Pandora si Iblis Jalang
19 May 2016
Transportasi & Fasilitas Umum
Anginpun kini kimpoi dengan segerombol bambu di sudut gelapnya hutan Berdesir lirih, menggambar tawa menjadi penyambut jatuhnya daun- daun dari bambu yang sama Kini nampak sebuah tarian liar yang kadang tak terlihat oleh jiwa- jiwa gentayangan para pecandu malam Meliuk elok dan luwes menggenggam kosongnya ruang yang justru membuatnya amatlah gemulai Dan para pecandu itupun hanya bergeliat dalam rona gelapnya bambu sembari cekikikan tak karuan Histerianya menjadi nyanyian setan pengiring tumbal diatas cawan dan bejana iblis yang mereka puja sebagai tuhan Sosok tuhan bagi jiwa-jiwa gentayangan sebagai buah dari binalnya perkimpoian Yang tenang ketika ribut dan chaos ketika angin menari tenang Jiwa yang ketika dunia mati mereka hidup dan bak bedebah ketika sebatang lilin mulai menyala Iblis tanah adalah sahabatnya, sosok pemangsa di alam dasar yang siap memangsa segala bentuk kehidupan yang dekapannya menjadi lonceng sebuah kematian Dan pelukannyalah yang menjadi penutup tarian liar sang daun yang malang.
723 dilihat