Saya mau cerita sedikit pengalaman saya dengan bea cukai pos Indonesia. Hari senin kemarin saya pergi ke kantor pos Tangerang, tujuannya mau mengambil barang yang dikenakan bea pabean, permasalahannya kalau memang kena bea karena melebihi batas pembebasan pajak sebesar 50 USD pasti saya bayar tetapi harga barang paket saya tidak lebih dari 44 USD dan itu sudah termasuk ongkos kirim EMS, yang seenaknya dianggap seharga total 74 USD oleh bea cukai bandara Soekarno-Hatta.
Foto struk dan paket:
http://i45.tinypic.com/1zg1vc.jpg http://i45.tinypic.com/lwaqu.jpg Sedikit saya jelaskan mengenai pembelian barang dari luar negeri:
Harga barang (Cost / C)
Asuransi (Insurance / I)
Ongkos kirim (Freight / F)
Cost + Insurance + Freight = CIF
CIF = 44 USD
CIF mempunyai pembebasan pajak sebesar $50 USD
CIF - $50 USD = 0 tidak kena bea cukai
Lebih jelasnya bisa dilihat di link berikut:
http://kruwel.com/perhitungan-bea-ma...t-luar-negeri/ Ketika sampai di kantor pos saya diberitahu bahwa saya harus membayar bea tersebut untuk mengambil barang saya, walau sudah saya jelaskan bahwa barang saya hanya seharga 44 USD dan saya membawa struknya, ternyata dari kantor pos tidak bisa membantu saya untuk menghubungi kantor pos bandara. Saya disarankan untuk ke kantor bea cukai di bandara Soekarno-Hatta, saya maklum karena yang membuat dokumen bea tersebut bukan kantor pos Tangerang.
Saya pergi hari ini ke kantor bea cukai di bandara, lokasinya tidak berada dipinggir jalan besar jadi agak sulit untuk ditemukan, sampai saya salah tempat 3 kali. Masuk ke daerah bea cukai dikenakan Rp. 15.000,- (bukan ongkos parkir ya, parkir bayar lagi Rp. 4000,- saat keluar) saya masuk, dimintai KTP lalu ke lantai 2, menanyakan bagian bea cukai lalu diminta tunggu, saat itu saya sudah agak bad mood karena ribetnya urusan kecil seperti ini.
Bagian bea cukai masih ada klien, saya tunggu diluar, sepintas saya lihat para karyawannya ramah-ramah, saya pikir ini akan mudah dan cepat selesai, ternyata pikiran saya salah. Setelah menunggu sekitar 10 menit saya diminta masuk, bertemu dengan Ibu Ani dan Bapak Budi (Nama-namanya saya samarkan ya). Saya jelaskan permasalahan saya bahwa ada kesalahan hitung bea masuk paket saya, mereka menanyakan apa saya pesan paket lebih dari 1, apa saya pernah pesan sebelumnya, apa membawa struk pembayaran kartu kredit (lembar tagihan kartu kredit) saya bilang tidak. Ibu Ani lalu melihat struk dari penjual yang saya print dan diberitahu bahwa seharusnya barang ‘free gift’ yang saya dapatkan itu (hair piece / jepit rambut) itu seharga 30 USD (ini apa2an?) Ibu Ani bilang sendiri bahwa dia tidak melihat isi barang saya tetapi membuat spekulasi seperti tadi, lalu dia berbicara mengenai Badan POM yang seharusnya saya dikenakan charge (dalam pikiran saya kalau memang di-charge BPOM seharusnya tertulis dibagian bawah tarif bea bukannya malah merubah harga / cost barang tersebut seenaknya).
Yang membuat saya heran bahwa tidak ada pernyataan maaf dari bea cukai, kesalahan ada pada dokumen bea cukai yang mereka print, mungkin yang ngetik salah lihat, tetapi bea cukai mencari-cari alasan bahwa kenaikan 30 USD yang dikenakan pada paket saya itu adalah :
1. Harga dimainkan oleh penjual atau saya (pembeli), atau
2. Saya pesan barang barang paket lebih dari satu jadi banyak paket dengan harga dibawah 50 USD, atau
3. Free gift saya seharga 30 USD, atau
4. Barang saya tidak ada BPOM sehingga di-charge lebih
Saya bilang bahwa saya keberatan kalau harga free gift yang saya tidak tahu bentuknya seperti apa itu dianggap seharga $30 USD (Sekitar Rp. 290 ribu) yaitu lebih mahal dari pada harga barang lainnya yang saya beli. Ibu Ani merasa saya terlalu mempermasalahkan tarif bea yang hanya dibawah 100ribu itu (saya mau bilang kalau cari duit itu ga gampang bu, saya cuma karyawan biasa tapi ga jadi bilang).
Option 1 dan 2 itu tidak mungkin karena 1 saya beli dari website luar yang terpercaya dan besar, mana mau mereka mengubah-ubah harga mereka kan punya laporan pajak juga dan saya menggunakan jasa EMS, 2 saya hanya pesan 1 paket kalaupun dicek dengan nama yang tercantum kan pasti bisa ketahuan paket saya ada berapa, yang option ke-3 saya cuma pasang tampang ->
option 4 kenapa kalau memang ada charge dari BPOM itu malah menaikkan harga barang bukannya membuat kriteria baru akan adanya charge barang yang tidak punya nomor POM, saya rasa peraturan tersebut belum ditetapkan, belum ada hukumnya, jika ada kenaikan harga barang tidak sesuai dengan dokumen dari pos luar yang mencurigakan adalah adanya korupsi.
Jika memang ada hukum tersebut kenapa tidak dibuat kriteria bea tambahan tetapi malah menaikkan harga barang, saya sempat marah dengan Bapak Budi, saya bilang ini adalah kesalahan bea cukai kenapa harus mencari-cari alasan bahwa benar adanya harga barang saya $74 USD, bukankah kata maaf saja lebih mudah dan cepat? Akhirnya toh paket saya tidak dikenakan bea pabean karena memang hukum penerapan BPOM untuk barang yang digunakan pribadi dengan jumlah sedikit itu belum ada. Sebaiknya berikutnya jika ada kejadian seperti ini lagi saya harus meminta bukti hukum BPOM akan adanya kenaikan charge cost barang seenaknya seperti itu, semoga keluhan saya bermanfaat, harap berhati-hati, jangan mau dibodohi bea cukai karena kita tidak tahu jelas hukumnya.