Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus. Akan diproses 1 s/d 7 hari.
Pada tanggal 1 Oktober 2014, saya penumpang Lion air JT024, yang seharusnya menaiki pesawat pada pukul 16.30 dari Jakarta ke Denpasar, tertahan dan tertinggal pesawat, karena perlakuan petugas bagian X-ray Angkasa Pura di Terminal 3 bagian atas, seorang ibu yang mengatakan dia yang berwewang menentukan barang boleh dibawa atau tidak. Saya membawa 3 botol bubuk pencuci piring KIF yang sebelumnya sudah pernah beberapa kali saya bawa tidak bermasalah. Bahkan telah saya tanyakan juga sebelimnya dengan petugas polisi di Angkasa Pura Bali apakah bermasalah kalau saya membawa bubuk pencuci piring tersebut didalam tas kabin saya?
Dijawab seharusnya tidak. Bulan lalu saya hanya memperlihatkan apa yang saya bawa, dan diperiksa isinya, saya diperbolehkan membawanya. Kali ini, saya melewati mesin X-ray dipintu masuk tanpa masalah. Setelah diberitahu apa isi botol yang saya bawa dan ditanya ada 3 botol ya mau dibawa kemana, saya jwaba iya dibawa ke Denpasar, tidak ada pertanyaan lain.
Sudah stress waktu yang mepet dengan antrean panjang untuk membayar airport tax yang hanya dilayani 1 petugas, penumpang JT 24 sudah dipanggil 3x untuk segera masuk kepesawat melalui pintu F, sehingga saya dan 2 penumpang lain dibantu petugas dari Lion Air bisa melewati antrean untuk membayar airport tax. Pada waktu melewati mesin X-ray berikutnya, diperiksa lagi bawaan saya, saya jelaskan isinya bubuk pencuci piring.
Kemudian botol tersebut diserahkan kepetugas dimeja lainnya seorang ibu yang mengatakan botol tersebut harus dimasukan ke bagasi. Saya katakan isinya hanya bubuk, petugas dibawah dipintu masuk memperbolehkan saya bawa, saya sudah sering sebelumnya bawa diijinkan. Dengan angkuhnya dijawab oleh ibu itu, yang menentukan disini. Tidak bisa dibawa ke kabin. Harus dimasukkan ke bagasi dan dibungkus rapi.
Saya lihat pintu F kepesawat masih belum dibuka meskipun sudah diumumkan segera naik pesawat, waktu tinggal 15 menit lagi. Dengan kesal saya berlari turun kebawah untuk memasukan botol-botol tersebut ke bagasi. Pihak Lion air di konter mengatakan pesawat sudah berangkat saya harus re schedule untuk penerbangan berikutnya. Saya tetap mengotot pintu belum dibuka, pasti masih bisa, saya sudah punya boarding pass dan sudah bayar airport tax kenapa tidak bisa, tetap dijawab harus bicara dulu dengan petugas melalui walky talky.
Saya katakan masukan saja kalau begitu kebagasi penerbangan berikutnya, saya naik pesawat yang sekarang. tetap tidak bisa, memakan waktu untuk memanggil petuga Lion lainnya saya ditinggal pesawat. Tetap saya diharuskan reschedule penerbangan dan harus membayar tiket baru. Saya kembali kepetugas di mesin X ray pintu masuk, menanyakan kenapa botol yang diperbolehkan saya bawa oleh petugas diatas tidak boleh?
Setelah dibuka, diperiksa, dikatakan seharusnya bisa ibu bawa. Saya diminta menunggu kepala bagian untuk penyelesaiannya, saya ditanya mau ibu apa? Saya jawab saya hanya mau pulang, tolong masukan saya kepesawat apa saja saya tidak mau bayar tiket baru karena ulah petugas angkasa Pura saya ketinggalan pesawat. Tidak lama datang kepala bagian kantor tetap ditanya saya mau apa, sya jawab saya mau pulang bukan kesalahan saya saya tetinggal pesawat. Akhirnya selteah menunggu beberapa lama, datang si ibu tersebut. Dia mengatakan saya mengeyel, muka saya kesal, dan dia yang berwenang menetukan.
Saya bilang saya ngeyel karena sudah berapa kali saya bawa sebelumnya tidak masalah dan saya sudah kawatir terlambat dengan antrean panjang melewati petugas airport tax dan tidak pernah bermasalah sebelumnya, kenapa kalau tidak diperbolehkan petugas lainnya mengijinkan? Dijawab dia hanya menjalankan peraturan dan wewenangnya memang diatas, petugas lain kurang teliti. Saya tanya boleh saya lihat peraturannya?
Tetap dijawab wewenang boleh membawa barang tetap petugas diatas, dia tidak bersalah menyebabkan saya ketinggalan pesawat karena itu wewenang dia melarang penumpang membawa bawaan. Di antara puluhan petugas, yang lainnya mengatakan tidak masalah, hanya seorang ibu itu saja yang kebetulan ditugaskan di meja atas sebelum pintu keberangkatan. Dengan menunjukan kekuasaannya, merasa tersinggung karena mengganggap penumpang ngeyel dengan sengaja mencari kesalahan penumpang untuk menunjukan bahwa dia yang menentukan dan berkuasa berbuat menyebabkan penumpang dirugikan. Perlukah petugas seperti ibu tersebut ditugaskan ditempat yang sama?
Seharusnya petugas membantu penumpang bukan merugikan hanya karena alasan pribadi merasa tersinggung.
Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus. Akan diproses 1 s/d 7 hari.