Surat Pembaca Indonesia

Kebijakan Grab(Grabbike) terhadap pengemudi bisa membahayakan penumpang

Transportasi & Fasilitas Umum

Salah satu FAKTOR PENTING dalam berkendara adalah KONSENTRASI pengemudi. Dan grab paling juara dalam membuat keputusan yang membuat para driver yang katanya disebut mitra.... Menjadi frustasi dengan segala keputusan sepihak. Bukan kah yang namanya mitra itu biasanya duduk bersama dalam kondisi yang sama tinggi dulu dalam membicarakan prospek bisnis kedepan? Atau kalaupun grab masih enggan menyebut drivernya dengan sebutan karyawan ("sapi perah" menurut para driver). kenapa gak sebut aja grab menjual sebuah "franchise" transportasi yang dijalankan secara mandiri oleh drivernya?? Bukan kah dengan seperti itu lebih elegan...?? Ohhh iya.. gw lupa... Grab kan perusahaan aplikasi yah? Bukan perusahaan transportasi... TERUS NGAPAIN NGURUSIN TEKNIK TRANSPORTASI DRIVER..?? Jadi gini yahh... Kalaupun manajemen males kenalan ama driver dan menganalisa tipe2 driver yang dimiliki oleh grab, sini gw coba bantu... Jadi ada beberapa tipe driver antara lain : 1. Ada yg tipe pangkalan 2. Ada yg tipe penjelajah 3. Ada yg gabungan keduanya. Intinya, gak bisa semua dipukul rata harus ambil orderan, karena gak semua pilih pilih orderan demi keuntungan pribadi, ada juga yg krn kondisi. Lagian coba dipikir lg, siapa yg bikin driver jd pilih pilih order cuma mau orderan jarak dekat aja dan gak mau ambil jarak jauh? Bukan kah kebijakan tambahan jaminan argo dan insentif berdasarkan banyaknya tarikan itu yg bikin orang jd berlomba lomba ambil jarak dekat?? Trus kalau driver jd seperti itu lalu mau dihantam dengan sistem penugasan agar driver tidak pilih pilih orderan? Ibarat bunuh tikus pake bazooka.... Target manajemen kena, tapi driver lain ikut kena getahnya. Bukan cuma gw, tapi beberapa teman yg lain jadi pada takut narik, karena resiko terpental jauh akibat jarak orderan yg gak bisa diantisipasi, apalagi dengan tidak adanya maksimum jarak orderan, membuat driver ketakutan dan khawatir. Bila sebelumnya kalaupun abis nganter jauh driver bisa pilih orderan pulang, sekarang driver khawatir malah akan lanjut dapet orderan ke arah yg lebih jauh lg dari rumah. Kebayang gak sih kalo rumah di priok dapet penugasan ke kp. Rambutan, dr situ niatnya mau pulang malah dapet penugasan lg ke depok, abis itu lanjut sampe bogor.. iya kalo drivernya cowo, anak muda, macho, dan ganteng ky gw mah gpp.... Bhhahahahahaaa.... Lah kalo drivernya ibu ibu atau bapak bapak yg kadang saking polosnya karena gak bisa milih lg, trus maen terima aja kan kasian juga. Tidak jadi masalah kalau grab punya sistem rekruitmen dengan standar TNI / POLRI, dimana semua lulusannya punya standar kemampuan fisik, intelegensi, dan mental yang kurang lebih setara semua, jadi kalau cara kerjanya mau dipukul rata semua pun oke aja Akan tetapi kalau memang grab bersikeras ingin semua driver sama rata mengambil orderan penugasan yang masuk tanpa perduli itu driver laki laki atau perempuan, muda atau tua, ibu ibu maupun bapak bapak, dari tanjung priok sampai ke bogor, dari bekasi sampai ke tangerang.... Well.... Gw cuma bisa bilang Selamat grab.. ANDA TELAH MENEMPATKAN PENUMPANG ANDA DALAM BAHAYA. https://www.change.org/p/grabid-kebijakan-grab-terhadap-pengemudi-membahayakan-penumpang?recruiter=551354315&utm_source=petitions_share&utm_medium=copylink ===================================== Sebenernya ini tulisan, petisi buat ke management grab.. tp penting juga buat customer & pembaca tau daleman kita2 para driver, aturan sudah memaksa kita mengambil job tanpa tebang pilih, yg kadang jauh diluar kenyamanan driver 1. jarak terlalu jauh 2. medan jalan & daerah yg nggak kita tau Kadang kita stamina udah turun, pengen ambil jarak2 dekat aja.. krn sistem assignment harus terlempar jauh lagi.. Apa agan agan nyaman duduk dibelakang driver yg jalan terpaksa? please be wise jgn memilih layanan hanya semata-mata pertimbangan TARIF. mau jalan pake TARIF MURAH dgn RESIKO BESAR? Ini kendaraan roda dua gan, FAKTOR SAFETY harus jd pertimbangan utama dalam memilih layanan :


2754 dilihat