baru kali ini saya akan menggunakan maskapai citilink, sekalian ingin coba, katanya bagus. jadi pada 8 oktober 2014 saya membeli tiket citilink tujuan jakarta-tanjung pandan-jakarta yaitu pada tanggal 24 oktober 2014 berangkat, dan pulang ke jakarta tanggal 28 oktober 2014. 2 tiket untuk saya dan teman saya, total pembayaran 2,040,000 rupiah. saya bayar melalui website citilink ( citilink.co.id ) lewat klikpay bca. input data, lalu bayar, semua kelihatan lancar. rekening saya terdebet, dan itinerary pun saya dapatkan. saya kira sangat wajar jika saya berasumsi semua baik baik saja. karena itinerary itu umumnya didapat jika pembayaran sudah oke.
ini screenshot itinerary saya
lalu hari ini, 23 oktober 2014, tepat satu hari sebelum keberangkatan, saya dan teman saya bermaksud melakukan web check-in. lihat di menu websitenya, oh ada menu untuk check in, saya masukkan kode booking saya dan nama belakang, lalu kemudian saya heran,
kenapa status booking nya : hold, cancelled ?
mungkin ada kesalahan, pikir saya. saya pun menelpon customer service di nomor 080 4108 0808 , pak yoga yang melayani saya. saya memberikan kode booking dan dia mengecheck. lalu dia memberitahu kalau tiket memang ter-cancel karena pembayaran gagal. disini saya mulai kesal.
fakta :
- saya memesan tanggal 8 oktober dan tidak ada satu pun tulisan gagal pada step by step yang saya kerjakan
- rekening saya terdebit, dan saya check hingga hari ini 23 oktober tidak ada pengembalian uang (siapa tahu jika gagal, otomatis tidak jadi terdebit)
- saya sudah mendapatkan dokumen yang tertulis ITINERARY, ada juga tulisan "silahkan bawa identitas pada saat check in"
saya tidak habis pikir, dan mencoba berdebat secara sehat. menurut mas yoga, memang diasumsikan pelanggan seharusnya mengecheck kembali tiketnya. lho? bagaimana mengecheck, kan saya sudah dapat itinerary, dan uang terdebet. wajar sekali kan saya berasumsi semua lancar.
manager yang bertugas saat itu katanya bernama Robert. saya minta bicara dengan beliau tapi tidak diberikan. mas yoga meminta saya menunggu selagi ia melaporkan kepada atasannya, saya tunggu, tidak apa-apa. sebagai programmer, saya mengerti juga kalau kadang sistem memang melakukan kesalahan, yang saya inginkan adalah pertanggung jawaban.
mas yoga juga mengakui kalau ini adalah kesalahan sistem dan kesalahan mereka, tapi mereka hanya bersedia melakukan refund sebagai solusi. hanya refund?
ini kerugian saya yang diakibatkan kesalahan sistem citilink :
- rencana liburan yang sudah direncanakan, terancam gagal, karena pada tanggal yang sama, penerbangan citilink katanya sudah penuh.
- hotel yang sudah dibooking untuk selama disana, juga akan hangus karena pembatalan bisa dilakukan h-5, sedangkan ini h-1
- penggantian uang dari citilink pun di proses selama 14 hari kerja, malah kalau dilaporkan melalui email, selama 40 hari kerja, baru bisa di proses. 40 hari kerja???? untuk kesalahan yang dibuat oleh citilink sendiri???
- kerugian uang karena pembelian tiket baru h-1 itu tentu sudah mahal.
- kerugian cuti kantor, karena tentunya untuk rencana ini saya sudah minta cuti dari jauh hari dan tidak mudah mendapatkannya
- kerugian waktu dan tenaga, untuk mencari tiket lagi, merubah pesanan, membeli tiket baru
saya juga sempat bertanya, "sebagai orang biasa, bukan sebagai staff citilink, apa menurut mas yoga ini adil?" (tidak diberitahu pembayaran gagal, dapat itinerary, bank terdebet, tapi h-1 tidak bisa check in dan hanya dapat refund), beliau menjawab, "memang tidak adil"
nah kan. saya rasa bagi pak Robert manager saat itu, dalam lubuk hatinya juga itu tidak adil. dan parahnya, ini bisa terjadi kapan saja dan untuk siapa saja. kegagalan bayar tapi tidak diberitahu (tapi dapat itinerary dan rekening terdebet)
sudah kesal dengan terancam gagal besok, penggantian dari citilink pun tidak memuaskan. mungkin saya bisa sedikit lebih tenang jika ditawari, apa bisa dipindahkan saja ke penerbangan terdekat yang tersedia. ini ketika saya tanya, apa bisa dipindahkan, dijawab harus beli tiket baru. dan uang saya yang sudah terdebet akan kembali dalam 40 hari kerja.
sungguh, pertama kalinya saya berniat ingin mencoba maskapai yang katanya anak nya garuda tapi murah, berujung ketidak beruntungan. mungkin saya juga harus lebih baik meneliti, untuk lain kali.
ketika saya mengadu pada teman saya yang harusnya berangkat bersama saya, dia mengatakan sesuatu yang saya tidak ingat. bahwa ia seorang pengacara.
semoga pembaca bisa belajar dari kesalahan saya.
terima kasih