Sengsara Membeli Rusunami City Park

Saya sekeluarga membeli satu unit di apartemen bersubsidi City Park pada 30 September 2007, serah terima dan pindah masuk sekitar bulan September 2009. Setelah tinggal di City Park, satu persatu masalah muncul menimbulkan kekecewaan yang amat sangat.

1. fasilitas jalanan/parkiran/taman di antara tower-tower sangat tidak nyaman. - Jalanan/parkiran sering tergenang air, becek dan kotor. - Kabel-kabel listrik besar melintasi gedung-gedung melalui jalanan dan hanya di beri semen diatasnya sehingga seperti polisi tidur. - Didepan pintu gerbang tower H dan tower F (jalan yang dilalui penghuni tower H yang hendak ke food court atau penghuni tower lain yang hendak ke sekolah dan ke pasar) merupakan tanah merah yang basah dan kalo hujan sangat licin, dan dialasi kardus-kardus yang basah terkena hujan dan terkelupas sehingga sangat licin. Disamping itu, ada besi coran yang menancap tanah dengan panjang diatas tanah sekitar hampir setengah meter dengan posisi hampir tegak keatas yang membahayakan jika ada yang terjatuh dan tertusuk ( di depan pintu gerbang). Masalah ini sudah pernah saya bawakan pada pertemuan penghuni, pengelola, developer dan penyedia air bersih disini (pertemuan diadakan karena banyaknya warga yang kecewa dan menuntut diadakan pertemuan ini) tertanggal 20 November 2009. Tetapi, masalah ini dan masalah2 lain yang harus dibenahi developer tidak ada tindak lanjutnya. Bahkan besi coran yang mencuat keatas masih belum dicabut dan tidak ada kejelasan apa maksud besi tersebut berada disana.

2. Masalah jemuran yang terlalu ribet. - Penghuni dilarang pengelola menjemur di luar unit (unit terlalu kecil dan tidak ada tempat untuk menjemur), sementara developer tidak menyediakan tempat menjemur yang layak. - Sebagai solusi sementara, pengelola menunjuk roof diatas lantai 15 untuk menjemur. - Roof diatas lantai 15 anginnya terlalu kencang untuk menjemur sehingga pakaian penghuni sering terbang dan hilang. - Penghuni yang hendak menjemur di roof boleh meminjam kunci roof ke security di lobby untuk waktu 30 menit dengan mencatatkan nama dan no unit. Dan jika terjadi kehilangan kunci, nama yang terakhir dicatat harus membayar ganti rugi Rp. 100.000,-. - Penghuni wajib meletakkan alas plastik untuk menjaga keutuhan waterproof lantai roof.

3. Masalah yang paling besar adalah masalah air. Disini air PDAM yang disebut di brosur tidak ada. Kami menggunakan air yang katanya diolah oleh PT. Siskem dengan memamfaatkan air sumur dalam. Air yang keluar dari kran kami sangat licin, dan sabunnya tidak hilang-hilang. Perabot dapur yang telah dicuci dan mengering berkerak. Banyaknya keluhan penghuni atas kerontokan rambut, dan gatal-gatal sehabis mandi. Air ini dijual kepada kami seharga Rp. 8000,- per kubik. Kami menolak air tersebut dan merasa selain kualitasnya jelek, harganya juga terlalu tinggi untuk ukuran Rusunami bersubsidi. Menurut pihak pengelola, air baku yang digunakan oleh PT. Siskem adalah 100% deepwell yang tarifnya Rp. 14.750/m3 yang dibayarkan ke pemerintah, sehingga menjadi pertanyaan bagi kami, bagaimana perusahaan laba seperti Siskem mau mensubsidi kami disini dengan membeli air deepwell (Rp, 14.750/m3), yang kemudian diproses yang pasti memakan biaya dan penyusutan air kemudian menjualnya ke kami dengan harga Rp. 8000,-/m3 yang sampai hari ini juga belum diberi penjelasan bagaimana hal ini bisa terjadi.

Diatas semua itu, kami juga sadar akan dampak penarikan air tanah dalam terhadap penurunan tanah di wilayah Jakarta yang memicu terjadinya intrusi air laut, banjir dan kerusakan lingkungan. Dengan menulis di surat pembaca ini, kami berharap pihak pengelola dan developer mau lebih memperhatikan apa yang yang kami alami dan menyelesaikan kewajibannya yang merupakan hak kami dengan cepat dan rapi daripada mengejar pembangunan proyek lain (misalnya City Garden).

Disini kami juga mengharapkan pihak pemerintah dan pihak palyja mau turun tangan membantu agar air PDAM bisa menjadi penyedia air bersih kami. Terima kasih. Susiaty.

Susiaty
Rusunami City Park Lt. 15 No. 22
Jakarta-Barat