Surat Pembaca Indonesia

Kualitas Layanan Blue Bird yang Terus Memburuk

Transportasi & Fasilitas Umum

Setelah serangkaian kisah kekecewaan yang saya alami dengan layanan Blue Bird, apa yang terjadi malam ini mewajibkan saya untuk menuliskannya disini. Pengemudi tersebut (nomor lambung dan nama ada di saya) sudah saya arahkan untuk menempuh jalur tertentu dan beliau mengatakan tahu dengan mantap. Oleh karenanya saya percaya dan tidak terlalu memperhatikan jalan, hingga ternyata terlewat karena merasa terlalu jauh. Ketika saya komentar, beliau berdalih bahwa tadi macet dan tidak bisa ambil jalur yang dimaksudkan serta tak lupa ngotot kalau jalurnya benar. Saya pun protes karena persoalannya bukan itu, tetapi jalur yang dipilih lebih macet. Setelah beliau terus ngedumel, dibelokanlah lagi ke jalur lain yang sudah jelas antriannya panjang. Ketika saya protes, beliau langsung ngambek dan berkata "Ganti mobil saja Bu! Saya mau pulang saja!" tak lupa celotehan semi curhatnya. Saya tidak mau turun langsung di lokasi tersebut dan menyebutkan salah satu mall terdekat. Tak jauh dari situ, ada taksi Blue Bird lain yang kosong dan saya disuruh naik taksi tersebut, "ganti mobil saja Bu disini!"; tentunya saya tidak mau dan kembali menekankan kalau saya mau di mall tersebut dan tidak perlu mengatur. Beliau mengantarkan saya ke mall terkait sambil terus berdecak penuh kekesalan. Ketika tiba, akhirnya saya turun dan membayar biayanya dan melihat ekspresi beliau yang menyeringai penuh kepuasan dan mengejek seakan berhasil mempersulit hidup saya. Setelah kekecewaan-kekecewaan yang saya alami dengan layanan Blue Bird serta usaha menyampaikan beberapa diantaranya melalui layanan umpan balik yang disediakan (misalnya call center dan twitter), namun tidak mendapatkan tanggapan maka kali ini harus melalui media publik. Apakah memang sudah merasa sebagai jawara di industri ini sehingga kualitas pengemudi tidak lagi diprioritaskan? Apakah memang sekarang orientasinya adalah memperbanyak armada dan keuntungan belaka? Dan lantas, apakah kelakuan seperti ini dikarenakan penampilan yang kurang "wah" sehingga berpikir bisa disemena-menakan? Sungguh menyedihkan! Apalagi jika lantas hanya melalui sarana surat pembaca seperti inilah, suara konsumen didengar dan ditindaklanjuti.


1014 dilihat