Surat Pembaca Indonesia

Barang Rusak di SN CARGO Tapi pihak SN CARGO main lemparlemparan

Transportasi & Fasilitas Umum

Pada 31 Januari 2019 kemarin saya mengirimkan paket ke SN CARGO atau PT. SURYAGITA NUSARAYA dengan nomor AWB SMU No. 14368572. Paket berjumlah 3koli dengan berat total 17kg berisi makanan basah, kue, kacang dan pie susu.  Sebelum ada kabar bahwa barang rusak, ada kejanggalan yang menurut saya aneh, yakni perhitungan tarifnya. Pihak Denpasar yang dalam kasus ini berhubungan dengan saya ialah Pak Yudhi. Sedari awal saya sudah meminta untuk dihitungkan tarif port to port saja karena customer memang selalu mengambil sendiri paketnya di gudang SN CARGO SORONG. Nah, memang selalu, karena ini bukan pertama kalinya kita kirim paket makanan ke Sorong via SN CARGO. Namun, tarif yang muncul seperti terlihat pada foto, adalah tarif door to door. Pak Yudhi menyatakan bahwa lebih baik dibayar sesuai nota (tertulis door to door) saja karena nanti kalau misal dibikin port to port notanya maka akan ada biaya pengambilan lagi di gudang. Nah saya berasumsi biarlah tetap sesuai perkataan Pak Yudhi agar customer saya terima beres nantinya. Seandainya tarifnya lebih mahal, saya siap menanggung ongkirnya. Tapi bisa dicek bahwa saya sempat berdebat mengenai perhitungan tarifnya. Saya mengerti kalau misalkan ditotal akhir, jumlah nominal yang saya bayarkan akan sama jika ditambah biaya pengambilan di gudang dan sebagainya. Tapi saya tidak mengerti, apakah Pak Yudhi paham beda tulisan di nota port to port dan door to door? Alangkah baik dan lebih jelas jika di nota tertulis port to port. Biaya tetek bengek lainnya silakan ditulis SECARA RINCI di nota tersebut. Jadi customer juga bisa memahami bahwa tarifnya memang adalah port to port. Dan ada biaya tambahan lain. Siapa sih yang tidak tahu bahwa ekspedisi banyak lahan basah yang bisa dimanfaatkan? Saya tidak menuduh Pak Yudhi bermain disini, tapi kemungkinan seperti itu jadi terpikirkan oleh saya, mengingat perbedaan tarif yang nanti juga dibuktikan oleh customer saya. Spoiler for Pertama dan Kedua: Persoalan kedua, setibanya di Sorong, paket terbuka atau bisa disebut jebol. Customer mengaku bahwa barang rusak tercecer. Bisa dimaklumi karena itu makanan dan saya menyelipkan ice gel. Fungsi ice gel akan tidak maksimal jika paket jebol dan mengakibatkan makanan mudah rusak. Kemudian customer dengan wajar marah di SN CARGO dan menyatakan ketidakpuasannya. Apalagi beliau diinfo oleh pihak SN CARGO SORONG bahwa harus komplain ke pihak SN CARGO DENPASAR karena barangnya tidak dikarungin. Tambahnya lagi, SN CARGO DENPASAR dibilang nakal oleh pihak SN CARGO SORONG. Well sampe sini sebenernya saya tidak terlalu memahami cara kerja SOP mereka. Pihak manapun yang salah seharusnya mereka ambil tanggung jawab, kan sama-sama satu naungan SN CARGO? Kalau saling lempar dan menyalahkan, customer yang jadi korban lalu gimana nasibnya? Solusinya apa? Nah parahnya pihak SN CARGO SORONG tidak memberikan solusi berupa penulisan berita acara komplain. Menurut pihak SN CARGO DENPASAR setelah saya menyampaikan uneg-uneg di atas, Pak Yudhi berkata seharusnya customer membuat berita acara di SN CARGO SORONG. Di sini customer dan saya juga agak bingung, SOP mereka itu bagaiimana sih kalau ada paket bermasalah/rusak? Jika seandainya Pak Yudhi benar, maka pihak SORONG yang lalai tidak memberikan berita acara atau memandu customer dan memberikan solusi untuk komplain. Jika pihak Sorong benar, maka Pak Yudhi salah dan hanya mengada-ngada mengenai berita acara yang harusnya ditulis di Sorong. Mana yang benar? Entahlah, saya dan customer hanya minta pertanggungjawaban dari siapa saja boleh toh mereka sama-sama dalam naungan SN CARGO. Spoiler for Ketiga dan seterusnya: Ketiga, pihak SN CARGO SORONG yang berhubungan dengan saya, Pak Fahmi, tidak memberikan jawaban yang solutif. Malahan menyalahkan customer kenapa ga bikin berita acara dan kenapa buru-buru pergi. Saat saya bertanya lalu gimana solusinya (setelah saya ceritakan berita lempar-lemparan di atas), beliau hanya bilang susah, dan selanjutnya WA saya dibaca saja, seperti langganan koran, tapi koran gratisan. Btw Pak Fahmi yang pandai, tidak perlu repot-repot ngotot membahas mengenai customer tinggal dimana. Memang alamatnya di Sorong, tapi beliau ada urusan ke pulau jadi ga bisa berlama-lama di kantor SN SORONG. Lagian tuh masalahnya bukan customernya tinggal dimana, tapi masalahnya saat komplain dan marah-marah di SN SORONG tidak diinfo suruh bikin berita acara. Sampe sini paham masalahnya pak? Awalnya memang saya mengira customer tidak tinggal di SORONG karena beliau saat itu buru-buru mau ke pulau supaya tidak ketinggalan kapal. Tapi sekali lagi, masalahnya bukan tinggal di SORONG atau tidak, ah.. apa perlu saya ulangi pak? Spoiler for Pelanggan koran gratisan: Apa yang kami minta? Jelas pertanggungjawaban dan kejelasan. Aktiflah dalam menyelesaikan komplainan customer. Tidak lempar-lemparan. Kami juga sibuk bos, ga ada waktu terus-terusan untuk melayani permainan lempar-lemparan.  Dan karena WA saya tidak mendapat balasan dari Pak Fahmi, maka saya tidak akan meladeni chat dari beliau via WA. Saya hanya akan meladeni pihak SN CARGO siapapun itu, via forum Kaskus ini. Disini semua bisa menilai dan jika dalam waktu 3 x 24 jam tidak ada tanggapan dan pertanggungjawaban, maka thread ini akan saya abadikan (tidak akan saya hapus) dan saya anggap SN CARGO tidak bertanggung jawab.  Spoiler for Thread sudah diketahui pihak SN CARGO: NB: Thread ini saya buat atas persetujuan dari pihak customer. Pak Yudhi selaku pihak SN CARGO DENPASAR juga sudah saya info mengenai adanya thread ini, jadi tidak ada alasan untuk tidak membalas jika mau bertanggung jawab. UPDATE: Hingga 12 Maret tidak ada tanggapan dari pihak SN CARGO, saya sudah menginformasikan pada Pak Yudhi tapi beliau hanya beralasan nda paham Kaskus. Silakan diambil kesimpulan sendiri ya gan.


926 dilihat