Iklan Politik dan Situs imf.org Mendekati hari H pilpres ini sangatlah menarik perhatian masyarakat, khususnya iklan kampanye para capres. Beberapa minggu terakhir ini sering sekali muncul iklan politik yang salah satunya dari Forum Penyelamat Ekonomi Rakyat (ForPera) yang menayangkan seolah-olah bahaya neoliberalisme sangatlah akut untuk perekonomian bangsa. Apa lagi ditambah testimonial pengamat ekonomi.
Sebagai masyarakat biasa saya memahami bahwa isu neoliberalisme itu diarahkan kepada pasangan SBY sejak mendeklarasikan wapresnya Boediono. Dalam iklan tersebut menggambarkan bahwa sistem neoliberalisme berkaitan dengan adanya IMF, Bank Dunia, dan lembaga asing lain pada intinya. Dari iklan tersebut juga kemudian memancing rasa keingin tahuan saya terhadap keterkaitan Boediono dengan istilah neolib sebagaimana disebutkan pada iklan. Banyaknya warung internet pada akhirnya membantu saya dalam menyimpulkan keterkaitan Boediono dengan neolib. Saya sangat tercengang ketika saya membuka situs www.imf.org dan pada halaman member tertera Boediono sebagai Governor dan Rahmat Waluyato yang juga komisaris PLN sebagai alternative Governors atau perwakilan dari Indonesia. Selanjutnya hingga kini tak bisa saya membayangkan apa yang akan terjadi apabila RI 2 yang akan membantu Presiden menentukan kebijakan adalah bagian dari IMF yang dikenal masyarakat luas telah merugikan Indonesia.
Sebagai masyarakat yang sejak 2004 mendukung penuh SBY saya merasa sangat kecewa atas cawapres yang dipilihnya. Bukan hanya itu, saya pun kecewa dengan alasan SBY yang terkesan membela Boediono dengan mengatakan Boediono adalah muslim yang taat pada saat deklarasi. Padahal sebelum deklarasi masyarakat melalui koran-koran sedikit tahu beberapa calon lainnya yang ada dikantong SBY seperti Hidayat Nurwahid, Muhaimin Iskandar juga Hatta Rajasa. Artinya terpilihnya Boediono sebagai cawapres SBY adalah secara tidak langsung menyatakan bahwa Boediono lah yang paling taat dibandingkan Hidayat Nurwahid dihadapan SBY.
Pertanyaan yang kemudian muncul jika dapat bertemu dengan capres SBY adalah, mengapa harus Boediono yang bapak pilih dan bukan yang lainnya? Juga bagaimana (jika menang) SBY menghadapi tekanan-tekanan asing? Saya hawatir tidak ada titik temu antara SBY dan Boediono bila hal itu terjadi dan pada akhirnya berpisah di tengah jalan. Wakil presiden kan tidak bisa di-reshuffle sepeti Yusril dulu. Selain itu kemudian, saya terimakasih kepada media massa cetak maupun internet juga iklan politik ForPera. Karena iklan itu saya sedikit mengerti tentang neolib dengan sederhana dan panasnya politik akhir-akhir ini. Ahmad Fathul Wahab Kp. MAsjid Rt. 07/02 Talok, Kresek Kab. Tangerang, Banten
Ahmad Fathul Wahab
Kp. Masjid Rt. 07/02 Talok, Kresek
Kab. Tangerang Banten
Baca Juga
SuratPembaca
Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus.
Akan diproses 1 s/d 7 hari.
Kirimkan Masukan
[email protected]
Senin - Jumat
09:00 - 17:00
Sosial