Jakarta - Kemarin malam, persisnya tanggal 30 November 2009 pkl 19.00 WIB, saya beserta sepupu makan di Pizza Hut Plaza Kalibata. Saat awal datang sudah sedikit tidak menyenangkan. Layaknya anak SD yang tempat duduknya ditentukan oleh guru, saya dan sepupu pun ditentukan tempatnya oleh waiter.
Meja atau sudut tempat yang saya anggap nyaman tidak boleh. Alasannya meja itu untuk 7 orang, meja ini untuk 4 orang, dan kondisi resto sedang ramai. Padahal yang saya lihat saat itu Pizza Hut sedang sepi. Banyak meja kosong. Bahkan, sampai saya selesai makan pun makin banyak meja yang kosong.
Pada saat pesan Pizza, jujur saya dan sepupu tidak hafal nama-nama menu Pizza, kami juga tidak hafal nama-nama pinggiran Pizza. Pelayan yang melayani saya seorang wanita yang saya tidak tahu namanya. Saya memesan Pizza Super Supreme ukuran medium dengan pinggiran keju yang biasa, garlic, salad, Coca Cola, dengan ice cream di atasnya, dan minuman sepupu, saya tidak tahu namanya.
Karena percaya pelayan wanita itu mengerti apa yang kami pesan kami pun tidak terlalu memperhatikan menu apa yang dia tulis. Saat pelayan wanita itu repeat pesanan kami, karena kami juga tidak hafal nama-nama menunya, apalagi pelayan wanita itu bicara seperti lagu rap. Setelah beberapa lama, datanglah pelayan laki, membawa Pizza Super Supreme, namun dengan pinggiran yang berbentuk kipas itu.
Saya merasa bukan Pizza seperti itu yang saya pesan. Lalu pelayan laki itu kembali ke dapur, kemudian selang 5 menit, dia kembali dan menanyakan, apakah saya mau pizza yang tadi saja atau ganti Pizza yang saya mau dengan menunggu lagi 15 menitan.
Pelayan laki itu pun meminta maaf karena teman sesama pelayannya itu salah input saat saya pesan. Saya pun memilih tetap mau Pizza yang dari awal saya pesan dan tidak masalah jika harus menunggu lagi.
Setelah 20 menitan, akhirnya Pizza yang saya pesan pun datang dibawa oleh pelayan wanita yang menulis menu yang saya pesan, sambil berceloteh, pelayan itu mengatakan, "ini Pizzanya, tadi saya repeat pesanannya, tapi mbaknya iya-iya aja, karena mbaknya minta Pizzanya diganti, berarti saya nombok, tapi nggak papa. Terima kasih".
Dengan ketusnya pelayan itu mengatakan begitu dan langsung pergi. Pertanyaan saya apakah begitu cara pelayan Pizza Hut melayani pengunjung yang makan. Sangat tidak sopan. Bicara dengan ketus seperti itu. Terlebih dengan kata-katanya.
Jujur saja, saya tidak tahu jika sistem di Pizza Hut itu ada sistem nombok. Jika pelayan wanita itu merasa keberatan nombok, dia bisa kok, datang ke meja saya, dengan baik-baik, dengan senyum dan meminta saya untuk menikmati saja Pizza yang bentuknya kipas itu, menceritakan singkat kondisi dia supaya dia tidak nombok. Maka saya mau saja menikmati Pizza kipas itu.
Justru saya akan menghargai pelayan wanita itu, daripada dengan sikapnya yang ketus, judes, dan kata-katanya yang menurut saya tidak menyenangkan.
Wahyuningsih Hermawanti
Jl Pengadegan Selatan VII Jakarta
*****@****.***
081385571111
(msh/msh)