Surat Pembaca Indonesia

Ketidakprofesionalan Sentul City

Perhotelan & Kenyamanan

Jakarta - Pembelian rumah di Sentul City sangat tidak memuaskan. Pengalaman saya mudah-mudahan dapat dijadikan pelajaran tentang bagaimana pengembang besar selevel Sentul City yang dapat bertindak sangat tidak profesional.Pertama kali berkunjung ke daerah Sentul tujuan saya memang melihat fasilitas yang dipunyai Sentul City yang cukup nyaman. Kami diajak berkunjung keliling Sentul City dan lalu menengok calon rumah yang sebelumnya sudah ditawarkan pada saat di kantor pemasaran. Langsung 2 orang Sales beserta Supervisor memberikan gambaran yang 'wah-wah' tentang Sentul City. Melihat kondisi bangunan yang hampir jadi dah kualitas bangunan yang baik, saya dan suami sudah tertarik untuk membeli rumah di Sentul City.Hal pertama yang kami tanyakan adalah apakah dari pihak Sentul City sudah kerjasama dengan salah satu bank BUMN. Kebetulan pengajuan KPR saya sudah di setujui namun karena agunan rumah sebelumnya gagal karena sang pemilik batal menjual ke saya, maka saya harus mencari calon rumah baru. Pilihan utama saya jatuh ke salah satu cluster di sentul city. Dengan lantang si Supervisor menjawab sudah kerjasama dengan bak yang saya maksud. Lalu akhirnya kami nego masalah harga dan harga disetujui kedua belah pihak pada saat itu juga, cara pembayaran cash keras selama 1 bulan. Alasan pembayaran cash keras karena pihak Sentul City dengan lantang bilang sudah kerjasama dan rumah kondisi finishing, paling lambat 2 bulan dari tanggal kami deal. Namun apa yang disangka, ternyata kerjasama yang di katakan pihak Sentul City tidak punya dasar hitam di atas putih tidak ada memorandum antar perusahaan. Dengan geram saya akhirnya mengalah untuk memindahkan permohonan KPR ke bank yang sudah ada kerjasama hitam puih dengan Sentul. Setelah semua di setujui, saya mendapat 'tamparan' yang luar biasa. Sewaktu proses pengajuan kredit dari pihak bank, ternyata pihak Sentul City menolak untuk memecah sertifikat induknya di pecah menjadi sertiikat per kavling, dengan alasan masih dalam proses. Setelah saya desak, ternyata bukan masih dalam proses tapi developer besar itu hanya melakukan pemecahan sertifikat setelah pembayaran lunas. Dan yang perlu digarisbawahi, saya merasa ada pembohongan dalam hal ini karena di awal saya di push untuk booking fee pihak Sentul City. Tetapi tidak menyampaikan bahwa sertifikat dapat pecah disaat pelunsan. Akibat dari itu, pembayaran dari bank tidak dapat cash 100% melainkan harus KPR bertahap dan yang terpenting pada saat akad kredit dengan bank kami tidak disertai dokumen yang resmi karena masih setingkat PPJB saja. Sebagai pihak yang awam kami merasa itu sangat merugikan. Pertama kita mendapat selisih harga antara cash keras dan harga KPR baru dari Sentul City yang jelas-jelas memberatkan dan yang terpenting dimana dasar hukum pembelian rumah kita tidak cukup kuatKetidakprofesionalan itu yang menyebabkan saya dengan berat hati mengungkapkan Sentul City dihadapan media. Saya berharap tidak ada orang yang terjebak dengan bujuk rayu dari sales-sales yang hanya money oriented. Sampai saat ini saya menuntut kembalinya booking fee uang saya saja tidak ditanggapi, alasannya masih di ajukan. Alasan yang sangat tidak masuk akal.Dan yang terpenting ternayat hal ini tidak hanya terjadi bagi kami yang membeli melalui pihak bank. Ternyata dari info teman, orang tuanya juga membeli secara cash di Sentul City dipersulit. bahkan sampai mereka akhirnya mengambil kembali uang mereka dengan potongan yang tinggi. Sangat tidak masuk akal.Harapan saya dengan tulisan ini pihak sentul city dapat bertidak profesional, bertanggung jawab atas apa yang dia janjikan (untuk pengembaliaan booking fee yang tertunda lama sekali) dan selalu menyampaikan informasi yang lebih jelas lagi pada calon pembeli.Demikian surat ini saya sampaikan agar dapat diperhatikan pada pihak terkaitAurora JuniartiJl. Merak Raya No.1 Bekasiaurora_juniarti@yahoo.co.id08158360474(wwn/wwn)


1691 dilihat