Kecewa dengan Banyaknya Copet di KRL/Commuterline
05 May 2015
Transportasi & Fasilitas Umum
Pagi ini, Selasa 5 Mei 2015, dikarenakan kondisi motor saya yang mendadak mogok, mendorong saya untuk berangkat ke kantor menggunakan KRL / Commuterline. Yang ada di dalam benak saya selama ini, KRL adalah sarangnya copet. Tapi mengingat kinerja direktur KAI belakangan ini, saya pun percaya saja perjalanan saya akan aman. Saya berangkat dari Stasiun Pondok Ranji menuju kantor di bilangan Tebet pada pukul 7.40 Pagi. Menurut petugas ticketing, saya harus transit di Tanah Abang kemudian pindah ke jalur 6 yang menuju Manggarai. Perjalanan sudah saya duga akan penuh sesak dengan orang yang berangkat kerja. Musibah pun datang pada saat saya tiba di Tanah Abang dan sudah menaiki kereta menuju Manggarai sekitar pukul 8.10 Pagi. Pada saat kereta baru melaju beberapa menit dan tiba di stasiun Karet, saya menyadari handphone saya lenyap dari kantong celana depan! Padahal celana yang saya gunakan adalah jeans pensil yang cukup ketat di bagian saku. Saya pun bergegas menuju kantor, mencoba menelpon kembali handphone saya, berharap si pencopet akan mengangkat dan mau mengembalikan walaupun saya harus membayar beberapa ratus ribu. Nihil, nomor saya mati pertanda sudah dicabut simcardnya. Saya menghubungi bagian kehilangan dan sudah dibuatkan laporan dengan nomor kasus 05365740, beberapa jam menunggu respon dari bagian kehilangan, mereka juga gagal menemukan handphone saya. Sungguh saya kecewa dengan transportasi KRL / Commuterline ini. Saya pikir perbaikan kinerja yang dilakukan direktur KAI (dimulai dari Ignatius Jonan) bisa menghilangkan copet sepenuhnya.Ternyata di hari pertama saya menggunakan KRL, saya langsung dibuat trauma dan tidak mau lagi menggunakan layanan KRL. Apalah gunanya peningkatan pelayanan, peremajaan armada, dan kebersihan stasiun, jika kita bepergian dengan diliputi rasa tidak aman. Mohon tanggapannya.
860 dilihat