S. Riyadi · Published 19 May 2021
Home > Artikel > Console > Bikin Kesel! Inilah 12 Game Terburuk Dalam 10 Tahun Terakhir
Dekade terakhir telah menghadirkan banyak game luar biasa dengan judul seperti Red Dead Redemption 2 dan The Last of Us yang meningkatkan standar untuk hiburan interaktif. Meski begitu, tidak semua judul yang dirilis dalam sepuluh tahun terakhir dapat dikategorikan sebagai game yang revolusioner. Bahkan beberapa masuk kategori sebagai game terburuk.
Untuk setiap game AAA yang berhasil ada cukup banyak proyek yang meleset dari sasaran. Bahkan sebuah game yang didukung oleh tujuan yang luhur dan niat baik bisa sangat jauh dari visi penciptanya. Dengan mengingat hal itu, berikut adalah tinjauan kembali dari beberapa game yang tidak disukai alias terburuk secara universal selama sepuluh tahun terakhir.
Game yang masuk dalam daftar game terburuk pertama adalah The Quiet Man. Dirilis pada tahun 2018, The Quiet Man sangat membingungkan dari setiap sudut. Sulit untuk memahami bagaimana orang yang terlibat percaya bahwa mereka membuat produk yang bagus. Meskipun game aksi ini menggunakan protagonis tuna rungu sebagai konsepnya yang merupakan pendekatan yang apik.
Titel ini tidak memiliki tutorial dan para pemain dipaksa untuk " meraba-raba untuk mengetahuinya" melalui serangkaian adegan perkelahian yang berulang. Dalam pilihan desain yang lebih aneh, kamu akan dipaksa untuk menyelesaikan permainan lalu membuka permainan kedua yang mencakup suara dan dialog.
BACA JUGA :
Gam terburuk selanjutnya adalah Agony, dirilis pada 2018 setelah kampanye Kickstarter yang sangat sukses. Permainan, yang mengikuti pencarian jiwa terkutuk untuk melarikan diri dari Neraka ini, menerima catatan minor dari permainan yang sedianya dirilis dalam versi "unedited" namun akhirnya dibatalkan.
Ketika dirilis, Agony menerima ulasan negatif secara universal. Sebagian besar kecaman berpusat pada sifat permainan yang dianggap terlalu berusaha keras, dengan visual yang menjijikkan dan naratif yang terasa seperti mereka lebih diutamakan ketimbang gameplay yang sebenarnya. Terlepas dari kecaman yang luar biasa, port Nintendo Switch of Agony akhirnya tetap dirilis pada Oktober 2019.
NBA 2K20 membagi para kritikus dan penggemar. Di Metacritic, rilis PC NBA 2K20 rata-rata mendapatkan 74/100, tetapi memiliki skor 0,4 / 10 yang sangat rendah dari ulasan yang dikirimkan para pengguna. Konsensus di antara penggemar tampaknya diabaikan.
Ada banyak review di Steam yang mengetahkan masalah konektivitas server game dan sangat bergantung pada transaksi mikro, yang membuat banyak pemain merasa game ini dibuat dengan setup pay to win. Review lain merasa judulnya gagal berevolusi dari versi sebelumnya dalam waralaba game ini. Namun terlepas dari masalah ini, NBA2K20 sebenarnya adalah permainan yang solid dengan interaksi yang ideal.
BACA JUGA :
Seri FlatOut adalah perpaduan antara mekanik game balap tradisional dan pertempuran kendaraan dengan penekanan pada kerusakan realistis. FlatOut 3: Chaos & Destruction 2011 adalah game pertama dalam franchise ini yang dikembangkan tanpa masukan dari Bugbear Entertainment, pengembang aslinya, dan tampaknya ada sesuatu yang hilang dalam transisi tersebut.
Banyak ulasan yang mengangkat isu masalah pada A.I. dan trek buggy, selain juga konsep yang seolah dibawa dari entri sebelumnya. Seorang reviewer mengklaim bahwa bermain melawan komputer di FlatOut 3 seperti bermain online melawan seluruh pemain nakal yang semuanya terpaku untuk merusak perlombaan satu sama lain.
