Pada tanggal 31 Maret 2016 jam 16:20 anak saya dari Yogya pulang ke Jakarta dengan menggunakan jasa transportasi Bus Putra Bangsa dengan trayek tujuan Bogor (via Jalan Raya Bogor).
Sekitar pukul 00.30 bus tiba di Brebes dan berhenti untuk mengisi BBM, anak saya meminta ijin ke kondektur untuk pergi ke toilet, dan kondektur pun mengiyakan. Namun saat anak saya keluar dari toilet, bus sudah tidak ada. Sementara barang-barang termasuk dompet dan hp masih ada di dalam bus. Kondisi saat itu hujan deras, dengan dibantu tukang ojek, anak saya mengejar bus, tetapi bus sudah kembali masuk tol.
Akhirnya oleh tukang ojek, anak saya di antar ke kantor polisi terdekat. Dari sana ia menghubungi rumah dan meminta dicarikan no kontak dari bus tersebut. Namun, di web Putra Bangsa tidak tercantum informasi kontak perusahaan. Singkatnya kami menemukan foto kartu nama agen bus tsb di daerah Yogya. Oleh polisi Brebes agen tersebut dihubungi dan diceritakan kronologisnya. Pihak agen pun menyatakan, barang-barang anak saya sudah diamankan dan bus akan kembali menjemput 1 jam kemudian.
Namun dua jam berlalu, tidak ada tanda-tanda kedatangan bus, dan no agen Yogya tidak bisa dihubungi kembali. Polisi Brebes curiga kalau ditipu dan meminta pihak keluarga di Jakarta untuk meghubungi polisi setempat dan memberhentikan bus di Jalan Raya Bogor (tempat anak saya berencana turun).
Sekitar pukul 04.00 kami menuju polsek Gandaria. Singkatnya kami dibantu bapak-bapak polisi, kami mengamati setiap bus yang lewat. Sekitar pukul 05.15 bus Putra Bangsa warna oranye akhirnya tiba namun karena tidak mau berhenti, akhirnya mobil polisi plus sirene pun mengejar.
Bus berhenti 1 km kemudian, di pertigaan Pal Depok, awalnya saat di tanya polisi kondektur mengakui kelalaiannya, dan mengaku sudah di telpon untuk putar balik. Namun sopir menyanggah, ia mengaku tidak tau kalo ada yang turun dan tidak memberi taunya. Tidak merasa bersalah apalagi mau disalahkan. Kondektur kemudian berbalik memihak sang sopir, ia bu saya berdiri di posisi ini tidak ada yang minta ijin. Namun ada penumpang yang menyahut “tadi udah di tunggu-tunggu tapi tidak datang juga”. Terlintas timbul pernyataan kenapa keterangannya berbeda, antara kondektur, sopir dan penumpang. Namun pikiran tersebut teralihkan karena ingin menyelamatkan barang-barang anak saya.
Pak Polisi pun menemani ke dalam bus untuk mencari barang-barang anak saya. Namun barang-barang anak saya tidak ada di kursinya (4B). Ternyata barang-barang tersebut sudah dipindahkan ke kursi di sebrangnya (4D). Muncul pertanyaan lagi, kenapa barang-barangnya berpindah tempat?
Alhamdulillah tidak ada yang hilang, namun kami mengalami kerugian waktu, tenaga dan pikiran yang sangat besar. Anak saya akhirnya pulang dibantu oleh polisi Brebes, diantar ke bus jurusan Jakarta dan diberi ongkos sebesar Rp. 100.000,-.
Semoga ALLAH SWT menjadikan amal ibadah untuk bapak polisi dan tukang ojek yang sudah membantu anak saya dan memudahkan rejekinya dengan berlipat ganda. Aamiiin
Tidak ada pertangungjawaban dan penyelesaian masalah dari pihak bus Putra Bangsa. Kami himbau kepada pihak manajemen PO Bus Puta Bangsa untuk lebih memperhatikan kenyamanan dan keamanan penumpang. Bukankah itu termasuk salah satu visi misinya. Demikian, terima kasih
Baca Juga
SuratPembaca
Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus.
Akan diproses 1 s/d 7 hari.
Kirimkan Masukan
[email protected]
Senin - Jumat
09:00 - 17:00
Sosial