Saat saya selesai berbelanja di Carefour ITC Permata Hijau pada 8 Desember lalu, saya dihampiri oleh seseorang yang ingin melihat struk pembelanjaan saya. Seketika saya refleks bertanya, "Untuk apa ya, Mba?" Karena menurut saya itu merupakan hal yang tidak lazim dan petugas kasir yang menghitung total belanjaan saya pun tidak memberi tahu saya bisa mengambil barang yang saya beli maupun hadiah di pusat informasi.
Petugas yang menghampiri saya bilang kalau dia ingin menjelaskan sesuatu. Saya semakin curiga ketika dia menanyakan mengenai rekening bank mana saja yang saya miliki, apakah saya seorang pengguna kartu kredit. Bahkan dia menunggui saya saat saya mengambil barang yang saya titipkan di pusat informasi.
Saya baru sadar, mbak yang sedari tadi memaksa saya itu adalah seorang sales dari Mega Insurance. Menurut saya, pelayanan seorang sales yang ditunjukkan oleh mbak itu sangat tidak menyenangkan. Pertama, dia menghampiri saya seperti dia adalah seorang penguntit. Kedua, dia tidak memperkenalkan diri saat menanyakan struk belanjaan hingga akhir. Ketiga, saya tidak diberikan duduk saat berada di loket Mega Insurance yang terletak di seberang pusat informasi padahal saat itu ada bangku yang diduduki oleh sales lainnya.
Sales yang menghampiri saya itu menjelaskan produk panjang lebar seperti tanpa memberi saya kesempatan untuk bertanya. Saya coba bertanya, "Ini bisa diklaim di rumah sakit mana aja, Mbak?" Dia bilang bisa diklaim di seluruh rumah sakit di Indonesia.
Saat itu ada empat orang sales, terdiri dari tiga perempuan dan satu lelaki. Tanpa memberi pertanyaan mengenai berapa jumlah premi yang akan saya bayarkan, sales itu langsung menawarkan premi Rp200.000 per bulan. Sampai pada akhirnya, mereka memilihkan premi Rp100.000 per bulan karena saat itu cash yang saya pegang hanya sebesar Rp100.000 dan beberapa ribuan rupiah.
Dari awal, mereka tidak memberi tahu mengenai nama mereka. Menurut saya, hal ini teramat penting untuk membangun kepercayaan. Selanjutnya, mereka tidak menginformasikan bahwa premi awal harus dibayarkan detik itu juga. Jujur, saya sangat kecewa karena cara mereka memenuhi target perusahaan terlihat sangat memaksa.
Setelah form premi saya beres, saya diberikan struk oleh sales pertama beserta nomor HP managernya. Saat saya pulang, saya menghubungi nomor HP si manager tadi melalui Whatsapp untuk menanyakan mengenai prosedur pembatalan.
Saya sungguh semakin kecewa, karena cara sales manager itu membalas pesan saya terlihat seperti mem-push saya supaya tidak mengajukan pembatalan dengan kata-kata "sales bisa kena SP3 (resign) kalo ga sesuai SOP."
Melalui surat pembaca ini, saya sama sekali tidak bermaksud menjelekkan Bank Mega beserta staf-stafnya. Mohon maaf, setahu saya yang namanya resign itu pengunduran diri yang diajukan oleh karyawan ke perusahaan tempat ia bekerja bukan karena ia tidak bekerja sesuai SOP yang ditetapkan perusahaan.
Sales manager itu berulang kali menyampaikan kepada saya bahwa uang tidak bisa kembali sebelum masa premi habis yaitu 3 tahun. Saya tidak langsung percaya karena saya memiliki pengalaman dari bank lain bahwa uang saya bisa kembali sebelum masa premi itu habis.
Setelah saya bertanya terus-terusan, akhirnya sales manager menginformasikan bahwa uang yang telah saya bayarkan bisa embali dalam waktu paling lambat 3 bulan. Sungguh lama sekali prosesnya jika dibandingkan dengan salesnya yang memaksa saya itu.
Melalui surat pembaca ini, saya mohon keseriusan pihak Mega Card dan Asuransi Umum Mega untuk menindaklanjuti keluhan saya.
Baca Juga
SuratPembaca
Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus.
Akan diproses 1 s/d 7 hari.
Kirimkan Masukan
[email protected]
Senin - Jumat
09:00 - 17:00
Sosial