Home > Pendidikan & Pelayanan Kesehatan > Pelayanan Kesehatan > Pasien RS Mitra Keluarga Depok Tidak Boleh Banyak Bertanya

Pasien RS Mitra Keluarga Depok Tidak Boleh Banyak Bertanya


799 dilihat

Jakarta - Tanggal 10/10/10 jam 15.00 WIB istri saya datang ke UGD RS Mitra Keluarga Depok karena anak saya jatuh dari meja makan dengan posisi terlentang. Setelah anak saya jatuh dia langsung menangis kencang dan ketika di mobil menuju RS Mitra Keluarga Depok anak saya tertidur lelap. Sampai di ruangan UGD pun anak saya masih tertidur.

Di dalam ruangan UGD anak saya ditangani oleh dr Arief Purwiadi dan dicek kondisi badannya serta kepalanya. Suhu badannya terukur 36 derajat Celcius. Dokter tersebut menanyakan apakah ada benjol. Istri saya mengatakan ada teraba benjolan di bagian belakang kepalanya. Setelah itu dokter mengatakan harus CT Scan.

Saat itu istri saya menelepon saya dan saya mengatakan coba dahulu telepon ke dokter anak kita. Oleh istri saya diberikan informasi secara lengkap walaupun tidak melihat kondisi anak kami. Setelah itu istri saya bertanya kepada suster UGD kenapa tidak di-rontgen dahulu. Suster berkata coba ditanyakan ke dokternya kembali.

Istri saya bertanya kembali ke dr Arief, apa perlu di-CT Scan. dr Arief berkata bahwa memang harus di-CT Scan untuk melihat jaringan di kepalanya. Istri saya juga menanyakan apakah anak saya sekarang tidur atau pingsan. dr Arief menjawab dengan nada agak tinggi, "ya itu Bu, makanya harus di-CT Scan biar ketahuan apakah anak Ibu tidur atau pingsan".

Istri saya terdiam mendengar jawaban tersebut. Kemudian saya tiba di ruang UGD dan mencoba membangunkan anak saya. Ternyata bisa terbangun dan memberikan respon yang sangat baik.

Kemudian saya bertanya kepada dr Arief bagaimana kondisi kepala anak saya. Dan, bagaimana kondisi ubun-ubun anak saya apakah ada perubahan. dr Arief menjawab kembali dengan nada emosional.

Saya tidak tahu apakah yang menyebabkan dari tersebut begitu emosinya ketika istri saya dan saya bertanya. Apakah karena dia tahu istri saya menelepon dokter anak kami? Karena, jawaban dari dokter anak saya berbeda dari jawaban dr Arief.

Dokter anak saya memberi jawaban yang bisa membuat kita lebih tenang. Karena, anak saya tidak ada muntah, tidak kejang, dan tidak panas. Kenapa harus langsung di-CT Scan? Sedangkan jawaban dari dokter anak kami adalah harusnya kalau tidak ada gejala tersebut di atas sebaiknya diobservasi dahulu 2 X 24 jam apakah anak saya ada gejala mengalami penurunan kesadaran, muntah, kejang, atau panas.

Dan, informasi dari dokter anak kami, seharusnya dapat diketahui apakah anak kami tertidur atau pingsan dengan memeriksa reaksi matanya. Namun, hal ini tidak dilakukan oleh dr Arif. Mungkin CT-scan adalah salah satu tindakan yang memang harus dilakukan dalam penanganan anak yang terjatuh. Namun, yang kami sayangkan adalah kenapa reaksi dokter tersebut seperti itu dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan kami.

Apakah memang budaya dokter di negara ini adalah bahwa pasiennya tidak boleh banyak bertanya. Karena, hal itu dianggap meremehkan si dokter? Padahal, pasien itu punya hak untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya dari si dokter. Apalagi pasien anak-anak. Terima kasih.?

Yosrizal Ananta Erwinsyah
Jl Nakula II No 55 Depok
*****@****.***
0816701707



(msh/msh)






Baca Juga





SuratPembaca

Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.

Hubungi Kami

Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia

Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus.
Akan diproses 1 s/d 7 hari.

Kirimkan Masukan

[email protected]
Senin - Jumat
09:00 - 17:00

Sosial