Penipuan Berkedok Kasus Narkoba
Benar sekali, saya sekeluarga hampir saja menjadi korban dari tindak pidana penipuan melalui telepon. Penipuan yang saya alami menggunakan kasus narkoba sebagai kedoknya. Kasus penipuan dengan modus operandi tersebut jelas bukan yang pertama kali terjadi dan kaskuser bisa jadi merupakan salah korban dari tindakan kriminal itu juga. Namun ada baiknya saya sharing disini agar kalian dapat terhindar dari hal sejenis. Dan berikut ini adalah detail kronologi dari kejadian tersebut.
Kronologi Kasus
Tepat pada tanggal 14 juli 2012 pukul 22.30 WIB, saya dan istri sedang menonton televisi tiba2 ada telp msk dari mama saya, ternyata mama sy berteriak menanyakan saya ada dimana ? " hadi, dimana ...? ada yang telp ktnya ditangkap karena narkoba, istri sy menjawab hadi dirumah baik2 saja kok. dan sy langsung bergegas menuju rumah orangtua saya untuk menenangkan mereka.
menurut mama saya yg mengangkat telepon :
Yang pertama kali dia dengar adalah suara seorang wanita yang sedang sesengukan menangis dan meronta-ronta. Saya berusaha sedapat mungkin untuk menyimak suara tersebut. Disela-sela tangisan dan suara meronta wanita tersebut, terdengar bahwa dia memanggil-manggil sebutan papa/mama atau kakak (mama saya kurang pasti). Masih dalam kondisi ngantuk, mama saya pun mencoba menebak-nebak suara siapakah itu. Dengan setengah menebak, mama saya menyebutkan nama istri saya dan kemudian menanyakan saya, namun pria tersebut hanya membalas dengan mengatakan bahwa dia sedang berada didalam sebuah mobil dan sedang dipukili oleh polisi. Suara itu berkali-kali menyebutkan bahwa saya saat ini sedang bingung, kesakitan karena sedang dipukuli polisi dan ketakutan sembari tetap menangis. Akhirnya wanita itupun (yang mengaku istri saya) menyerahkan telepon dia ke seorang pria lain-nya.
Pria itu mengaku sebagai Aiptu yang bertugas di unit 2 Reskrim Polda Metro jaya. Setelah dia mengucapkan salam dan memperkenalkan diri, sang Aiptu itupun menjelaskan situasi dan maksud dia menelepon saya. Dia menanyakan apakah saya kenal dengan suara wanita yang sebelumnya itu? Mungkin karena masih 1/2 sadar dan limbung, mama saya menjawab seadanya saja. Saya bilang seperti itu suara anak saya, lantas diapun menjelaskan bahwa mereka baru saja menangkap 3 orang pria karena telah tertangkap tangan menggunakan narkoba jenis shabu-shabu. Dan salah satunya saya.
sontak mama saya menangis dan papa saya jg panik.
Sang Aiptu menjelaskan bahwa saya itu tertangkap tangan bersama dengan 2 orang lain sedang memakai shabu-shabu. Sang Aiptu menjelaskan apakah orangtua saya ingin menempuh jalur damai atau membiarkan kasus tersebut dilanjutkan ke jalur hukum dan adik saya itu digelandang ke tahanan polda. Dia menjelaskan bahwa pihak keluarga dari kedua orang lain-nya itu telah memilih jalur damai dengan memberikan dana sebesar 60 juta rupiah kepada para petugas. Bagaimana dengan bapak, ujarnya? kepada ayah saya
Dengan maksud untuk memastikan apakah pria yang dimaksud adalah benar saya, ayah saya minta sang Aiptu memberikan telepon itu ke 'saya' atau paling tidak sang Aiptu; dapat membacakan identitas diri 'saya' , agar saya dapat memastikan bahwa itu benar 'saya'. Sang Aiptu menolak dengan alasan 'saya' sedang berada didalam mobil satunya lagi dan sedang dalam proses interogasi untuk pengembangan kasus tersebut. Semakin ayah saya berusaha memastikan kebenaran informasi mengenai identitas 'saya' itu, semakin sang Aiptu menekan saya dengan menanyakan keputusan ayah saya; damai atau lanjut ke jalur hukum.
