Jumat 13 Juli 2012, saya berencana ke Semarang dengan menggunakan Airasia Q27568. Pagi itu, pintu masuk ke ruangan keberangkatan sangat padat sehingga butuh waktu antri. Saya juga sempat salah antri di meja check in penerbangan. Saya sampai di meja check in Airasia loket 1 setelah di over dari loket 3 pukul 05.14 sesuai jam nya staff counter Airasia (yang menuliskannya di tiket saya). Petugas Airasia menyampaikan kalau saya tidak dapat check in lagi karena penumpang sudah harus sampai di meja check in paling lambat 45 menit sebelum keberangkatan dan hanya diberi dispensasi keterlambatan 5 menit saja setelah itu tidak diperbolehkan lagi. Jadi karena saya datang 31 menit sebelum di meja check in maka saya tidak diperboloehkan lagi untuk check in.
Saya minta tolong untuk diperbolehkan check in karena tidak membawa bagasi dan pesawat juga belum terbang. Terbukti 3 orang setekah saya yang sudah sempat check in diminta langsung menuju ruang tunggu. Namun petugas tersebut tetap mengatakan tidak bisa dengan alasan sistem check in sudah tutup. Meski saya sudah memelas memohon tetapo saja tidak diijinkan. Saya minta untuk dicarikan penerbangan selanjutnya, petugas mengatakan semua penerbangan sedang penuh. Setelah saya masih 3 orang lain yang bernasib sama dengan saya. Bahkan mereka mengatakan sebenarnya sudah sampai di bandara pukul 3 pagi namun counter check in belum buka. Sehingga mereka keluar untuk beristirahat di luar dan datang kembali.
Mereka sampai di counter check in 25 menit sebelum jadwal penerbangan. Ironisnya lagi, ada seorang Bapak yang mau ke Jogya pagi itu dan berencana kembali sore harinya tidak diijinkan berangkat dikarena menurut petugas terlambat. Padahal beliau sampai sekitar 30 menit sebelum jadwal penerbangan. Beliau menjelaskan bahwa dia juga mengalamai antri dan salah counter seperti saya (beliau sempat ke loket internasional). Namun tetap tidak diijinkan. Namun tidak ada bantuan atau solusi dari petugas Airasia sama sekali.
Akhirnya saya pergi ke terminal 1 untuk mencari tiket dengan maskapai lain karena Airasia ada di terminal 3. Hanya ada 1 tempat duduk lagi pada pukul 19.15 dengan menggunakan Sriwijaya. Saya membeli tiket tersebut dengan meminta petugas memasukan saya ke daftar tunggu pada penerbangan 14.00. Hampir setiap 30 menit saya bertanya, untuk memastikan apakah ada penumpang yang membatalkan penerbangan pada pukul 14.00 atau tidak. Sembari saya menanti, saya bekerja dan memperhatikan tiap orang yang ke meja petugas tiketing.
Ada beberapa orang yang beberapa kali datang ke petugas Sriwijaya tersebut yang bertanya tentang tiket dan mengganti beberapa tiket. Saya mengenal mereka sebagai orang yang menawarkan tiket di luar ruangan Sriwijaya (di sekitar lokasi keberangkatan terminal 1B) kepada orang-orang yang mereka tandai sedang mencari tiket seperti saya. Apakah ada” permainan”. Itu pertanyaan yang ada dibenak saya.
Akhirnya sekitar pukul 11 petugas mengatakan ada tempat buat saya untuk penerbangan pukul 14.00. Khawatir terlambat lagi saya masuk ke ruang tunggu B4 pukul 12.45. Dalam hati saya bertanya mengapa begitu banyak orang di ruang tunggu tersebut dari anak bayi samoai orangtua yang duduk di kursi roda. Dari beberapa penumpang dan informasi petugas ruang B4, saya mengetahui kalau hampir semua maskapai penerbangan di B4 mengalami keterlambatan terbang 1 – 4 jam. Baik pesawat Lion maupun Sriwijaya, ada yang ke Jogya, Solo, Pontinak, Balikpapapan, Batam, Medan dan lainnya. Tak luput pesawat Sriwijaya yang akan saya tumpangi SJ222 tujuan Semarang yang seharusnya berangkat pukul 14.00 akhirnya diberangkatkan pukul 16.30 dengan alasan pesawat terlambat datang dari Padang. Petugas hanya menyampaikan kata “maaf” dan memberikan 1 kotak nasi kepada penumpang.
Saya berpikir “mungkin saja pesawat Airasia - Q27568 mengalami keterlambatan juga”. Saya sampai di penginapan pukul 19.00 dan harus kehilangan 1 hari workshop yang harus saya ikut. Betapa malangnya nasib beratus-ratus bahkan beribu-ribu penumpang pesawat di negara ini. Konsumen yang datang 30 menit sebelum jadwal keberangkatan seperti yang tertera di tiket dianggap terlambat dan tidak diperbolehkan ikut terbang (dan tiket hangus) sedangkan maskapai penerbangan boleh terlambat terbang sampai berjam-jam dengan hanya berkata “maaf” dan 1 kotak nasi. Begitu lemahnya konsumen dan begitu kuatnya pengusaha. Adakah yang dapat dilakukan konsumen?
Tonggo Uli Yusmaniar Manurung
Jl. Pinus 2 No. 4, Pulau Brayan Bengkel Baru
Medan
Baca Juga
SuratPembaca
Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus.
Akan diproses 1 s/d 7 hari.
Kirimkan Masukan
letstalk@suratpembaca.com
Senin - Jumat
09:00 - 17:00
Sosial