Sebenarnya sebelum menulis surat terbuka ini pun saya sudah sering gemes dengan tribunnews yang suka menulis berita dengan "serampangan", terlebih sebagai media berita yang harusnya memberi contoh kepada generasi muda terutama anak-anak sekolah yang sering diberikan tugas untuk mengutip berita, secara tidak langsung akan terkena dampaknya. Sebut saya tribunnews yang suka menulis dengan kata-kata prokem seperti "gegara", "tetiba", dsb.
OK balik lagi ke permasalahan utama. Saya menemukan sebuah artikel tribunnews serampangan lainnya yang menurut saya sudah kelewat batas dan perlu ditanggapi dengan serius, atau lebih tepatnya mohon tribunnews lebih serius membuat artikel.
berikut link berita tersebut
https://makassar.tribunnews.com/2021...-agar-disembah
Judul yang sangat provokatif, clickbait, serta rentan sekali menyakitkan hati para pemeluk agama Buddha atau bisa dibilang mengina agama Buddha (BTW saya bukan buddist, tapi saya saja kzl)
Yang terbesit bagi para pembaca adalah artikel tersebut menggambarkan betapa aneh dan bodoh serta gilanya ada biksu yang begitu gilanya menyiksa diri sedemikian rupa, berusaha menjadikan dirinya sendiri mumi, dan yang lebih gilanya umat Buddha yang menyembah mumi tersebut.Â
Sudah jadi rahasia umum di Indonesia ini sering sekali ada penghinaan-penghinaan terhadap agama-agama yang sebenarnya muncul dari kebencian serta kurang saling menghargai antar pemeluk agama. Terlebih lagi kesimpang siuran informasi seperti yang dilakukan tribunnews ini yang membuat stigma-stigma buruk terhadap agama-agama makin menjadi-jadi.Â
Pertanyaan utamanya, Apakah benar umat Buddha kerap menyembah mumi-mumi seperti artikel tribunnews tersebut?
Oke kita telisiki artikel ini
Gambar ilustrasi tribunnews bertuliskan "istimewa". Entah apa maksudnya istimewa ini tetapi kok sama dengan gambar yang terdapat di artikel wikipedia berikut ini:
https://en.wikipedia.org/wiki/Sokushinbutsu
Sumber artikel ini ada dikatakan dari "Ancient Origins", tetapi waktu saya mencoba mencari refrensi tersebut ketemu artikel ini:
https://www.ancient-origins.net/hist...ication-003166
Di artikel tersebut tidak ada disebutkan bahwa mumi biksu akan disembah atau semacamnya, tetapi disebutkan dianggap sebagai orang suci atau Bodhisattva dalam agama Buddha.
Setelah dilihat-lihat, artikel tribunnews ini mirip dengan artikel wikipedia dengan link di atas:Â
https://en.wikipedia.org/wiki/SokushinbutsuÂ
Di dalam artikel wikipedia itu terdapat kata-kataÂ
"These mummies have been revered and venerated by the laypeople of Buddhism"
dikutip dari Tullio Federico Lobetti (2013). Ascetic Practices in Japanese Religion. Routledge. pp. 130-136. ISBN 978-1-134-47273-4.
Saya curiga apakah kata-kata ini yang diterjemahkan oleh tribunnews sebagai "disembah"?
Mari kita cek apa sih arti kata "revered"?
revere
verb [ T ]
   formal
UKÂ
 /rɪËvɪÉr/ USÂ
 /rɪËvɪr/
to very much respect and admire someone or something:
Nelson Mandela is revered for his brave fight against apartheid.
[url]https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/revered [/url]
Lalu apa itu "venerated"?
venerate
verb [ T ]
   formal
UKÂ
 /Ëven.Ér.eɪt/ USÂ
 /Ëven.É.eɪt/
to honour or very much respect a person or thing:
Robert Burns is Scotland's most venerated poet.
dictionary.cambridge.org/dictionary/english/venerate
Jelas sekali dari penjelasan cambridge dictionary tersebut, kata-kata revered atau venerated punya arti adalah dihormati dengan sangat. Apakah ini berarti tribunnews dengan liarnya menterjemahkan kata "revered", "venerated" dan semacamnya sebagai penyembahan?
ok ada satu lagi nih artikel dari jref.com (Japan Reference)
https://jref.com/articles/sokushinbu...se-mummies.78/
Di situ juga tidak ada disebutkan soal penyembahan
Balik lagi ke pertanyaan utama, Apakah benar umat Buddha kerap menyembah mumi-mumi atau Buddha/Boddhisatva?
Ini jawabanya dapat Anda baca
[url]https://tricycle.org/beginners/buddhism/do-buddhists-worship-the-buddha/Â [/url]
Jadi sudah jelas tribunnews menulis artikel yang tendensius, bahwa Umat Agama Buddha tidak menyembah buddha/boddhisatva/orang suci melainkan sangat-sangat dihormati sebagai contoh teladan dan inspirasi mencapai kesempurnaan.
Besar harapan saya agar tribunnews dapat menghapus artikel tersebut secara khusus dan siapapun di dunia maya baik portal berita maupun perorangan dan ke depannya lebih hati-hati dalam membuat artikel terutama yang menyangkut agama.
Salam sejahtera untuk kita semua