Jakarta - Kejadian ini bermula ketika anak perempuan saya yang berusia 1 tahun 3 bulan mengalami batuk pilek dan ada benjolan kira-kira sebesar kelereng di bagian belakang kepala.
Pada hari Senin (23 Mei 2011) kami bawa ke dokter spesialis anak di RSUD Leuwiliang Bogor setelah diberi resep untuk batuk pileknya dokter pun menyarankan untuk menemui dokter spesialis bedah untuk mengetahui lebih jelas mengenai benjolan di belakang kepalanya.
Keesokan paginya hari selasa (24/5-2011) kami bawa anak kami ke dokter spesialis bedah di rumah sakit yang sama, setelah diperiksa oleh dokter spesialis bedah dinyatakan bahwa anak saya harus dilakukan operasi besar pada hari itu juga, karena kalau tidak hari itu maka pelaksanaan akan dilakukan dua minggu lagi.
Awalnya dokter tidak menyebutkan penyakit anak kami barulah setelah saya tanyakan dijawab oleh dia bahwa benjolan itu adalah Tumor, pada saat itu saya dan istri saya panik karena terus terang kami belum siap menghadapi operasi ini yang menurut bayangan kami operasi besar tentulah tidak sedikit biayanya.
Setelah saya dan istri berunding akhirnya kami menyetujui untuk melakukan operasi besar pada anak kami, karena kalau harus menunggu dua minggu lagi kami khawatir dengan kesehatan anak kami.
Setelah menyelesaikan proses administrasi untuk rawat inap dan bedah, anak kami menjalani serangkain test darah dan radiology juga test mantoux kemudian diinfus.
Kemudian kira-kira jam tiga sore anak kami dibawa turun ke ruang bedah di lantai 1 untuk menjalani operasi, begitu sampai di depan pintu kamar operasi ternyata dikatakan oleh staff disana bahwa operasi tidak bisa dilaksanakan dengan alasan Dokter Anestesi Anak tidak berada ditempat karena sedang ada symposium di Bali dan baru akan kembali dua minggu kemudian. Terus terang kami sangat kecewa saat itu setelah apa yg dialami anak kami yg akhirnya gagal dioperasi.
Rabu (25 Mei 2011) kami memutuskan untuk membawa anak kami ke Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor, di sana kami menemui Dr. Solya, dokter spesialis bedah, setelah diperiksa ternyata dikatakan bahwa benjolan pada bagian belakang kepala anak kami hanya Bisul kemudian diberikan obat berupa salep dan untuk kembali setelah beberapa hari.
Senin (30 Mei 2011) kami bawa kembali anak kami menemui Dr. Solya. Dan saat itu juga dilakukan pembedahan kecil (saya tidak tahu istilahnya) untuk mengeluarkan nanah dan darah pada bisul tersebut. Setelah itu anak kami diperbolehkan pulang dan alhamdulillah saat ini benjolan tersebut berangsur angsur kempes.
- Setelah mengalami kejadian tersebut ada beberapa hal yang menjadi pertanyaan kami
- Apa motif dokter spesialis bedah di RSUD leuwiliang yang menyatakan anak kami mengidap TUMOR dan harus dilakukan OPERASI BESAR padahal sebenarnya menurut dokter spsialis bedah di RS Marzoeki mahdi benjolan tersebut hanyalah BISUL .
- Kenapa pada saat itu dokter spesialis bedah RSUD Leuwiliang tetap menyuruh anak kami untuk operasi besar padahal dia tahu anak kami sedang mengalami batuk dan pilek, apakah hal ini diperbolehkan .
- Apakah tidak ada koordinasi antara dokter bedah, dokter anestesi dan pihak lain yang terkait dalam sebuah operasi pembedahan, ini terbukti dari kasus anak kami yg sudah di depan kamar operasi yang akhirnya dibatalkan karena tidak ada dokter anestesi.
BudiBukit Sakinah Blok c17/7 Bogor*****@****.***0818814164(wwn/wwn)