Surat Pembaca Indonesia

Pelayan Sushi Tei Plaza Indonesia tidak Sopan

Perhotelan & Kenyamanan

Hari Sabtu lalu (17/04/10), Pukul 13.00, saya dan teman-teman saya mendatangi Sushi Tei Plaza Indonesia, Jakarta. Kami mendatangi dua pelayan (pelayan X dan pelayan Y) di depan dan mengatakan kami butuh tempat untuk sembilan orang. Alangkah terkejutnya kami, karena pelayan X hanya menertawakan kami lalu meneruskan ngerumpi dengan pelayan Y. Padahal biasanya setelah menyebutkan berapa orang yang akan masuk, si pelayan akan mencatat jumlah dan nama kami dalam waiting list.Kami mencoba sabar. Tapi tak lama ada segerombolan orang yang berpakaian sangat rapi dengan jumlah kurang lebih sama dengan kami (9 orang), langsung dipersilakan masuk. Yang mengejutkan, mereka melayani segerombolan orang tersebut dengan sapaan ramah dan senyum, bukan tertawaan seperti kepada kami tadi. Salah satu teman kami, Dea, kemudian mendatangi pelayan Y dan mengatakan bahwa kami telah menunggu lama dan apakah kami telah dicatat dalam waiting list.Lagi-lagi kami terkejut, pelayan Y menjawab “belum” dengan tidak niat, tanpa senyum, dan sambil berbicara dengan orang lain. Kami menuggu lama lagi sampai sekitar pukul 13.30 dengan perasaan miris melihat banyak orang yang baru datang yang diperbolehkan masuk dengan jumlah yang banyak juga.Akhirnya nama teman kami dipanggil. Yang membuat kemarahan kami memuncak, kedua pelayan ini memanggil nama teman kami dengan berteriak padahal jarak kami sangat dekat dengan kedua pelayan ini. Mereka meneriakkan “DEA!” berkali-kali dan dengan sangat kencang, tanpa embel-embel mba, kakak, ibu, atau apapun menunjukkan kesopanan. Lucunya, sebelumnya mereka memanggil anak kecil dengan sapaan bapak. Kalau mereka memang sopan, mereka bisa dengan ramah menyapa, “Mba Dea ya?”Kesal luar biasa, saya mendatangi kedua pelayan tidak sopan ini dan mengatakan “Ga jadi deh Mba, saran aja nih, lain kali pelayanannya lebih bagus lagi ya.”. Muka pelayan X langsung menunjukkan ekspresi wajah ketidaksukaan (lagi-lagi tidak sopan di saat saya memberikan saran dengan sopan. Padahal bisa saja saya marah-marah meminta bertemu dengan managernya).Kemudian kami pergi mencari tempat makan lain. Saya tidak menyalahkan Sushi Tei. Malah saya kasihan karena bisnis mereka bisa hancur hanya gara-gara dua karyawan yang pilih-pilih pelanggan seperti ini.Mengapa dua pelayan ini menghargai pelanggan berdasarkan penampilannya? Apakah pelanggan yang mengenakan baju bagus dan rapi harus mendapatkan penghormatan lebih dibandingkan kami yang hanya mengenakan kaos dan celana jeans?Kami kecewa. Kami sudah menjadi pelanggan setia tapi mendapatkan perlakuan seperti itu. Padahal selama ini Sushi Tei merupakan tempat makan sushi favorit kami. Witianatalatas Dachi Jl.Bangka 2 Gang 2 Rt 08/01 No.37 Jakarta DKI Jakarta


1165 dilihat