Ditengah kebingungan ayah saya menyanggupi untuk mengirim dana sebesar 20 juta rupiah ke rekening komandan sang Aiptu itu. Saya diberi waktu 45 menit untuk segera mengirimkan dana tersebut ke nomor rekening yang nanti akan diinformasikan oleh sang Aiptu ketika ayah saya sudah berada didepan mesin ATM. Selain itu, demi menjaga kerahasiaan dan agar dia dapat memastikan bahwa saya tidak menghubungi orang lain (wartawan, polisi, LSM, dll) dia meminta saya untuk tetap mengaktifkan ponsel saya sampai dengan transaksi berhasil dilakukan.
mama saya mencoba menghubungi saya menggunakan ponselnya yang satunya lagi. Namun saat itu, panggilannya kesemua nomor saya, sama sekali tidak dijawab (karena hp sy mati). Hal ini yang membuatnya masih bimbang, jangan-jangan hal ini benar adanya, bahwa saya itu benar-benar ditangkap. Untung dia menelp istri saya dan hpnya aktif jd terbongkarlah modus penipuan itu.
Ketika masih saya tiba di rumah ortu saya coba mengaktifkan nomor telepon mama saya, dan mendapatkan 1 sms dari sang Aiptu tadi. Berikut adalah isi dari pesan singkat dari sang Aiptu itu:
Knp telpon dr km tdk bpk angkt? y sdh pak kit btlkn prjanjian kt, bpk krmkn sj no REK bpk! biar kami cek uang yang bpk dn anak bpk trpksa km bw k polda, akn km lumphkn k 2 kakiny krn mlwn dn mencoba mlrikn diri swkt km tangkp !!!!
Pelajaran Berharga.
Selalu ada hal positif dalam segala masalah yang kita hadapi. Dengan mencoba untuk meyakini hal tersebut, saya berusaha sedapat mungkin untuk melupakan kejadian (membuat panik) tersebut. gimana klo ada anggota keluarga yang terkena serangan jantung( apa ga repot)
Namun demikian, agar hal semacam ini tidak terjadi lagi kepada anda juga, berikut ada beberapa catatan saya mengenai hal ini:
- Jangan gampang panik. Karena menurut pihak berwajib, modus operandi penipuan seperti ini, memang selalu terjadi tengah malam atau dini hari. Apabila orang yang mengaku sebagai petugas itu tidak dapat membacakan identitas lengkap orang yang mereka tangkap, maka besar kemungkinkan itu adalah penipuan.
- Sedapat mungkin segera melaporkan hal itu ke polisi. Apabila anda sempat mendapatkan telepon seperti itu dimana sang penipu meminta anda untuk tetap meneruskan sambungan telepon-nya, segeralah kekantor polisi dan minta petugas untuk dapat berkomunikasi langsung dengan sang penipu. Karena mereka terlatih dan memiliki metode mereka sendiri dalam menghadapi hal-hal semacam ini.
- Apabila anda sudah terlanjur mengirimkan dana kepihak penipu, segera hubungi bank anda melalui nomor telepon call-center resmi bank anda. Mintalah kepada petugas call-center bank anda, untuk segera memblokir nomor rekening anda dan juga nomor rekening sang penipu.
- Selalu simpan berkas-berkas komunikasi anda dengan sang penipu (bukti transfer, sms, nomor telepon, nama sang penipu, dll) agar memudahkan proses penyelidikan dikemudian hari.
- Kasus penipuan dengan modus sejenis juga terjadi dengan menggunakan cerita korban tabrak lari, harus dioperasi segera, dll.
- Pastikan anda atau saudara anda untuk tetap dapat dihubungi setiap saat. Atau paling tidak, anda memiliki nomor telepon kawan/relasi dekat saudara anda. Sehingga ketika anda tidak dapat menghubungi saudara anda, paling tidak anda memiliki nomor telepon kawan/relasi dia.
- Sedapat mungkin mencari alasan-alasan agar anda dapat mengulur-ulur waktu sehingga dapat memberikan waktu kepada anda untuk berpikir jernih.
Saya tidak menyalahkan 100% pelaku penipuan tersebut, karena dia telah dapat menggunakan kelemahan dan kelengahan keluarga saya. Demikianlah yang dapat saya sharing kepada anda mengenai hal ini. Semoga kita semua tidak mengalami hal semacam ini lagi dikemudian hari.