Surat Pembaca Indonesia

AC Lion Air Mati (Lagi), Terlambat Pula

Transportasi & Fasilitas Umum

Beberapa waktu yang lalu saya memesan tiket Lion Air CGK-SRG untuk orang tua saya dan rekan-rekannya untuk penerbangan tanggal 3 Oktober 2013 JT512 (berangkat pukul 13:00) sebanyak 9 (sembilan) orang penumpang. Adapun kode bookingnya adalah BZADCT (a.n. Liem Ngoe Djieng), KUTSKI (a.n. Asari Sudjana), YKXSTB (a.n. Tjandraningsih Moeljadi). Karena alasan teknis, penerbangan tersebut dibatalkan dan dialihkan ke JT516 (berangkat pukul 14:50).Berhubung saya tidak setuju, saya meminta penerbangan dialihkan ke JT506 (berangkat 11:20), yang ternyata berangkat sekitar pukul 13:35 dan berarti delay sekitar 75 menit. Hal ini terpaksa saya maklumi mengingat kondisi kedisiplinan penerbangan tanah air yang entah sampai kapan akan seperti ini. Yang lebih saya sesalkan adalah keluhan dari orang tua saya mengenai mesin pendingin pesawat yang mati sehingga mereka merasa kegerahan dan mulai sesak nafas.Saat itu mereka belum mengetahui kejadian serupa yang dialami pesawat Lion air beberapa waktu yang lalu. Saya sebenarnya tidak ingin mengekspos masalah ini ke media. Akan tetapi, karena sulitnya menghubungi pihak maskapai (sudah saya coba ke tiga nomor layanan yang berbeda) dan selalu beralasan customer service sibuk setiap saat sehingga tidak bisa menjawab panggilan saya, terpaksa saya minta pertanggungjawaban pihak maskapai melalui Kompas.com.Perlu diketahui beberapa penumpang sudah cukup lanjut usia dan tentunya menurut penjelasan pihak maskapai (untuk kasus JT775 rute Jakarta-Manado) pesawat seharusnya tidak diperbolehkan terbang jika mesin pendingin mati mengingat pesawat dalam kondisi hampa udara.Saya tegaskan bahwa tarif penerbangan Lion Air sebenarnya tidak tergolong murah (9 orang x Rp 521.000) jadi seharusnya mengutamakan kepuasan pelanggan. Bandingkan dengan maskapai lain yang lebih murah tetapi pelayananannya tetap memuaskan dan tidak ada insiden AC mati.


928 dilihat