Kali ini saya masih ingin membahas kasus Anas yang terjerat Proyek Hambalang. Kini saya akan membuka sebuah tabir gelap dan sebuah fakta aktual, dan bisa di kroscek sendiri argumentasi ini, apa itu?
Iya, kali ini saya ingin memberikan penjelasan atas keterlibatan dan ada hubungan apa Anas dan salah satu kader demokrat yang juga menjadi tersangka proyek Hambalang, siapa lagi kalau bukan Muhammad Nazaruddin (Si Topi Colombia). Bukan semata-mata membuka sebuah konspirasi dan aib, tetapi lebih kepada fakta, dan memang benar ini adalah real apa yang saya sampaikan melalui artikel ini.
Siapa yang tidak ngiler dengan mega proyek Wisma Atlet Hambalang. Kini bagai bangkai karena tidak jelas juntrungannya proyek tersebut, tetapi ada suatu hal yang harus di benahi agar lebih terbuka lagi seluruh masyarakat Indonesia atas kasus yang melibatkan para kader demokrat ini. Bendahara Umum M Nazaruddin menjadi orang pertama yang terlibat dan terjerat oleh KPK, sempat kucing-kucingan dengan pihak yang berwajib Indonesia, dan akhirnya diringkus di Kolombia bekerja sama dengan Interpol kolombia.
Aksinya pun tak kalah menarik setelah menjadi tersangka. Penyebutan Anas sebagai orang yang terlibat jadi kehebohan juga, pembantahan Anas pun juntrung keluar juga dari mulut nya, dengan santai bahwa dirinya tak pernah terlibat sedikitpun atas kasus Hambalang.
Ada yang menarik ketika M Nazaruddin tetap ngotot bahwa Anas adalah salah satu orang yang terlibat kasus tersebut. Perlu khalayak ketahui bahwa dahulu Anas dan Nazaruddin sempat menjadi sejoli yang serasi alias sahabat sejati. Kabarnya juga mereka punya sebuah apartemen di Singapura di tempat tersebut, dan loyalitas kedua orang tersebut juga terlihat.
Sedikit bercerita kaitannya dengan Partai Demokrat. Ketika Anas terpilih menjadi ketua umum partai demokrat lantas posisi bendahara umum yang kosong menjadi kesempatan Anas untuk menjadikan Nazaruddin Bendum Demokrat, langsung lah Anas merekomendasikan Nazaruddin menjadi Bendum. Tetapi sekali lagi firasat buruk SBY mengatakan tidak untuk NAzaruddin, tapi inilah tabiat Anas yang serakah, dengan tiba-tiba Nazaruddin sudah langsung menduduki kursi Bendum Demokrat tanpa sepengetahuan SBY dan Anas membantah penolakan SBY, politik kotor itu sudah dimulai dari situ, sampai saat ini.
Masyarakat juga harus menilai bagaimana aksi kedua orang tersebut ketika mengurusi partai. Bagaimana tidak Nazaruddin di DPR saja sudah menduduki 3 kursi penting, pertama Bendum di Demokrat, Anggota, juga sebagai Bendum Fraksi PD di DPR, jabatannya tersebut tidak jauh berurusan dengan rupiah. Posisi strategis tersebut yang membuat nazaruddin mengambil kesempatan dalam kesempitan.
Sampai saat ini ketika dikonfrontir oleh Anas secara langsung kedua orang tersebut tidak pernah tersampaikan, alias tidak ada kemauan keduanya untuk bertemu. Karena kemesraan yang dulu mereka pernah jalin sebagai rekan kerja yang kotor tidak mau terus terbongkar dan juga malu.
Jadi ketika Anas ditetapkan sebagai tersangka begitu gembiranya Nazaruddin, karena teman bandelnya ikut juga terjerat KPK. Jadi inilah bagaimana peran Anas dan Nazar dalam perjalanannya dari dulu hingga sekarang menjadi tersangka, dan Anas juga Nazar pernah menjadi satu bagian.
Baca Juga
SuratPembaca
Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus.
Akan diproses 1 s/d 7 hari.
Kirimkan Masukan
[email protected]
Senin - Jumat
09:00 - 17:00
Sosial