Home > Profesional & Layanan Bisnis > Periklanan & Layanan Hubungan Masyarakat > Mempertanyakan Iklan Layanan Masyarakat Chevron

Mempertanyakan Iklan Layanan Masyarakat Chevron


753 dilihat

Jakarta - Membaca iklan Chevron di sebuah harian halaman 2 tanggal 26/09/2008 terkait kontribusi yang diklaimnya di bidang pendidikan di Indonesia timbul pertanyaan seberapa besar sesungguhnya Chevron mengeluarkan uangnya sendiri untuk membiayai
kegiatan yang digambarkan iklan tersebut. Berapa pula besar uang cost recovery yang telah dikeluarkan Indonesia (diwakili BP Migas) sebagai bagian pembiayaannya. Karena saya memiliki pengalaman berbeda dengan Chevron yang "peduli pendidikan".

Bermula pada tahun ajaran 2006/2007. Serombongan utusan Chevron lengkap dengan orang asingnya datang ke Universitas Trisakti mempresentasikan kepeduliannya terhadap pendidikan tinggi di Indonesia serta mengundang Jurusan Geologi, Perminyakan, Mesin, dan Elektro untuk memasukkan proposal kegiatannya guna dipertimbangkan Chevron agar dapat dibiayai. ?

Saat itu Chevron membangun kesan bahwa pembiayaan berasal dari koceknya sendiri. Dengan cakupan program yang sangat luas. Mulai dari student internship sampai pembangunan lab. Dan, yang paling membesarkan hati, keempat jurusan memiliki peluang yang sama.

Dengan bersemangat keempat jurusan tersebut memasukkan proposalnya. Ketika proposal
telah diserahkan dan ditanyakan apakah ada yang diluar konteks yang akan dibiayai Chevron maka person-in-charge (PIC) program ini (Paulus Soeryono) menyatakan bahwa semua proposal dapat diakomodir karena Chevron memiliki kegiatan yang sangat luas sehingga apapun ada di Chevron. Hal itu membuat kami semua merasa senang dan penuh harapan.

Setelah beberapa bulan berlalu tanpa kabar. Saya menelepon PIC yang dijawab bahwa jurusan saya (Teknik Mesin) sangat sulit untuk dibiayai karena bukan program Petrotech bahkan mungkin harus menunggu 5-10 tahun. Saya mulai heran dengan diajukannya "Petrotech" sebagai fokus program. Ketika saya kejar lebih lanjut, PIC menyinggung tentang kecenderungan penciutan cost recovery oleh pemerintah.

Saat saya konfirmasikan bahwa pembiayaan proposal berasal dari uang Chevron sendiri maka dikatakan bahwa itu tidak benar karena pembiayaan program dilakukan melalui jalur cost recovery. Kalau pembiayaan dilakukan melalui cost recovery maka sesungguhnya yang akan membiayai proposal kami adalah Rakyat Indonesia bukan Chevron. Sehingga, tidaklah elok ketika Chevron berulangkali datang ke universitas kami dalam rangka membangun citranya dengan menggunakan uang pihak lain (Rakyat Indonesia). ?

Bahkan, untuk memberikan justifikasi Chevron tidak akan membiayai proposal kami yang dulu dimintanya maka PIC mengatakan bahwa Trisakti tidak masuk dalam radar Chevron. Pernyataan ini sangat tidak logis karena tanpa berada dalam radarnya Chevron dapat sampai di Universitas Trisakti.

Sekarang PIC sangat sulit dihubungi dan tersirat ingin memutus komunikasi. Karena yang bersangkutan mencitrakan dirinya sebagai pengelola tunggal aliansi pendidikan Chevron dengan PTN/PTS. Kami pun kesulitan untuk mengecek keseriusan Chevron. Jawaban PIC terhadap permohonan untuk bertemu belakangan ini sudah diisi dengan prasyarat yang sebelumnya tak pernah ada.

Hal ini lagi-lagi mengherankan mengingat yang mengawali semua ini sesungguhnya adalah Chevron dengan "kepeduliannya" dan dalam berkomunikasi terkesan bahwa tak satu pun dari mereka membaca proposal yang telah kami sampaikan sejak lama. Sehingga atas nama akurasi dan akuntabilitas perlu dicantumkan prosentase kontribusi cost recovery dalam iklan tersebut agar kita memperoleh gambaran konkrit sebesar apa "sumbangsih dan keikhlasanku nyata dalam pengabdian Chevron untuk dunia pendidikan" yang benar-benar dibiayai Chevron.

Hal ini sekaligus untuk memastikan bahwa tidak ada uang rakyat yang dipergunakan untuk kepentingan pembangunan citra oleh perusahaan swasta asing seperti Chevron. Juga, tentunya konfirmasi kebenaran program aliansi Chevron dengan perguruan tinggi di Indonesia sangat diperlukan. Untuk memastikan program ini bukan sekadar fatamorgana yang diciptakan Chevron.

J. J. Luthan
Dosen Jurusan Teknik Mesin
Universitas Trisakti
Jl. Widya Chandra XIII/1F
Kelurahan Senayan
Jakarta Selatan

(msh/msh)






Baca Juga





SuratPembaca

Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.

Hubungi Kami

Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia

Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus.
Akan diproses 1 s/d 7 hari.

Kirimkan Masukan

[email protected]
Senin - Jumat
09:00 - 17:00

Sosial

suratpembaca apps