Surat Pembaca Indonesia

#opini Jalanan Rusak

Transportasi & Fasilitas Umum

Jalanan Rusak, Tanggung Jawab Siapa?   Sudah menjadi tradisi bagi para perantau di kota- kota besar untuk mudik (mulih udik) atau yang biasa disebut pulang kampung di saat lebaran tiba. Namun jalanan untuk para pemudik sepertinya belum siap untuk digunakan. Banyak ruas jalan yang masih berlubang dan rusak yang dapat membahayakan para pemudik. Berdasarkan data dari Wagub yang akrab disapa Gus Ipul mengatakan, dari data kondisi jalan di Jatim pada semester I, sekitar 1.224,745 Km atau 86,189 persen jalan mantap. Sedangkan jalan yang tidak mantap 196,255 Km (13,811 persen) terdiri dari rusak berat 23,825 Km dan rusak ringan 172,43 Km. Banyak aksi yang dilakukan warga untuk memprotes masalah jalan yang berlubang ini salah satunya dengan menanam pisang dijalanan yang berlubang. Lalu mengapa jalanan berlubang ini hanya diperbaiki saat menjelang lebaran saja? Mengapa perbaikan jalan tidak dilakukan jauh-jauh hari saat jalan mulai rusak? Jalanan rusak memang tanggung jawab pemerintah, karena memang adanya dana untuk perbaikan infrastruktur. Bahan dan material untuk pembuatan aspal sebaiknya kualitas terbaik agar jalan raya tidak cepat rusak. Pemeriksaan dan perawatan berkala juga diperlukan agar kerusakkan parah dapat dihindari. Namun kita sebagai warga sebaiknya ikut menjaganya karena kita juga sendirilah yang memakai fasilitas tersebut. Kita bisa menjaga fasilitas tersebut dengan tidak merusaknya. Contohnya tidak ugal-ugalan menggunakan jalan raya. Kita sering terlena saat menggunakan jalan raya yang baru diaspal, biasa dibuat untuk kebut-kebutan. Kita juga bisa membantu proses pemeliharaan jalan raya dengan segera melaporkan jika ada kerusakan jalan, agar kerusakan tidak semakin parah. Pihak pemerintah atau Dinas Pemeliharaan Jalan Rayapun juga harus dengan sigap menanggapi laporan dari warga. Dengan kerjasama yang baik antara pemerintah dengan warga untuk menjaga fasilitas umum tersebut, maka kerusakan jalan raya yang parah dapat dihindari. Bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati.   


760 dilihat