Pada hari Selasa tanggal 11 November 2008, pukul 19.00 WIB, saya dan istri menemani kedua orang tua kami untuk check up ke neurolog di RS Internasional Bintaro. Ayah kami yang seorang pilot GIA mendapat surat rujukan dari dokter tempat perusahaannya bekerja untuk datang menemui dokter syaraf di RSI Bintaro. Tanpa firasat apapun kedua orang tua saya masuk menemui dokter Dharmawan. Sedangkan saya dan istri menunggu diluar.
Kurang lebih 10 menit kemudian orangtua kami keluar dari ruang praktek dokter tersebut dengan wajah bersungut-sungut. Setelah kami tanyakan, ternyata dokter Dharmawan tidak memperlakukan pasiennya dengan baik. Mengingat Ayah kami yang sedang tidak dalam kondisi sehat. Menurut laporan Ayah kami, sesaat setelah masuk ke ruangan, dengan nada menghardik dokter tersebut menanyakan tentang kartu nomer urut pasien. Sekedar catatan, sejak orang tua kami sampai di depan ruang praktek dokter Dharmawan, tidak ada satu orang suster pun yang bertugas untuk menangani calon pasien di ruang tunggu. Tidak ada juga informasi secuil apapun yang menerangkan dengan jelas bahwa calon pasien harus mengambil nomer urut. Tapi dokter Dharmawan tetap bersikeras menegaskan bahwa nomer urut itu penting.
Sikap semena-menanya tidak hanya sampai disitu. Setelah melihat surat rujukan dari dokter GIA tanpa menganalisa lebih dalam, dokter tersebut membuat pertanyaan yang melecehkan Ayah kami. Dia berkata dengan nada sinis " Pilot kok vertigo, sholat aja nggak bisa, gimana mau menerbangkan pesawat ?" " Pilot itu kan latihannya keras, di pontang-panting jadi nggak mungkin vertigo." Jelas hal itu membuat Ayah kami emosi. Setelah cek tensi darah, serta merta dokter tersebut langsung memvonis Ayah kami " Wah, bapak hipertensi nih, jadi malam ini harus langsung di opname ".
Pertama, hal itu membuat kami geram. Kedua, sikap dokter Dharwaman yg semena-mena memperlakukan pasiennya membuat tekanan darah Ayah saya naik, padahal sebelumnya tekanan darahnya normal. Atas dasar apa dia memvonis ayah saya mengidap hipertensi? Jelas sikap dokter tersebut dari awal yang sengaja membuat tekanan darah Ayah saya naik, sehingga dia dapat menjebak pasien untuk diopname. Belum lagi pelayanan administrasi RSI Bintaro yang bertele-tele.
Apakah ini bentuk dari pelayanan kesehatan yang baik terhadap masyarakat? Mengingat RS tersebut bertaraf internasional. Kami sangat kecewa dan kami menghimbau kepada masyarakat luas agar lebih waspada terhadap RS Internasional Bintaro
Anadi Dharmika
Bumi Pratama Timur Blok R no. 3, Dukuh, Kramat Jati
Jakarta Timur
Baca Juga
SuratPembaca
Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus.
Akan diproses 1 s/d 7 hari.
Kirimkan Masukan
[email protected]
Senin - Jumat
09:00 - 17:00
Sosial