Surat Pembaca Indonesia

Nanaban Tei Mengecewakan

Pertanian, Pertambangan & Konstruksi

Pada hari Sabtu, 4 Mei 2013 sekitar jam 12.30, saya bersama istri dan kedua anak saya makan siang di restoran Nanaban Tei–Thamrin, diseberang restoran McDonald-Thamrin. Saat itu pengunjung hanya sekitar 3-4 meja dari sekitar 20 meja yang tersedia. Karena jenis makanannya adalah daging mentah yang dimasak sendiri (barbeque) dan saya tidak ingin jam tangan saya terkena cipratan minyak, saya melepas jam tangan saya tersebut dan menaruhnya di atas meja dialasi dan ditutupi kain lap dari restoran berwarna oranye. Pada jam 14.00, saya selesai makan dan karena anak saya yang kecil sudah mulai gelisah, saya segera beranjak pergi ke kasir dan membayar tagihan saya.Saya telah teledor dan meninggalkan jam tangan saya tersebut masih terlipat lap tangan di atas meja. Sekitar 2 menit kemudian, istri dan kedua anak saya menyusul dari meja ke kasir yang hanya berjarak 3 meter, dan saat itu saya dan istri saya masih memperhatikan meja saya yang langsung dibersihkan oleh 3 orang pramusaji, dan pengunjung disebelah meja saya masih duduk di meja masing-masing. Ruang diantara meja saya dan meja di sampingnya cukup berjauhan dan dibatasi oleh sekat kaca. Setelah meninggalkan restoran, 20 menit kemudian saya teringat dengan jam tangan saya tersebut dan segera memutar balik kendaraan saya kembali ke Nanaban Tei.Selama perjalanan kembali, saya mencoba menelpon dan berkomunikasi dengan Pak Kevin (manajer restoran). Saya menanyakan beliau tentang jam tangan saya tersebut dan setelah sempat dicari oleh beliau, jam tersebut tidak ditemukan. Hingga saya kembali ke Nanaban Tei dan bertemu dengan Pak Kevin beserta para pramusaji, dimana saya sempat ricuh dengan mereka, tetap tetap tidak ada titik terang, hanya ada sumpah membawa agama dan gertakan mereka kalau mereka akan membuka baju mereka di depan saya. Jam tangan saya tersebut terbuat dari metal berukuran cukup besar, cukup berat, dan berwarna perak cerah.Saya berulangkali menggunakan logika dimana saya gunakan hp saya yang cukup kecil dan melipatnya di lap tangan, persis seperti yang saya lakukan sebelumnya dengan jam tangan saya, dan meminta mereka memperagakan cara merapikan meja. Berulang kali dicoba dan hp saya selalu jatuh di atas meja dan saya yakin tidak mungkin mata telinga manusia yang sehat melewatkan keberadaan hp ataupun jam tangan saya tersebut. Barang tersebut bukan cincin atau giwang yang sangat mudah jatuh dan terselip.Lagipula, saat itu restoran masih sepi, dan meja saya terletak di ujung kiri tertutup oleh pembatas dan hanya bisa diakses oleh 2 meja disebelahnya saja, dan juga saat kami beranjak dari meja ke kasir, kami melihat meja langsung dibersihkan oleh pramusaji. Saya dan orang lain yang saya kenal sudah mengalami beberapa kali ketinggalan barang di restoran mahal yang punya nama baik dan bonafit, dan apabila ditemukan oleh staf/pengunjung yang jujur, barang akan disimpan dan dikembalikan.Untuk saya pribadi, jam tersebut memiliki nilai khusus yang sulit diukur dengan uang. Saya sangat kecewa dan tidak akan kembali ke restoran ini. Hati-hati apabila mengalami kejadian seperti saya di restoran Nanaban Tei. Hino Jaya Jalan Damai Raya no.75 Cipete Utara Jakarta


1618 dilihat