Kekecewaan Flight Garuda Indonesia Melbourne-Jakarta
24 July 2012
Transportasi & Fasilitas Umum
Saya Alice M.Gunawan dan ibu saya Suzanne Hidayat adalah penumpang Garuda Indonesia pemegang Garuda Frequent Flyer yang sangat kecewa dengan pelayanan maskapai penerbangan ini. Kami seharusnya pulang ke Indonesia dengan nomor penerbangan GA 717 tujuan Melbourne - Jakarta, pada tanggal 14 Juli 2012 . Hari itu kami dijadwalkan untuk kembali ke Jakarta pada pukul 09.50 Pagi dari Melbourne dengan seat yang sudah kami beli dan book sejak tanggal 25 Juni 2012.Pada saat kami datang untuk check in di Melbourne 3 Jam sebelum keberangkatan, pihak counter check in Garuda memberi informasi kepada kami bahwa seat kami pada flight GA 717 tidak tersedia karena pesawat full,kami dengan beberapa penumpang lain dikorbankan dan harus mengambil rute penerbangan dari Melbourne ke Sydney dengan Quantas Airlines (QF 418), transit di Sydney, pindah pesawat, lalu baru melanjutkan penerbangan ke Jakarta dengan Garuda Indonesia (GA 0713).Kami sangat kecewa dan kaget dengan pihak counter check in Garuda di Melbourne ,pada saat kami protes dengan situasi ini mereka hanya menjawab "Kami tidak tahu menahu dengan adanya perubahan rute penerbangan ibu, mohon di cek dengan counter Garuda di Sydney, tetapi seat ibu akan kami upgrade menjadi Business class di penerbangan dari Sydney ke Jakarta" Ditambah lagi counter check in di Melbourne tidak memberi kami baggage receipt dan meminta kami untuk mengambil baggage receipt di counter Garuda di Sydney. Kami sama sekali tidak tergiur dengan upgrading ke Business class yang ditawarkan dan tidak mengurangi kekecewaan kami terhadap pihak Garuda Indonesia.Sesampainya kami di Sydney, waktu sudah sangat mepet untuk melanjutkan ke penerbangan kami selanjutnya menuju Jakarta. Kami harus berlari-lari ke counter Garuda di Sydney untuk check in. Staff Garuda Indonesia di Sydney sangat tidak ramah dan sangat lama dalam memproses pemberian boarding pass kami. Pada saat kami minta baggage receipt kami untuk di release di Sydney, staff Garuda Indonesia menjawab dengan ketus "Mbak,kami tidak bisa merelease baggage receiptnya, bukan tugas kami, tetapi tugas staff check in di melbourne. Jangan kuatir, bagasi ibu akan tetap sampai di Jakarta." Upgrading ke Business class seat yang dijanjikan juga hanya tipu belaka, kami tetap duduk di Economy class. Lalu kami diburu-buru untuk imigrasi dan boarding ke pesawat. Seharusnya kami sudah bisa tiba di Jakarta pada pukul 14.00WIB, tetapi kami baru tiba di Jakarta pukul 18.00WIB.Kami sudah kehilangan waktu 4 jam dengan percuma karena ketidakprofesional-an pihak Garuda Indonesia. Pesawat dari Sydney ke Jakarta pun harus mengalami keterlambatan selama 1 jam karena menunggu beberapa penumpang dari Melbourne. Di dalam pesawat kami juga mengalami kejadian sangat tidak mengenakan. Kami duduk di barisan emergency seat. Dibelakang kami duduk 4 lelaki Warga negara asing yang sangat mengganggu kenyamanan para penumpang disekitar tempat duduk kami. Mulai dari take off pesawat di Sydney ke-4 orang asing ini tidak berhenti minum alkohol dan sangat ribut. Penumpang yang duduk dibelakang kami dalam keadaan sangat mabuk ini tidak berhenti menarik dan menendang kursi sehingga Ibu saya terganggu.Sempat mereka melempar-lempar sepatu dan membuat ricuh sehingga pihak Imigrasi in flight Indonesia harus menindak lanjuti tingkah laku mereka. Selama 7 jam penerbangan hanya 1 jam terakhir kami mendapat ketenangan dan dapat sedikit beristirahat setelah 4 penumpang itu ditindaklanjuti petugas imigrasi in flight. Tentu sesuai yang kami prediksi,sesampainya kami di Jakarta, bagasi kami bermasalah. Ke-4 bagasi kami masih di Sydney dan baru dapat kami ambil keesokan harinya. Sungguh kami sudah jatuh tertimpa tangga dengan Garuda Indonesia. Apakah penghargaan The Best Regional Airline in Asia and In the World dari Skytrax pantas untuk dimiliki oleh Garuda Indonesia? Alice Marie Hartono G. Jl.Kelapa Lilin 1 blok NG 2 no 12 A , Kelapa Gading Permai Jakarta
1582 dilihat