Home > Pemerintah > Informasi > Gilee Ane kena premanisme di Stasiun Pasar Senen

Gilee Ane kena premanisme di Stasiun Pasar Senen


729 dilihat

Hari ini, Senin 16 Maret 2015 ane baru sampai di Jakarta dengan Kereta Api Majapahit sampai di Pasar Senen pada pukul 0400 WIB. Mungkin sudah beberapa kali ini saya mudik dengan jasa KA via stasiun Pasar Senen. Meskipun ane dari kampung Madiun di Jawa Timur, tapi ane tinggal di Jakarta sudah 5 tahun lamanya. Nah, ceritanya ane baru keluar dari stasiun, banyak tukang ojek, porter dan supir taksi narik-narik tas sambil tanya-tanya mau pulang kemana, yah disadari mereka mencari rejeki dengan seperti itu. ane udah nolak berhubung bawaan ane ga begitu berat, hanya orang-orang ini makin menjadi meski sudah ane tolak dengan baik-baik. Yang buat makin kesel tas bawaan ane ditarik-tarik, ane sebagai perempuan wajar dong kalo was-was, ntar takutnya lengah sedikit kecopetan. Akhirnya ane masuk ke Ruang Tunggu Penumpang, biar agak terang dikit baru pulang ke Tanjung Priok. Sekitar pukul 0500 WIB, ane keluar dan mencari taksi rencananya, ada beberapa taksi bodong mangkal. ane ditanyain mau pulang kemana trus ane sebutin tujuan ane, tu supir niat mau rampok apa, sebutin RP 100.000 nyampe tujuan, padahal ane udah biasa pp naik taksi cost kira-kira hanya Rp 50.000, ya ane ngeloyor aja sambil bilang enggak mau. Sekelebatan lewat taksi resmi Ex**** yang kosong, langsung aja ane masuk ke taksi tersebut, tiba--tiba aja para supir dan preman disitu nggedor-nggedor taksi yang ane tumpangi, bahkan hampir terjadi adu pukul. Ane teriakin aja "Hei, kasar amat seh!" ehh, mereka marah-marah ke supir taksi yang ane tumpangi. Bahkan supir taksi yang ane tumpangi hampir turun buat berantem, tapi ane bilang lurus aja jalan. Ane minta maaf ke supir yang ane tumpangin dan ceritain semuanya, trus ane kaget dengan fakta bahwa Stasiun besar seperti Pasar Senen masih ada praktek pungli dan premanisme. Bagaimana kami penumpang bisa merasa nyaman dan aman bila kondisi stasiun kayak begitu. Stasiun Pasar Senen adalah wajah Jakarta secara nyata dan merupakan pintu masuk pariwisata, seharusnya sudah ditertibkan dengan benar untuk moda transportasinya dan tidak mengganggu keyamanan para penumpang. Ane heran dengan praktek premanisme yang dikuasai segelintir orang-orang tamak masih ada meski Pak Jokowi menjadi Gubernur dulunya hingga Pak Ahok yang jadi Gubernur sekarang, dan juga dimana slogan PT Kereta Api Indonesia untuk memberikan kenyamanan masyarakat para pengguna jasa, jangan asal naikin tarif bila pelayanan masih kayak preman.



Source : kaskus


Baca Juga





SuratPembaca

Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.

Hubungi Kami

Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia

Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus.
Akan diproses 1 s/d 7 hari.

Kirimkan Masukan

[email protected]
Senin - Jumat
09:00 - 17:00

Sosial

suratpembaca apps