Tanggal 2 Juni saya ditelepon orang bernama Nugi dari Platinum Aurora. Pada kesempatan berikutnya bukan hanya Nugi yang menelepon saya, tetapi juga rekannya yang bernama Daniel. Mereka menawari saya kartu pendamping kartu kredit, yang mana bila saya menggunakan kartu pendamping tersebut maka saya akan mendapatkan diskon sebesar 10% dari setiap transaksi yang saya lakukan. Dana sebesar 10% dari setiap transaksi tersebut akan diakumulasikan dalam jangka waktu 3 tahun atau hingga mencapai Rp. 2.350,000.
Dengan dana tersebut saya berhak mendapatkan keanggotaan dan fasilitas dari Platinum Aurora. Sejatinya biaya keanggotaan di Platinum Aurora adalah Rp. 700,000/tahun, namun karena saya termasuk orang yang direkomendasikan, maka saya tidak perlu membayar biaya tahunan melainkan cukup dengan Rp. 2,350,000 seperti tersebut di atas yang hanya dibayar sekali seumur hidup.
Tergiur dengan diskon yang ditawarkan, saya bersedian menerima kedatangan pihak Platinum Aurora di kantor saya. Tanggal 4 Juni petugasnya menemui saya dan memberi saya buku voucher dari Platinum Aurora yang berisi pelayanan Spa, reservasi Airlines dan hotel. Petugas yang datang masih polos, sepertinya anak baru lulus sekolah yang belum menguasai produk.
Penjelasannya tidak saya pahami oleh karena itu dia mempersilakan saya untuk berbicara langsung dengan Daniel melalui telepon genggamnya. Daniel mengatakan bahwa voucher tersebut adalah fasilitas dari Platinum Aurora jadi boleh digunakan atau tidak karena tidak akan menggangu kinerja keuangan saya.
Demikian penjelasan yang diberikan kepada saya. Setelah itu dia meminta saya untuk menyerahkan kartu kredit saya kepada petugas yang datang dengan membawa mesin EDC. Dia katakan bahwa kartu kredit saya harus diregistrasi agar link dengan program diskon tersebut. Setelah digesek ada 3 lembar slip yang harus saya tanda-tangani dan salah satunya saya pegang.
Tanggal 5 Juni saya cek melalui internet banking ternyata muncul tagihan di kartu kredit sebesar Rp.2.356.000 (mungkin yang Rp.6000-nya biaya materai?) Saya telefon Nugi untuk minta penjelasan namun dia bicara terbata-bata seolah tidak mengerti apa-apa, padahal ketika menawari kartu itu dia sangat lancar bicara dengan saya. Dia menyarankan saya untuk bicara dengan Pak Farel.
Saya baru menyadari ternyata saya sudah diperdaya oleh Nugi dan Daniel. Registrasi yang mereka katakan dengan ,menggesek kartu kredit saya pada mesin EDC ternyata dicatat sebagai sales a/n Aurora Spa Bali. Pantas saja Nugi pernah menanyakan berapa limit kartu kredit saya dan berapa tagihan yang belum dibayar.
Sayang sekali pelayanan di tempat berkelas seperti itu harus dijual dengan cara menjual kebohongan kepada orang lain. Tanggal 19 Juni saya coba informasikan masalah ini kepada pihak Platinum Aurora Jakarta. Saya bicara dengan Ricky, dia berjanji akan menyampaikan masalah ini kepada pihak management dan setelah makan siang saya akan dihubungi kembali.
Sampai hari ini tidak ada klarifikasi apapun dari pihak Platinum Aurora. Dengan pengalaman tersebut, saya ingin mengingatkan para pemegang kartu kredit lainnya untuk berhati-hati, dan jangan pernah mengizinkan orang lain menggesekkan kartu kredit anda di mesin EDC dengan alasan apapun, cukup saya saja yang jadi korbannya.
Ella Noerlaela
Bengkok, Dago Atas
Bandung 40142
Baca Juga
SuratPembaca
Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus.
Akan diproses 1 s/d 7 hari.
Kirimkan Masukan
[email protected]
Senin - Jumat
09:00 - 17:00
Sosial