Surat Pembaca Indonesia

Extreme Kuliner Global TV Tak Beradab

Profesional & Layanan Bisnis

Jakarta - Extreme Kuliner. Pas pertama melihat iklannya di Global TV saya langsung juling. Nih pasti tayangan yang mempromosikan untuk membantai binatang yang selayaknya tidak dimakan dan dilindungi. Hanya untuk memenuhi nafsu paling primitif manusia. Dan ujungnya adalah satisfaction. Kepuasan yang berhasil memuaskan hasrat primitif. Walau itu sampai mengorbankan makhluk lain. Kayak kurang resources atau bahan untuk dimakan. Itu host, apa gak malu, kelihatan banget serakah. Ga malu-malu makan. Bahkan sangat bangga memperlihatkan dirinya melihat seluruh proses pembantaian. Dan, di akhir pembantaian masih aja tega dan punya selera untuk makan. Serakah. Ditambah lagi peraturan UU tentang satwa liar yang dilindungi dalam suatu rangkaian penangkapan hingga menjadi santapan. Hal ini bertentangan dengan UU No 5 tahun 1990 pasal 21, menyatakan menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup; menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan mati; mengeluarkan satwa yang dilindungi dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia; memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh, atau bagian-bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia; mengambil, merusak, memusnahkan, memperniagakan, menyimpan atau memiliki telur dan atau sarang satwa yang dilindungi. Mohon tindakan dari KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) perihal hal tersebut. Mari kita nobatkan sebagai host-nya icon bahwa manusia itu serakah sampai ga puas dengan apa yang diperbolehkan untuk makan sehingga mencari-cari apalagi yang bisa dimakan. Kebetulan yang malam itu saya lihat tentang sate landak. Besok ke depannya bisa otak monyet yang dimangsa langsung dari tempurung kepalanya dengan kondisi si monyet masih hidup --konon, makanan ini benar adanya. Bagi muslim, memakan hewan melata jelas dilarang apabila hewan tersebut bertaring, melata, memakan bangkai, dan sejenisnya. Pertanyaanya apakah si pembawa acara "Extreme Kuliner" Global TV itu muslim atau bukan? Kalau muslim kenapa harus mencari/menjadi pembawa acara kuliner murahan seperti itu? Kalau mau mencari sensasi (bangga dilihat sebagai jiwa yang tak mengenal takut, jijik) bukankah ada cara lain yang lebih elegan? Begitu banyaknya acara kuliner di TV-TV swasta pada waktu yang lalu. Kini datang Global TV menghadirkan 'santapan' ekstrimnya yang kebablasan.DeviantyJl Dr T Mansur No 9 Medandev0775@yahoo.com08121062337(msh/msh)


959 dilihat