Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus. Akan diproses 1 s/d 7 hari.
PT KAI Menurunkan Paksa Penumpang yang Memiliki Tiket Resmi
865 dilihat
Saya pelanggan kereta api yg sudah lama sering menggunakan kereta api khususnya tujuan Jogja – Jakarta pp setiap 1 atau 2 minggu sekali. Untuk kejadian sesuai kronologi berikut: Awalnya saya membeli tiket PSE-Kutoarjo Sawunggalih eksekutif tgl 12 Okt 2014 dan Yogya-Jakarta Argo Dwipangga tgl 14 Okt 2014. Namun karena urusan pekerjaan, keduanya saya re-schedule menjadi tanggal 19 Okt dan 21 Okt 2014 dengan kereta yang sama.
Tiket tgl 19 Okt 2014 tidak ada masalah ketika digunakan sesuai jadwal yg telah di reschedule tersebut. Namun masalah terjadi pada saat menggunakan tiket tanggal 21 Oktober tujuan Yogya-Gambir (Argo Dwipangga). Kereta tersebut berangkat dari stasiun Solo dan berhenti di Jogja untuk mengangkut tambahan penumpang. Saat kereta sampai di stasiun Tugu Jogja, saya langsung naik ke gerbong seeprti tercantum di tiket yg saya miliki Gerbong 6 no 2A).
Namun ketika masuk ke gerbong tersebut, ternyata sudah ada yg menempati, dan memiliki tiket yg sama dengan tempat duduk yang tercantum di tiket saya. Kemudian saya langsung complain ke petugas kereta. Sebelum sempat ditangani, kereta sudah keburu berangkat dan saya tetap berada di dalam kereta dan menyampaikan keluhan ke kondektur ttg hal tersebut. Kondektur yang bertugas saat itu (Waluyo, dari Daop Purwokerto kalau tidak salah) dan rekannya yang bernama Murajimin, memberikan tempat duduk sementara di gerbong restorasi.
Namun masalah kemudian terjadi, ternyata saya diturunkan paksa oleh kondektur (Waluyo) dengan diprovokasi Murajimin rekannya ketika kereta sampai di stasiun Purwokerto kurang lebih pukul 23.15 WIB. Saya diturunkan di Purwokerto dan diharuskan membeli tiket lagi untuk bisa naik kereta kembali. Alasan yang disebutkan PT KAI sungguh mengagetkan, karena dikatakan bahwa tiket yg saya miliki untuk hari itu sudah dibatalkan.
Yang menjadi pertanyaan berikutnya siapakah yang membatalkan tiket saya? Apakah PT KAI bisa dengan seenaknya membatalkan tiket penumpang? Terlebih tanpa konfirmasi kepada penumpang yang bersangkutan. Okelah, karena saya berpikiran harus sampai di Jakarta esok harinya untuk bekerja, mau tidak mau saya membeli tiket lagi untuk tujuan Jakarta malam itu, dengan rencana di kemudian hari hal ini akan saya urus lagi.
Namun semua kereta tujuan Jakarta hari itu sudah tidak ada tempat duduk lagi. Selanjutnya saya ditelantarkan tengah malam di stasiun purwokerto tanpa ada solusi bagi saya. Sementara esok harinya saya harus bekerja, karena status saya sebagai pegawai perusahaan di Jakarta.
Yg menjadi masalah, kenapa saya yang telah membeli tiket, memenuhi kewajiban penumpang dengan membayar tiket kemudian diturunkan paksa di tengah perjalanan, sementara org yg memiliki tiket sama dg saya tetap bias melanjutkan perjalanan. Ini jelas bukan kesalahan saya, karena saya telah membeli dan membayar tiket sesuai kewajiban saya dan membelinya di loket resmi kereta api. Apakah PT KAI yg notabene memonopoli angkutan perkeretaapian di Indonesia bisa dengan seenaknya berbuat semena2 terhadap konsumennya?
Apakah konsumen yg telah memenuhi kewajibannya bisa dengan mudahnya dirampas dan dipermainkan haknya dengan dalih system ticketing yg bermasalah? Alangkah naifnya perusahaan sebesar KAI tidak bisa memberikan solusi dan kebijakan bagi konsumennya, bahkan untuk kejadian semacam itu tidak ada preventifnya. Selalu mengorbankan konsumen dengan dalih sistem.
Mungkin bisa dibayangkan jika yg mengalami hal ini adalah orang yang sudah lanjut usia, atau wanita hamil, atau orang yg secara ekonomi kurang mampu. Bagaimana perasaan mereka kalau setelah melaksanakan kewajibannya membeli tiket dan ditelantarkan di perjalanan. Yang jelas sebagai konsumen saya sangat dirugikan dengan kejadian ini, yang antara lainada beberapa poin kerugian yang saya alami:
- Kerugian yang paling utama adalah waktu, saya kehilangan waktu untuk bisa bekerja keesokan harinya karena tidak bisa kembali ke kota tempat saya bekerja. Dan harus kembali ke kota asal untuk mengurus hal-hal yang tidak seharusnya penting buat saya. Saya jadi kehilangan waktu untuk bekerja, kehilangan banyak waktu untuk keluarga yg secara materi nilainya tak terhingga buat saya.
- Saya dirugikan secara psikis dan pikiran, karena saya ditelantarkan di kota yg tidak saya kenal, harus mencari jalan keluar sendiri tanpa ada tanggung jawab dan bantuan sedikitpun dari pihak-pihak terkait yang menelantarkan saya.
- Secara materi jelas sangat terlihat, saya kehilangan uang untuk tiket yang saya beli, dan juga tiket untuk kembali ke kota asal. Sebenarnya saya sudah berdiskusi cukup alot dengan kondektur saat itu, Waluyo, namun dia selalu diprovokasi oleh rekannya Murajimin untuk tetap meninggalkan saya di stasiun Purwokerto. Sehingga saya terintimidasi oleh mereka ditambah petugas-petugas keamanan.
Ini yang membuat saya cukup dirugikan dan membuat sakit hati. Semoga keluhan saya ini didengar dan ditindaklanjuti untuk kepentingan orang banyak nantinya sehingga kejadian yang saya alami tidak terulang di kemudian hari oleh siapapun. Terlampir saya sertakan bukti tiket yang saya miliki, foto ID/KTP kondektur yg bersangkutan dan data diri saya. Terima kasih.
Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus. Akan diproses 1 s/d 7 hari.