Blibli Menjual Laptop Rekondisi dengan Sertifikat Postel Palsu

Beberapa hari yang lalu saya membeli laptop merk HP Spectre dari blibli.com seharga Rp 14.600.000 (Sebelum diskon). Sebelum membeli saya sudah menghubungi blibli lewat telepon untuk memastikan bahwa barang yang akan saya beli adalah baru dan bukan barang rekondisi serta barang yang masuk secara resmi ke Indonesia. CS blibli memastikan bahwa barang yang dijual di blibli.com adalah barang baru dan masuk secara resmi ke Indonesia. Saya kemudian melalukan pembelian laptop tersebut dan saya menerima pesanan saya dalam beberapa hari.

Setelah saya terima dan saya lakukan pengecekan, diketahui bahwa barang yang saya beli adalah barang rekondisi. Ini dapat dilihat bahwa nomor produk yang tertera pada fisik laptop dan pada sistem berbeda, dimana nomor pada sistem terdapat tambahan huruf "R" yang berarti barang refurbished.

Jadi ketika barang dari konsumen dikembalikan ke produsen dengan berbagai macam alasan, maka produsen akan merekondisi laptop tersebut dan mem-format ulang semua sistem di laptop dan menambahkan huruf "R" pada nomor produk di sistem yang menyatakan bahwa barang tersebut pernah diretur ke produsen dan dijual kembali sebagai barang rekondisi dan bukan baru.

Tentu saja saya kecewa karena saya membeli barang baru dan bukan bekas/rekondisi, namun yang didapat adalah barang rekondisi. Tentu saja ini tidak sesuai dengan informasi dari CS blibli yang menyatakan barang adalah baru.

Disamping itu, sertifikat postel yang tertempel pada unit laptop saya adalah palsu. Ini dapat dilihat dari nomor sertifikat 16168/SDPPI/2010 (16168/POSTEL/2010) dimana laptop saya baru dirilis pada tahun 2015, jadi bagaimana mungkin sertifikat dikeluarkan pada tahun 2010.

Setelah dilakukan penelusuran pada website postel, diketahui bahwa nomor sertifikat tersebut adalah untuk WiFi PCI Mini Card dan sertifikat tersebut expired pada tahun 2013. Sungguh mengherankan bagaimana blibli bisa mengatakan bahwa laptop tersebut masuk dan beredar secara resmi jika sertifikat dari Postel saja tidak punya. Bukankah seluruh perangkat elektronik harus mendapatkan sertifikat dari Postel?

Saya merasa dijebak dan ditipu oleh blibli, dan kemudian saya menghubungi blibli mengenai masalah ini dan meminta sebuah solusi yaitu saya meminta agar laptop saya ditukar dengan laptop dengan tipe yang sama dalam kondisi baru, bergaransi dan memiliki sertifikat Postel yang asli.

Namun blibli menolak permintaan saya tersebut, padahal saya rasa itu adalah permintaan yang normal tidak neko-neko. Blibli akhirnya menawarkan akan dicarikan produk yang sama secara offline tapi dengan catatan produk hanya bergaransi toko beberapa hari dan tidak ada jaminan bukan barang rekondisi.

Tentu saja saya menolak hal tersebut karena itu seperti membeli kucing dalam karung dan sangat merugikan saya. Saya sebagai konsumen disini merasa sangat dirugikan oleh blibli karena sewaktu saya membeli saya membeli barang baru, dan ketika saya meminta hak saya untuk mendapatkan barang baru blibli terkesan angkat tangan.

Saya mengharapkan blibli dapat bertanggung jawab untuk memberikan kepada saya hak saya yaitu untuk mendapatkan laptop baru sesuai dengan yang saya beli dan sudah saya bayar lunas, terdapat sertifikat Postel asli dan tentu saja jika memungkinkan dilengkapi garansi resmi HP Indonesia.

Bagi saya orang awam, saya rasa menjual produk refurbish/bekas tapi dijual sebagai produk baru adalah sebuah penipuan dan melanggar UU konsumen Indonesia. Saya juga berharap agar pemerintah dapat lebih ketat mengawasi produk elektronik yang beredar dipasaran terutama online.

Dan agar pemerintah dapat menindak dengan tegas bagi yang memalsukan / menyalahgunakan sertifikat Postel yang asal comot seperti pada kejadian saya ini karena ini sangat merugikan konsumen di Indonesia dan agar kejadian ini tidak terulang terus menerus.

Karena ini bukan kali pertama terjadi, jika kita ingat mengenai kejadian sertifikat postel yang asal tempel pada kotak HP salah satu merk di Indonesia yang kebetulan hanya dijual secara eksklusif oleh blibli.