Babinsa Sebagai Tulang Punggung Petani
05 January 2018
Pertanian, Pertambangan & Konstruksi
Awal mulanya pemerintah meminta kepada institusi TNI AD untuk membantu para petani dalam meningkatkan hasil pertaniannya. Hasilnya sekarang kita rasakan sentuhan Babinsa dalam membantu petani. Babinsa sebagai pendamping petani tapi pada hakekatnya menjadi tulang punggung dalam membantu petani. Kegiatan Pendampingan yang dilaksanakan Babinsa bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para petani mengenai pentingnya penanaman dan pemeliharaan padi yang merupakan bagian dari program pemerintah yaitu tercapainya swasembada pangan. Bintara Pembina Desa atau yang lebih dikenal Babinsa merupakan garda terdepan, yang berhadapan langsung dengan masyarakat. Babinsa berada di bawah Koramil sebagai organisasi struktural yang memiliki wilayah tugas di desa atau kelurahan sebagai pembina. Seorang Bintara Pembina Desa memiliki wilayah tanggung jawab bervariasi, dari satu desa hingga beberapa desa. Tiap Kodim pasti punya Koramil model tempat para Babinsa itu ditempa. Intinya, bagaimana mengubah mereka dari personel satuan tempur menjadi personel satuan teritorial yang siap pakai sebagai pembina di desa. Secara pokok, tugas Babinsa meliputi mengumpulkan dan memelihara data pada aspek geografi, demografi, hingga sosial dan potensi nasional di wilayah kerjanya. Berkaitan dengan program pemerintah dalam swasembada pangan dan melibatkan Babinsa, tentunya kita akan bertanya-tanya, apa yang akan dikerjakan oleh Babinsa karena bertolak belakang dengan kemampuannya sebagai militer, sementara tugas barunya sebagai pedamping dan sebagai penyuluh pertanian yang tidak terjamah oleh penyuluh dari pertanian. Dengan pikiran yang jernih, kita semua perlu memandang persoalan secara proporsional dan terukur serta yang paling penting kita perlu menanamkan prasangka baik, sehingga dengan semangat dan jiwa kejuangan yang tinggi ini persoalan bangsa seberat apapun akan terselesaikan. Biarkan merak bekerja, dalam situasi negara aman seperti sekarang ini, kepedulian TNI AD mendukung pencapaian kedaulatan pangan patut kita hargai dan berikan apresiasi. Kita harus yakin bahwa kepedulian TNI AD bersifat murni dan semata-mata dilandasi oleh tugas negara mendorong kedaulatan negara dan bangsa, salah satunya melalui kedaulatan pangan. Berangkat dari asumsi pemikiran untuk mendukung pemerintah dalam mensukseskan swasembada pangan, TNI AD bertekad untuk mendukungnya, tercapainya ketahanan pangan nasional pada tiga tahun mendatang. Untuk menjawab hal tersebut, TNI AD melalui Babinsa yang telah tergelar di pelosok-pelosok desa, dipandang memiliki potensi sebagai penggerak dalam mendukung terwujudnya ketahanan pangan, sehingga desa-desa yang menjadi wilayah binaannya akan dapat menjadi "Lumbung Pangan". Konteks ketahanan pangan mencakup aspek yang luas, tidak hanya pada peningkatan produksi pangan tetapi juga menyangkut hal lain seperti kesejahteraan petani dan melimpahnya pangan. Tentu tidak salah melibatkan TNI sebagai pendamping petani dalam rangka percepatan target swasembada. Karena Babinsa selalu memberikan motivasi, dorongan dan ide-ide yang positif, dan bermanfaat bagi lingkungan termasuk masalah kesulitan yang dihadapi oleh petani, seperti pupuk, pengairan, masalah harga padi yang dipermainkan oleh para tengkulak dan banyak lainnya yang bisa Babinsa selesaikan dengan baik. Keterlibatan Babinsa di masyarakat terukur dan teruji, sebelum diterjunkan ke masyarakat terlebih dahulu dibekali ilmu teritorial yang isinya mempelajari lingkungan dimana iya bertugas dan termasuk diterjunkan untuk pendampingan para petani dalam mewujudkan swasembada pangan yang dicanangkan oleh pemerintah saat ini. Babinsa dikursuskan terlebih dahulu untuk mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh dinas pertanian tentunya, yang menyampaikan materi pertanian para pakar dan insinyur pertanian yang berpengalaman. Oleh sebab itu Babinsa yang diterjunkan untuk pendampingan para petani tidak usah diragukan lagi kemampuannya, karena mereka sudah dibekali dan diinformasikan apa kesulitan para petani di lapangan. Melalui pelatihan-pelatihan ini, hingga saat ini di setiap Kodam rata-rata sudah ada lebih dari 1000 anggota yang telah mengikuti pelatihan dan siap melakukan tugas pendampingan. Mereka diberi bekal pengetahuan bagaimana cara melakukan pembenihan, menanam yang baik, pemupukan dan pengetahuan praktis pertanian lainnya. Berbicara soal kesiapan Babinsa sebenarnya sudah cukup banyak yang selama ini berperan dalam membantu petani di wilayah tugasnya, bahkan banyak pula Babinsa dan Danramil yang menjadi praktisi pertanian atau jadi petani. Di luar tugas pokoknya, mereka selain membina para petani juga ikut bertani, terutama para Danramil dan Para Babinsa yang bertugas didaerah yang memiliki potensi pertanian. Kami yakin TNI Angkatan Darat tidak akan mengambil alih tugas atau fungsi dari penyuluh atau sarjana pertanian yang manapun. Babinsa yang telah menguasai metode pertanian pun tidak lantas mengecilkan peran para penyuluh dan praktisi pertanian yang sesungguhnya. Secara pasti Babinsa justru akan bahu membahu dengan para penyuluh pertanian lapangan melakukan upaya bersama untuk meningkatkan produktifitas pertanian. Pada peran seperti itu. Babinsa memang menjadi motivator, fasilitator, dinamisator dan bahkan ada yang mampu menjadi inovator bagi kelompok tani di lapangan. Apapun sebutannya, Babinsa akan selalu melakukan pendampingan dengan tujuan akhir tercapainya program swasembada pangan. Sejauh ini peran Babinsa itu sudah mulai dilakukan secara bertahap dan mulai meluas baik dalam cakupan wilayah binaannya maupun kualitas pendampingan di semua wilayah di tanah air. Konkritnya, ketika ada daerah yang belum terdapat tenaga penyuluh pertanian, Babinsa bisa mendampingi dan memotivasi petani agar bercocok tanam dengan tata kelola yang baik. Mulai dari pembenihan, menanam, saat terjadi serangan hama atau terjadi masalah dengan irigasi, hingga penanganan saat masa panen tiba. Namun manakala penyuluh hadir di desa itu, maka sepenuhnya tugas itu dilaksanakan oleh penyuluh, Babinsa hanya memberi dorongan semangat kepada para petani.
916 dilihat