Alih-alih menjadi perpaduan ideal dari kekacauan gaya Grand Theft Auto dan estetika Sons of Anarchy. Ride to Hell: Retribution justru tampil mengecewakan hingga layak mendapat label game terburuk. Ketika Ride to Hell: Retribution akhirnya dirils pada tahun 2013, kritikus mengecam game tersebut karena grafisnya yang jelek, mekanik perkelahian yang di bawah standar, dan kontrol mengemudi yang sangat liar.
Kesenjangan yang lebar antara hasil teaser dan rilis, bersama dengan banyak kekurangannya mengarah pada siklus pengembangan yang sulit. Kamu dapat melihat ini dalam jumlah fitur yang dihapus dari game selama produksinya. Ride to Hell awalnya menyertakan ratusan lagu berlisensi namun akhirnya harus raib satu per satu.
Game yang terikat dengan sebuah film biasanya akan hit atau miss dalam hal kualitas. Tetapi Sylvester Stallone adalah salah satu aktor yang tampaknya secara konsisten menonjol dalam hal adaptasi video game dari film-filmnya. Judge Dredd tahun 1995 sama tidak menariknya dengan film yang menelurkannya, sedangkan Rocky keluaran tahun 2002 berisi kekacauan yang sangat glitchy.
Jadi, seharusnya tidak mengherankan untuk melihat game Rambo masih mengecewakan mengingat betapa tidak cocoknya adaptasi film Rambo untuk video game. Rambo: The Video Game hadir enam tahun setelah film Rambo sebelumnya dan lima tahun sebelum film berikutnya, membuatnya meluncur dalam waktu yang aneh untuk sebuah adaptasi. Game ini memulai debutnya dalam mode kekacauan dimana ada cukup banyak hal yang tidak berfungsi dan seolah menyia-nyiakan karakter dan premis utamanya.
Fakta bahwa Vroom in the Night Sky yang dirilis tahun 2017 lalu adalah game balap yang terasa seperti setengah matang dalam segala hal. Hal ini tentunya bukan jenis rilis game yang cocok untuk mengisi konsol baru seperti Nintendo Switch.
Meskipun memiliki banyak kekurangan, serangan terbesar terhadap Vroom in the Sky adalah kurangnya konten. Game ini diklaim dapat diselesaikan dalam 1-2 jam, tetapi balapan singkat itu pun terasa tidak penting dan bermasalah.
Grafiknya berkualitas rendah dan mengumpulkan Stardust untuk membeli sepeda baru untuk karakter kamu terasa tidak berguna karena kontrolnya yang lamban dan tidak tepat terlepas apapun kendaraan yang kamu gunakan. Bahkan update selanjutnya juga tampaknya fokus pada semua elemen yang salah.
Poisoft memperbarui skrip terjemahan Jepang-ke-Inggris yang buruk yang menampilkan dialog aneh seperti "Sekarang aku adalah angin!". Sayangnya, update ini juga malah memperburuk permainan dengan mengisi teks dengan kesalahan ketik dan kesalahan tata bahasa.
Game yang diluncurkan tahun 2013 untuk Xbox One ini dimaksudkan untuk memanfaatkan kemampuan Kinect dengan menawarkan kesempatan bagi para gamer untuk merasa seperti berada dalam pertarungan nyata. Sayangnya, seperti yang ditunjukkan oleh Danielle Riendeau dari Polygon, Fighter Within gagal membaca gerakan pemain dengan benar.
Hingga mengakibatkan permainan diganggu oleh masalah teknis yang merajalela dan penulisan dialog yang buruk. Sebagian besar ulasan terhadap game ini tampaknya setuju dengan sentimen ini. Bahkan klaim yang kerap muncul adalah fakta dimana premis yang kuat dari game ini terpaksa dirusak oleh bug dan kontrol yang tidak responsif. Yang paling mengecewakan adalah bahwa ini adalah game kedua dalam seri yang mengalami masalah yang sama dalam rilis sebelumnya.
Adaptasi video game pertama dari anime Afro Samurai menawarkan permainan yang lumayan. Paling tidak, seperti serial yang menginspirasinya, game ini menampilkan soundtrack fantastis dari RZA. Sayangnya, tindak lanjut Afro Samurai 2: Revenge of Kuma pada tahun 2015, malah jauh lebih buruk.
Mike Fahey dari Kotaku mendapati dirinya tidak dapat menyelesaikan permainan. Malah menghabiskan sebagian besar ulasannya dengan merinci banyak teknis, termasuk kontrol yang tidak responsif. Revenge of Kuma adalah bencana besar bagi pengembang di Versus Evil yang akhirnya terpasa menarik game tersebut dari penjualan.
