqi. Salah satunya, meminta agar Garena Free Fire (FF) untuk menghapus Emote Push Up atau merubah kata "lakukan push up dimana saja, kapan saja" dari emote tersebut.
"Mengubah rating yang lebih sesuai di Playstore dari 12+ menjadi dewasa 16+, menghapus emote push-up, membuat sistem verifikasi umur di Free Fire, dan memberikan peringatan/edukasi di dalam gim maupun melalui komunitas," tulis Fiqi dalam petisi tersebut.
Berikut beberapa tindakan yang bisa dilakukan Garena selaku Developer atau Publisher game Free Fire:
Lebih lanjut Fiqi juga meminta dukungan Majelis Ulama Indonesia (MUI) & KOMINFO untuk memberikan sanki tegas serta menghimbau masyarakat supaya kejadian ini tidak terulang kembali. Menurut Fiqi, lembaga independen yang mewadahi para ulama, zuama, dan cendikiawan Islam dan KOMINFO wajib turun tangan jika tidak ada itikat baik dari pengemabng game Free Fire.
Bak gayung bersambut, ajakan Fiqi memblokir Free Fire mendapat dukungan dari warganet. Terpantau, petisi tersebut berhasil mengudang dukungan sebanyak 20 ribu tanda tangan hanya dalam waktu 9 jam setelah petisi dibuat.
Warganet setuju dan sepakat dengan poin-poin yang menjadi tuntutan Fiqi. Hingga berita ini diturunkan petisi tersebut telah mendapat dukungan sebanyak 235.974 pendukung. Tak ingin berlarut-larut, Garena menyetujui tuntutan tersebut dengan memberi himbauan dan edukasi dari Garena free fire di fanpagenya serta merubah kata - kata emote yang awalnya "lakukan push up dimana saja kapan saja" menjadi jangan "coba - coba"
Hot News
See All5 Cheat COC No Root Terbaru di 2021, Dijamin Works!
Yoko Widito - 18 January 2022
Kunci Jawaban Brain Test Terbaru dari Level 1 - 270
Juant Setiawan - 14 December 2021
Kunci Jawaban Tebak Tebakan 2020 dari Level 1 - 200
Juant Setiawan - 14 December 2021
Kunci Jawaban Brain Out Terbaru dari Level 1 - 221
Juant Setiawan - 14 December 2021
Oploverz: Cara Download Anime, Fakta & Kelebihan
Reza Pratama - 14 December 2021
30 Karakter Anime Terkuat & Overpower, Siapa No. 1?
Aziza Larasati - 14 December 2021