Dirampok Jestar di Bandara Changi
18 June 2014
Transportasi & Fasilitas Umum
Senin, 16 Juni 2014, seharusnya saya terbang dari bandara Changi di Singapura ke Yangon di Myanmar. Perjalanan yang sudah saya tunggu-tunggu dan rencanakan sejak lama dan kali ini rencananya pergi seperti kalau kita pergi ke semua negara ASEAN, tanpa visa. Namun, pagi itu saya ditolak oleh Jetstar untuk terbang dengan penerbangan 3K581 dari Singapura ke Yangon dengan alasan saya tidak punya visa untuk masuk ke Myanmar. Walau sudah ngotot habis bahwa orang Indonesia sudah tidak perlu visa lagi untuk masuk Myanmar, petugas check-in dan supervisor di counter Jetstar pagi itu tetap tidak memperbolehkan saya terbang. Bahkan si supervisor laki-laki ini berkata dengan agak meremehkan: “Even Singaporeans have to apply visa if they want to go to Myanmar!” (Apakah maksudnya kita sebagai bangsa Indonesia sepantasnya jangan protes kalo mereka minta kita apply visa?) Rasanya saya cukup tersinggung dengan perkataan tersebut. Langsung saya stress berat, bukan hanya tiket Jetstar yang hangus, tapi juga hotel yang sudah di-booking dan dibayar, transportasi yang sudah dibayar, juga tiket ke Singapura (dan pulang balik ke Jakarta), dan tentunya waktu yang hilang karena semua sudah direncanakan dengan matang. Belum terhitung hilangnya kesempatan menulis artikel untuk China Daily Asia Weekly yang sudah mereka pesan. Saya pergi ke kedutaan Myanmar di Singapura tapi tidak bisa dapatkan jawaban karena bagian visa sudah tutup, namun penjaga bilang bahwa visa hanya bisa diminta oleh warga Singapura di sana. Telpon ke kedutaan Myanmar di Jakarta tidak nyambung. Kalau memang saya perlu visa, maka saya harus mengurusnya di Jakarta. Jadi diputuskan pulang ke Jakarta. Keesokan harinya, saya menelpon ke kedutaan Myanmar, dan menurut mereka sejak tanggal 9 Juni 2014, orang Indonesia sudah tidak perlu visa lagi ke Myanmar. Jadi saya benar sudah ngotot pada petugas check-in Jetstar di bandara Changi, tapi apa yang bisa saya lakukan kalau pihak airline tidak memperbolehkan saya terbang? Untuk itu saya menuntut kompensasi atas kehilangan uang tiket, hotel, transpor, waktu, dan hilangnya pendapatan dari artikel-artikel yang bisa saya tulis yang dirampok Jetstar di Senin pagi itu. Saya rasa sebagai airline yang punya penerbangan ke Myanmar, sudah seharusnya petugasnya (apalagi supervisornya) up-date dengan perkembangan yang terjadi di Negara-negara ASEAN ini.
716 dilihat