Belatung di Dalam Coklat Guylian

Beberapa waktu yang lalu saya membeli coklat guylian and tanpa ada rasa curiga saya langsung memakannya. Pada waktu saya akan memakan coklat yang ketiga saya melihat ada belatung di coklat tersebut. Saya langsung kaget dan ingin muntah. Saya kemudian kembali ke toko dimana saya membeli coklat tersebut dan setelah dibuka ternyata semua coklat guylian terdapat belatung didalamnya. Pihak toko kemudian menghubungi PT Nirwana Lestari sebagai importir coklat Guylian.

Setelah beberapa kali menghubungi pihak toko agar pihak importir dapat menghubingi saya, akhirnya Bp Alex, perwakilan PT Nirwana Lestari menghubungi saya. Beliau mengatakan bahwa belatung didalam coklat adalah hal yang biasa, terutama coklat lokal dan jika termakan adalah tambahan protein bagi tubuh. Saya kaget mendengar statement beliau. Kemudian beliau mengatakan ingin bertemu langsung dengan saya untuk menjelaskan permasalahan ini.

Tetapi itu semua hanya omong kosong karena setelah 3 minggu, beliau masih belum bertemu dengan saya. Pada mulanya, seperti yang sudah saya utarakan di telepon bahwa saya hanya ingin agar belatung tersebut dapat diperliksa di lab apakah itu membahayakan bagi tubuh dan agar saya juga di cek apakah belatung/telur yang sudah temakan akan berbahaya bagi tubuh saya.

Tampaknya PT Nirwana Lestari tidak menghiraukan permintaan saya dan tidak pernah menghubungi saya lagi, apalagi memenuhi permintaan saya untuk di tes di lab. Saya sebagai konsumen merasa sangat dirugikan, terlebih lagi ini menyangkut kesehatan saya. Kepada BP POM agar dapat mengecek apakah coklat Guylian layak untuk di konsumsi atau tidak. Dan agak YLKI dapat membantu saya untuk melindungi hak saya sebagai konsumen.

Sebaiknya agar konsumen berpikir ulang untuk membeli coklat Guylian atau coklat yang di impor oleh PT Nirwana Lestari, karena mereka tidak bertanggung jawab atas coklat yang mereka impor dan hanya mau meraup keuntungan semata. Saya memiliki foto dari coklat guylian yang mengandung belatung dan bisa diminta melalui email. Terima kasih.

Benny
Inkopal F22
Jakarta