Maraknya eksploitasi anak yang terjadi di indonesia khususnya di Ibukota Jakarta menjadi perbincangan hangat di masyarakat, karena banyaknya anak dibawah umur yang dipekerjakan mulai dari pengemis, penjual tisu, copet, hingga menjadi pajangan semata untuk menarik rasa iba dari orang lain. Parahnya lagi, anak dibawah umur tersebut dijadikan pajangan dengan cara memberikan minuman keras hingga mabuk lalu tertidur pulas lalu digendong oleh seorang Ibu yang juga pengemis.
Saya seringkali melihat pengemis berkedok “memajang anak tidur” disetiap lampu merah, trotoar, bahkan di stasiun-stasiun besar di Jabodetabek. Sebelumnya sudah ada peraturan yang melarang pengemis serta pedagang kaki lima berkeliaran di jalan. Tetapi saat ini masih banyak pengemis yang melakukan kegiatannya di jalan, khususnya di stasiun Depok Baru, lampu merah Juanda, Stasiun Bogor, Stasiun Bekasi, serta di lampu merah Bekasi arah Kalimalang.
Saya sangat berharap, untuk dinas terkait melakukan sweeping di seluruh jalanan di Jabodetabek agar kegiatan eksploitasi anak berkurang. Mengingat dampak buruk yang ditimbulkan dari pemberian minuman keras kepada anak dibawah umur sangatlah besar bagi perkembang otak dan kesehatan. Saya juga berterima kasih kepada seluruh masyarakat umum untuk membantu mengurangi kegiatan pengemis dengan tidak memberi uang kepada mereka, agar pengemis cepat sadar untuk mencari pekerjaan lain yang lebih bermanfaat.
Annisa Yusriani
Mahasiswa Ilmu Jurnalistik IISIP Jakarta