Surat Pembaca Indonesia

JPO Asia Afrika, Spot Instagramable yang Nihil Perawatan

Perdagangan

"Bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang tersenyum" mengutip dari kata-kata M.A.W. Brouwer yang tertulis di bawah terowongan papan JPO Asia Afrika Bandung. Kutipan yang sangat indah mengenai persepsi kota Bandung. Namun, jika dilihat lebih dekat lagi ke dalam terowongan, tidak elok sama sekali.Kondisinya sangat memprihatinkan. Tercium bau pesing menyengat, dan plafon yang hampir lepas dari alasnya hingga pagar yang berkarat. Sampah yang berserakan ikut menghiasi JPO tersebut. Jika dibiarkan begitu saja, plafon yang lepas akan berbahaya bagi pengguna jalan yang melewati terowongan.Sedikit orang tahu, ternyata terowongan yang menjadi spot instagramable tersebut adalah Jembatan Penyeberangan Orang (JPO). Namun, secara fungsional tidak berjalan semestinya. Kini, JPO tersebut hanya menjadi sampah visual belaka yang digunakan orang-orang untuk berswafoto dibawahnya. Semenjak Konferensi Asia Afrika tahun 2015, JPO direvitalisasi dan berfungsi sebagai penyeberangan. Namun, seiring berjalannya waktu tidak ada perawatan rutin dari pihak Pemkot Bandung. Ketika malam tiba, banyak anak-anak yang nongkrong dekat terowongan. Hal ini sudah sering dikeluhkan oleh pengunjung dan warga sekitar namun, tidak ada tindak lanjut dari pihak bersangkutan.Perlunya Kesadaran DiriKesadaran warga Indonesia masih sangat minim untuk menyeberang pada tempatnya. Kebanyakan pejalan kaki menyeberang dengan melambaikan tangan ke arah pengendara, termasuk di dekat Jalan Asia Afrika. Nyatanya, mengubah kebiasaan orang memang sulit. Faktor lainnya, kondisi JPO Asia Afrika yang minim cahaya ketika malam hari. Menimbulkan ketakutan terjadi tindak kriminal ketika melewati JPO.Melansir data, Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia disebutkan bahwa, se lain bisa terjadi tindak kejahatan, JPO juga kurang menyediakan fasilitas dan akses mudah bagi kelompok tertentu seperti disabilitas dan lansia.Kesadaran lainnya yang perlu dibangun adalah tidak melakukan vandalisme pada fasilitas publik. Selain kerusakan yang telah disebutkan, vandalisme di sekitar JPO Asia Afrika juga menambah kumuh keadaan. "Kumuh banget kalo ngelewat juga kecium bau pesing terus banyak coretan-coretan yang tidak sedap dipandang mata," ujar Ucan, salah satu pengunjung Alun-alun Bandung.Untuk menjadikan JPO layak dan berfungsi seharusnya, dibutuhkan kerjasama dari masyarakat dan Pemerintah Kota. Mengapa? Jika masyarakat mulai aware dan membantu menjaga fasilitas JPO eksistensinya pun akan terus ada. Sebaliknya, jika mengabaikan dan malah merusak, maka eksistensinya akan hilang.Contohnya JPO Asia Afrika, sedikit sekali orang yang tahu tentang penggunaan JPO tersebut dan kini kian dilupakan. Pemerintah Kota juga harus melakukan revitalisasi pada JPO yang telah rusak. Pemasangan lampu juga diperlukan untuk meminimalisir kejahatan.Mari kita rawat dan gunakan dengan semestinya fasilitas yang telah dibuat! Mulai dari diri sendiri, demi kebaikan bersama. Annis analisarahayu@gmail.com


145 dilihat