Sebelum cerita, saya infokan dulu posisi hanamasa di Pluit Village (PV) buat yang belum tau..
Hanamasa terletak di lantai paling atas PV, tepat di sebelah matahari dan temboknya menggunakan kaca bening semua, jadi orang dari luar bisa jelas liat ke dalam dan begitu juga sebaliknya...pintu masuk hanamasa sendiri posisinya di tengah-tengah dan selalu terbuka. Biasanya ada penyambut tamu yang memakai kimono, tapi tadi tidak ada, mungkin karena sudah malam..
Gini ceritanya gan...
Hari ini saya bersama keluarga main ke PV...skip jam 9.30 malam, dan waktunya pulang dan sedang menuju parkiran gedung yang harus lewatin matahari lantai paling atas....
Waktu menuju parkiran saya menggendong anak yang masih berumur 1 tahun 8 bulan dan mau gak mau ngelewatin hanamasa...nah pas di depan pintu hanamasa anak tiba-tiba nunjuk sesuatu di dalam hanamasa terus gesture badannya seolah mau masuk ke dalam tapi tidak saya turutin, namun dia tetap nunjuk-nunjuk..ya sudah saya berhenti di sebelah kiri pintu masuk supaya anak tidak penasaran lagi dengan apapun yang bikin dia tertarik (catat, saya tidak masuk ke dalam hanamasa melainkan berdiri di luar dan membiarkan anak saya melihat ke dalam).
Tidak sampai 10 detik, tiba-tiba dari dalam ada seseorang berseragam hitam yang melambai-lambaikan tangannya dan saya berpikir orang itu sedang ngajak anak saya bercanda…beberapa detik kemudian anak saya ngoceh “balon, balon”, dan ternyata di deket pintu masuk ada beberapa balon dan memang anak saya sedang suka dengan sesuatu yang berbentuk bulat dan berwarna terang seperti balon atau bola-bola…terus saya iseng manggil orang berseragam hitam yang masih ngeliatin terus dan nanya boleh minta satu balon gak….dia jawab “khusus customer pak, silakan jalan saja..”. Saya sedikit kaget dengan kalimat terakhir yang meminta saya jalan saja, makanya saya konfirmasi sekali lagi, “maaf, gimana”, dan orang tersebut kembali menjawab “khusus customer pak, silakan melanjutkan jalan…..”. Saya sedikit tersinggung dengan dia ngusir seperti itu, seperti PV punya moyang dia saja, tapi karena sedang gendong anak jadi saya diamkan…Kejadiannya sendiri tidak sampai satu menit..
Dari kalimat dia itu saya jadi paham bahwa gesture tangan sebelumnya itu bukan melambai ke anak, tapi minta saya berhenti melihat ke dalam hanamasa dan meninggalkan tempat itu…tapi jadinya saya bingung, kenapa dia keberatan saya dan anak melihat ke dalam hanamasa? Toh saya berdiri di lorong jalan, yang merupakan ruang publik dan tidak masuk ke dalam hanamasa walau sejengkalpun…lagipula hanamasanya sendiri sudah sepi dan hanya ada beberapa customer yang sedang asik makan, dan itupun jaraknya agak jauh dari tempat saya berdiri jadi harusnya tidak menganggu…
Buat manajemen Hanamasa, tolong anak buahnya diajari tatakrama dan etiket sedikit, inget lho, bisnis kuliner sedang menjamur, konsumen atau calon konsumen punya banyak pilihan restoran, sedangkan restoran hanya punya calon konsumen yang jumlahnya gak bertambah signifikan…lagipula kalau saya perhatikan dari restoran-restoran hanamasa di mangga dua square, puri indah mall, sport mall gading, PV juga selalu sepi pengunjung dan cuma sedikit ramai kalau week end atau musim liburan atau long week end…hanamasa bisnis jasa lho, jadi sopan santun dan keramahan itu penting…
Sekedar perbandingan saja, ada beberapa contoh keramahan yang saya rasakan waktu makan di restoran minggu ini yang mungkin bisa dipelajari hanamasa…
1. Di PV saya makan di little penang dan saya sudah settle bill tapi istri masih di bawah beli donat, yah sudah saya pesen es teh manis lagi…setelah istri kembali, saya minta bon untuk es teh, namun sama kasirnya dibilang tidak usah, itu complimentary..
Saya sebenarnya hari ini iseng saja makan di little penang dan hampir tidak pernah makan di little penang dan selama ini mungkin little penang berada di urutan paling bawah kalau saya cari tempat makan, namun karena kejadian hari ini menimbulkan kesan positif dan akan bikin ingat terus dengan dengan restoran ini…
2. Hari selasa saya makan di naughty nuri, sebuah restoran bali, dan memang dari dulu restoran ini terkenal ramah….hari itu saya pesan pork satay buat dimakan di tempat, pork ribs dan bakut teh buat bungkus…
Pas lagi nunggu pesanan dan bungkusan, tiba-tiba pelayannya membawa pork ribs, terus saya bilang bukan buat makan, tapi dibungkus, kemudian dia minta maaf. Nunggu beberapa lama keluar pesanan buat makan di tempat, tapi ternyata waiternya salah denger, dia pikir saya pesan pork steak, terus saya bilang bukan pork steak melainkan pork satay…waiter minta maaf lagi dan bawa balik pork steak-nya (tadinya ownernya mau kasih pork steaknya buat complimentary tapi saya nolak)….
Terus setelah selesai bayar bill, tiba-tiba waiternya datang bawa minuman sejenis mocktail gitu tapi gak tau namanya apa, dia bilang itu complimentary dari ownernya karena kesalahan tadi…saya jadi terharu, padahal buat saya kesalahan itu tidak jadi masalah sama sekali, honest mistake lah..terus waktu jalan pulang juga hampir semua waiters mereka minta maaf terus…malah bikin saya gak enak hati…tapi kejadian itu menimbulkan kesan positif yang mendalam..