Surat Pembaca Indonesia

Lagi-lagi Pengalaman Buruk Menggunakan Lion Air

Transportasi & Fasilitas Umum

Mungkin ini hanyalah satu dari puluhan atau ratusan keluhan serupa terhadap maskapai penerbangan Lion Air. Pada tanggal 25 Maret 2014, saya hendak melakukan perjalanan dari Jakarta (CGK) ke Kota Mataram, Lombok (LOP). Tanpa transit dengan pesawat Lion Air JT 650, yang menurut jadwal berangkat pukul 20.00 WIB.Saya tiba di terminal A bandara internasional Soekarno-Hatta pukul 18.30 WIB dan langsung masuk ke counter check in. Setelah check in dan menyerahkan bagasi berupa satu buah koper, petugas sempat memberitahukan bahwa boarding time adalah 19.30 WIB di gate A8. Saya berpikir bahwa penerbangan ini pasti tidak akan terlambat karena jadwal penerbangan memang seharusnya pukul 20.00 WIB.Saya kemudian bergegas membayar airport tax dan masuk ke salah satu tempat makan karena masih cukup waktu sebelum ke ruang tunggu. Selama menunggu (masih di dalam terminal A), saya benar-benar mendengarkan setiap pengumuman yang keluar dari sistim informasi Lion Air dan saat itu tidak satupun yang memanggil nomor penerbangan saya.Karena waktu sudah menunjukkan pukul 19.30 WIB maka saya mulai menuju ke ruang tunggu di gate A8. Saat berjalan, saya melihat di layar monitor bahwa penerbangan JT 650 sudah berstatus Final Call. Saat itu saya bergegas dan tiba di gate A8 tepat pukul 19.40 WIB, kemudian saya bertanya ke salah satu petugas Lion Air perihal penerbangan ke Lombok.Petugas menjawab bahwa pesawat sudah take off dan saya dinyatakan tertinggal pesawat. Saya bertanya mengapa pesawat sudah berangkat padahal ini baru pukul 19.40 WIB? Jawab mereka, “Silakan Bapak turun ke tempat Duty Manager di depan counter check in nomer 10”.Di kantor Duty Manager, saya ditemui oleh 4 orang petugas pria yang tampaknya bukan manajer alias petugas biasa.Saya sampaikan keluhan dan dijawab bahwa saya sudah tertinggal pesawat karena kesalahan saya yaitu tidak berada di ruang tunggu gate A8 tepat pukul 19.30 WIB. Saat itu petugas tersebut juga mengatakan bahwa ada penumpang lain yang mengalami nasib serupa pada penerbangan yang sama (menunjuk ke seseorang di dalam kantor).Lalu saya tanyakan lagi apakah pesawat yang hendak saya tumpangi itu di landasan pacu atau sudah take off? Salah satu petugas menjawab bahwa pesawat sudah mengudara. Saya menunjuk ke jam bahwa saat ini masih pukul 19.50 WIB, mengapa pesawat yang dijadwal pukul 20.00 WIB sudah take off? Mereka hanya mengarahkan saya untuk ke kantor sales tiket agar bisa membeli tiket penerbangan berikutnya.Kejadian ini benar-benar membuat saya heran. Biasanya pesawat Lion Air itu delayed kenapa yang ini berangkatnya dipercepat? Saya ditinggal pesawat jelas-jelas bukan kesalahan saya. Saya bahkan menunjuk salah satu poster yang dipasang di sisi kanan kantor check in. Di sana tertulis bahwa gate ditutup 15 menit sebelum jadwal penerbangan.Saya sudah melapor ke gate 20 menit sebelum penerbangan pukul 20.00 WIB dan dikatakan bahwa pesawat sudah take off. Ketika saya usulkan ke petugas di kantor Duty Manager untuk mencopot poster tersebut, dijawab dengan “Baik pak, nanti akan kami copot.”Sekali lagi, kejadian ini hanyalah salah satu pengalaman buruk menggunakan maskapai Lion Air. Penerbangan ini hanya membuat saya kehilangan uang sebanyak Rp. 1.462.600,00 untuk tiket baru plus airport tax percuma, waktu untuk menjalankan tugas sebagai seorang dokter sebanyak 2 hari. Karena penerbangan keesokan harinya full-booked bahkan untuk maskapai lain, serta repot memikirkan nasib koper saya yang berangkat duluan ke Lombok.Meskipun demikian, saya juga tahu bahwa masyarakat Indonesia masih tetap akan menggunakan jasa maskapai ini walaupun ada ribuan/ jutaan kasus buruk karena toh harganya yang murah. Mau murah minta nyaman? Apalagi selamat?


1261 dilihat