Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus. Akan diproses 1 s/d 7 hari.
Jakarta - Kurang lebih satu bulan lalu, diantara kemacetan menuju gardu tol pintu masuk dalam kota (Halim) dari arah Cikampek. Dua jalur sebelah kanan kanan yang bertuliskan KHUSUS JALUR GTO (Gardu Tol Otomatis) tampak lebih lengang.
Setelah mendapat informasi hasil tanya sana sini, akhirnya saya membeli e-toll card di bank Mandiri sebesar RP. 250,000,- dengan harapan waktu transaksi lebih cepat dan antrian lebih pendek.
Setelah beberapa hari menggunakan, ternyata di pintu masuk tol Kuningan II saya baru melihat ada promosi e-toll card Mandiri seharga RP. 50,000,- padahal di Bank Mandiri sendiri tidak disediakan nominal lain (lebih kecil dari Rp 250,000,-) waktu itu.
Tetapi dua minggu ini saya malah kapok menggunakan jalur GTO, karena 1. Antrian untuk masuk ke jalur GTO tertutup kendaraan yang menggunakan jalur tersebut. Kendaraan yang tidak masuk jalur GTO ikut mengantri di jalur tersebut dan setelah dekat gardu malah berbelok ke jalur biasa.
Harusnya dari jarak yang? lebih jauh sudah ada peringatan akan adanya GTO yang lebih panjang jalurnya, apakah dengan warna aspal berbeda atau pembatas khusus, sehingga orang tidak mudah pindah jalur.
Sama seperti yang sekarang ini di berlakukan untuk membatasi jalur tol dalam kota dan jalan biasa ke arah cawang.
2. Banyak mobil yang masuk jalur GTO harus mundur kembali karena tidak punya kartu e-toll. Harusnya bisa disiasati dengan sekalian promosi jualan kartu. Keuntungannya selain masyarakat tersosialisasi juga tidak menghambat mobil di belakangnya, padahal ada petugas yang standby berdiri di sebelah mesin tersebut (mungkin mengantisipasi kalau mesin bermasalah).
3. Kartu tidak bisa di pakai walau saldo masih bisa 1 x pakai, sehingga terpaksa pakai uang tunai kembali. Alhasil saya meminjamkan kartu saya ke mobil di depan saya karena saldonya sudah menipis.
4. Ternyata waktu yang di butuhkan untuk menggunakan e-toll card lebih lama 2 detik dibandingkan membayar dengan uang pas.
5. Saat saya membayar di pintu tol Kuningan , disuruh masuk ke antrian gerbang berikut yang ternyata mesin e-payment nya tidak berfungsi.
6. Sudah beberapa bulan ini antrian masuk tol HALIM, kendaraan baik truk maupun kendaraan kecil, berdesakan masuk ke jalur ke 3 dari kiri. Saling berebutan karena lajur 1 dan 2 antrian lebih panjang.
Tidak ada petugas tol yang mengatur seperti yang dilakukan di tol Jatibening (Pondok Gede Timur).? Hal ini menambah kesemrawutan yang terjadi di pintu tol. Apakah mungkin di buatkan loket tambahan? atau jemput bola untuk yang membayar non-elektronik (toh harga tol sama Rp. 6,500) karena kondisi dan kesemrawutan ini sudah berlangsung lama.
Semoga pengelola jalan tol tidak hanya memunguti uang kami sementara kami tidak puas dan stress akan kondisi jalan tol yang selalu macet dan kami berharap ada perbaikan yang bisa di lakukan.
Saya percaya, pengelola jalan tol akan mau dan mampu untuk memberi layanan yang lebih baik lagi. Linda A Bekasi *****@****.*** 0811900283
Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus. Akan diproses 1 s/d 7 hari.