Tahukah kamu bahwa dalam karirnya Vin Diesel pernah membintangi The Pacifier, sebuah film dimana dia berperan sebagai Navy SEAL yang bertugas mengasuh lima anak. Film ini akhirnya flop pada saat itu dan memaksa Vin Diesel untuk menolak penampilan atau penggunaan kemiripannya dalam adaptasi video game yang dirilis pada 2013 lalu.
Sebagai sebuah konsep, game yang merupakan hasil remix dari film Fast & Furious memiliki banyak potensi. Sayangnya, Fast & Furious: Showdown terlihat sangat berantakan hingga para penggemar filmnya juga ikut membencinya. Masalah utama datang dari kontrol yang buruk dan misi yang yang sulit untuk diselesaikan.
Catatan terburuk dari semuanya adalah fakta bahwa permainan ini menyia-nyiakan potensi kesenangan yang melekat dalam materi sumber insiprasi film. Fast & Furious: Showdown juga gagal di hampir setiap level untuk menangkap energi, panik dan antusiasme dari film ini.
Tidak hanya Alone in the Dark: Illumination 2015 yang merupakan entri terburuk dalam franchise Alone in the Dark. Tetapi game ini adalah salah satu game horor dengan ulasan terburuk ini. Judul tersebut mengubah seri yang sebagian besar dikenal publik dan menggantinya dengan eksplorasi dan kelangsungan hidup soliter.
Perubahan ini memaksa game ini untuk masuk ke renah permainan co-op dengan plot yang tidak masuk akal, kontrol yang buruk, dan grafik yang glitchy. Yang terburuk dari semuanya? Game ini malah tidak menakutkan sama sekali. Sebuah ulasan menggambarkan Illumination sebagai "iring-iringan yang hampir sempurna dari desain game yang buruk ...."
Bahkan ada beberapa spekulasi bahwa Atari mungkin sengaja merilis game tersebut pada saat yang sama dengan konferensi E3 2015 dalam upaya untuk memastikan game tersebut tidak terdeteksi oleh sebagian besar jurnalis game. THQ Nordic membeli hak untuk Alone in the Dark pada tahun 2018, jadi kita mungkin berada dalam mimpi buruk baru dalam waktu dekat.
Game terkahir yang layak mendapat stempel sebagai game terburuk selama 10 tahun terkahir yaitu Amy. Amy sendiri merupakan sebuah game survival-horror tahun 2012, memiliki premis yang menarik yaitu seorang gadis autis dengan kekuatan super harus melawan zombie dan menghindari organisasi misterius yang melacaknya. Sayangnya, produk akhir menyia-nyiakan premis itu.
IGN menyebut Amy sebagai "kekacauan yang sangat kacau dari pilihan desain game yang sangat membingungkan dan membuat kontroler buruk," mengutip kontrol yang buruk, pemecahan teka-teki yang rusak, dan suara kaku yang memalukan kerap bertindak sebagai kelemahan terbesar game ini.
Amy menerima pembaruan besar yang menambahkan poin simpanan baru ke game, serta beberapa perubahan kualitas lainnya, tetapi game ini kepalang telah jadi pengalaman yang bermasalah untuk banyak pemain.
Nantikan terus informasi fakta terupdate seputar game, gadget, dunia digital, dan anime hanya di Kabar Games. Supaya kamu tidak ketinggalan berita, kamu bisa follow akun Instagram dan Facebook Kabar Games. Kamu juga bisa bergabung bersama kami di dalam Channel Discord Kabar Games. Jangan lupa tinggalkan komentar kalian ya!
Hot News
See All5 Cheat COC No Root Terbaru di 2021, Dijamin Works!
Yoko Widito - 18 January 2022
Kunci Jawaban Brain Test Terbaru dari Level 1 - 270
Juant Setiawan - 14 December 2021
Kunci Jawaban Tebak Tebakan 2020 dari Level 1 - 200
Juant Setiawan - 14 December 2021
Kunci Jawaban Brain Out Terbaru dari Level 1 - 221
Juant Setiawan - 14 December 2021
Oploverz: Cara Download Anime, Fakta & Kelebihan
Reza Pratama - 14 December 2021
30 Karakter Anime Terkuat & Overpower, Siapa No. 1?
Aziza Larasati - 14 December 2021