PT KAI
Home > Transportasi & Fasilitas Umum > Fasilitas Umum > Penumpang Sumbat Gang Gerbong, Kru KA Bengawan Cuek

Penumpang Sumbat Gang Gerbong, Kru KA Bengawan Cuek


822 dilihat

Kami naik KA Bengawan dari Stasiun Purwosari menuju Jakarta pada 22 Februari 2015. Perjalanan tepat waktu sesuai jadwal dan kondisi kereta yang terisi seluruh kursinya relatif nyaman sore itu. Namun sekitar pukul 19.30, situasi dan kondisi mendadak berubah. Tiga pria dengan tanpa sungkan menggelar lembar kardus tebal yang telah disiapkan sebagai alas. Mereka berbaring di tengah koridor/gang antara deretan kursi. Entah mereka punya karcis resmi atau penumpang non-karcis, yang jelas mereka dari gerbong lain.

Tentu saja hal itu mengganggu lalu lintas penumpang lain di sepanjang gerbong 3. Karena yang mau lewat harus "melompatinya" dengan kaki naik/menginjak ke jok kursi atau bahkan sandaran tangan sebagai tumpuan agar tak menginjak orang yang telentang di lantai gang gerbong. Tak ada ruang untuk menjejakkan kaki. "Harusnya nggak boleh. Nutupi jalan. Boleh gelar alas di kolong kursi masing-masing.

Nanti di Cirebon akan diperingatkan," kata seorang petugas restorasi yang lewat menjawab pertanyaan yang disampaikan penumpang yang protes. Sang petugas inipun mengaku merasa terganggu. Dia harus susah payah menuju kursi membawa supermi gelas dan teh hangat yang kami beli. Sebenarnya saat itu ada satu petugas satpam KA berseragam biru tua yang sudah mengetahui ada penumpang tidur di gang gerbong.

Tapi entah kenapa ia hanya melihat, memencet telpon genggam merahnya, dan balik kanan tanpa melakukan apapun. Ternyata dari pengamatan, kondisi penumpang tidur mengokupasi gang d antara kursi juga terlihat di gerbong yang lain. Sebagai konsumen yang beberapa hari sebelumnya menggunakan kereta Gaya Baru Malam (harga tiket Rp 130.000), ternyata tiket lebih mahal KA Bengawan (Rp 155.000) tak membuat kondisi lebih tertib dan nyaman.

Untuk menyebut “keunggulan” KA Gaya Baru Malam: AC lebih dingin, di setiap stasiun transit ada kru yang berjalan meminta sampah yang akan dibuang penumpang, dan sama sekali tidak ada orang tidur telentang di gang gerbong. Tampaknya "pelanggaran" semacam itu memang ditoleransi (untuk tak mengatakan diizinkan) kru KA yang bertugas (kondektur dan satpam).

Yang jelas mereka mengetahui adanya fakta itu. Seperti biasa, tampaknya memang selalu ada pengikisan disiplin saat pelanggaran kecil mulai dibiarkan. Dan fakta pelanggaran itu diabaikan dan dibiarkan pimpinan perjalanan di lapangan. Pelanggaran yang jelas mengganggu kenyamanan dan hak penumpang resmi yang membayar tiket dan pasti akan membuat anggaran pemeliharaan bertambah karena sandaran tangan kursi pun jadi injakan kaki.

Jangan sampai kesan adanya kesungguhan PT KAI untuk berbenah menjadi lebih baik yang selama ini mulai tertanam di benak masyarakat (tiket sesuai KTP, menjual tiket sesuai jumlah kursi, kebersihan terjaga, dan pendingin udara) mulai pula terkikis oleh pelanggaran kecil yang terasa sangat menyebalkan bagi yang mengalaminya.



Source : kompas


Baca Juga





SuratPembaca

Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.

Hubungi Kami

Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia

Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus.
Akan diproses 1 s/d 7 hari.

Kirimkan Masukan

[email protected]
Senin - Jumat
09:00 - 17:00

Sosial

suratpembaca apps