Penerapan kartu jakcard pada transjakarta sangat tidak praktis Pada hari Sabtu tanggal 19 Februari 2011, saya membeli kartu Jakcard di Halte UI setelah ditawari oleh salah seorang sales yang bertugas pada saat itu. Sebelumnya saya telah menanyakan cara penggunaan dan dijelaskan oleh sales tersebut kalau penggunaannya mudah, kartu tinggal ditempel dan saldo akan didebet secara otomatis oleh mesin jackard yang sudah ada disemua halte Transjakarta. Berdasarkan rekomendasi tersebut saya membeli kartu seharga Rp.30.000 dengan nilai saldo Rp. 20.000. Tanggal 21 February 2011 kira-kira jam 08.00 saya memakai kartu itu untuk pertama kali, namun apa yang saya dapatkan sungguh sangat mengecewakan karena ternyata penggunaan Jakcard: 1. Tidak praktis. Dalam bayangan saya, penggunaan Jakcard sudah seperti penggunaan kartu pembayaran MRT di Singapura, yang mana kita tinggal menempelkan kartu pada mesin dan saldo akan terdebet otomatis. Tetapi ternyata, waktu saya menempelkan kartu di mesin jakcard yang terbaca di mesin hanya jumlah saldo awal dan saldo tidak terpotong otomatis. Mesin tetap harus dioperasikan oleh operator dengan menginput nilai yang harus dibayarkan, setelah itu kartu ditempelkan kemesin baru mesin bisa membacanya. Ini artinya waktu antrian yang dibutuhkan jika kita menggunakan kartu Jakcard akan lebih lama dibanding membeli tiket dengan uang cash. 2. Tidak Go Green Yang membuat saya lebih kecewa adalah setelah transaksi berhasil kita tidak serta merta bisa langsung masuk kedalam halte, karena kita tetap diharuskan mengambil karcis dan memberikannya kepetugas jaga. Waktu itu saya sempat berargumen dengan petugas jaga, kenapa sistemnya tidak praktis, tetap harus menggunakan karcis juga (sama seperti sistem konvensional). Jawaban petugas jaga waktu itu “memang harusnya begitu pak!”. Saya tidak memperpanjang lagi perdebatan itu, karena saya yakin mereka tidak akan memberikan solusi. Ini artinya dari pihak Bank DKI/transjakarta tidak ada keinginan sama sekali untuk mengurangi penggunaan kertas/limbah kertas lewat sistem ini. Jadi saya minta kepada Bank DKI dan transjakarta, kalau ingin membuat kebijakan agar orang mau beralih dari sistem konvensional ke sistem otomatis, jangan setengah-setengah aplikasinya. Buat pengguna transjakarta lainnya sebaiknya berpikir dua kali jika ingin membeli kartu Jakcard sebelum sistem yang ada sekarang diperbaiki sehingga anda tidak terlanjur kecewa seperti saya.
Yosaphat L.S Kote
Jl. Percetakan Negara IVb/4, Johar Baru
Jakarta Pusat
Baca Juga
SuratPembaca
Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus.
Akan diproses 1 s/d 7 hari.
Kirimkan Masukan
[email protected]
Senin - Jumat
09:00 - 17:00
Sosial