Surat Pembaca Indonesia

Mudik Pakai Sriwijaya Air Bikin Sengsara

Transportasi & Fasilitas Umum

Mudik tahun ini saya kehabisan tiket pesawat “langganan” untuk tanggal 24 Juli 2014. Meski berat hati, akhirnya saya putuskan untuk beralih ke Sriwijaya Air. Bukan apa-apa. Dulu saya sekeluarga pernah sekali naik Sriwijaya Air dan punya pengalaman yang kurang mengenakkan. Nah, tahun ini saya berharap tak terjadi. Namun nyatanya, kekecewaan itu justru terulang lagi. Saya pesan tiket Sriwijaya Air berangkat dari Jakarta Tujuan Solo untuk penerbangan pukul 15.10 WIB dan tiba di Solo pukul 16.20 WIB, dengan Nomor Penerbangan SJ214. Tiket itu saya pesan 14 hari sebelum keberangkatan. Takut pesawatnya delay, saya buking taksi di bandara Adi Soemarmo pukul 16.30 WIB. Benar saja. pesawat yang saya tumpangi delay alias molor minta ampun. Habis buka puasa atau sekitar pukul 18.10 WIB pesawat baru berangkat dari Jakarta. Saya jelas dirugikan, karena pihak taksi yang saya buking tidak mau tahu atas keterlambatan tersebut. Sementara keterlambatan hampir 4 jam, pihak Sriwijaya Air hanya cukup minta maaf lewat pengeras suara bandara. Tak ada kompensasi apapun! Kecewa saya tak hanya itu. Saat bepergian saya juga bersama istri yang tengah hamil. Sebelum berangkat, saya sudah menyiapkan surat ijin terbang yang dikeluarkan oleh dokter spesialis kandungan di sebuah rumah sakit besar di Bintaro. Namun seorang petugas Sriwijaya Air bernama Samsul mengabaikan surat tersebut. Alasannya, surat itu tak sesuai aturan yang ditetapkan pihak Sriwijaya. Kali ini kekecewaan saya makin bertambah. Boleh dibilang makin sengsara. Betapa tidak. Kalau memang surat ijin terbang harus dibuat minimal 3 hari sebelum berangkat, kenapa tidak dijelaskan sewaktu saya konfirmasi ke CS Sriwijaya Air di nomor 021-29279777 atau saat pihak CS Sriwijaya konfirmasi ke saya dari nomor 021-29279777 sehari sebelum keberangkatan (23/7/2014)? Toh jelas-jelas saat itu saya bilang bahwa saya pergi bersama istri yang tengah hamil. Akhirnya saya harus ikuti aturan, periksa ulang istri di bandara dan merogok kocek lagi buat administrasi. (Sebelumnya petugas bernama Samsul itu bilang bahwa pemeriksaan tidak ada biaya). Semoga ini jadi pengalaman buat yang lain.


1126 dilihat