Mahalnya Biaya Pendidikan di Negeri Ini
10 May 2012
Pendidikan & Pelayanan Kesehatan
Mahalnya biaya pendidikan di Indonesia saat ini sudah bukan menjadi masalah baru. Khususnya di tingkat perguruan tinggi, meski pemerintah sudah memberikan keringanan melalui beberapa beasiswa bagi siswa yang tidak mampu dan berprestasi tetap saja tidak sesuai denggan kapasitas masyarakat Indonesia saat ini. Beberapa fenomena yang saat ni terjadi diantaranya tidak meratanya penyebaran beasiswa yang di berikan pemerintah contohnya saja beasiswa tidak mampu bidik misi yang tidak tersalurkan seutuhnya pada masyarakat yang memang benar-benar membutuhkan. Dengan persyaratan yang boleh dii bilang tidak terlal rumit salah satunya adalah melampirkan (SKTM ) Surat Keterangan Tidak Mampu) dari pemerintah daerah setempat maka calon mahasiswa yang mendaftar bisa dengan mudah mendapatkan beasiswa tersebut. Yang jadi masalah saat ini banyak fenomena pemalsuan identitas yang seharusnya calon mahasiswa itu di golongkan pada tingkat mampu menjadi tidak mampu karena sebagian dari mereka berfikir dan enggan mengeluarkan uang yang besar untuk biaya kuliah. Akibatnya oknum-oknum seperti itulah masyarakat yang benar-benar tidak mampu kehilangan kesempatan yang seharusnya menjadi hak nya untuk mendapatkan beasiswa itu. Selain itu sebagian mahasiswa di beberapa PTN yang kini mendapatkan beasiswa pemerintah itu juga mengeluhkan tidak mendapatkan fasilitas yang seutuhnya. contohnya saja dalam satu bulan seharusnya ia mendapatkan uang saku sebesar satu juta rupiah, namun pada kenyataanya uang yang cair di rekening mahasiswa bersangkutan hanya sekitar enam ratus ribu rupiah dengan alasan pemotongan biaya-biaya administrasi yang menurut sebagian penerima beasiswa itu tidak diberitahukan secara transparan. Mahalnya biaya pendidikan di Indonesia kini dirasakan hampir oleh seluruh lapisan masyarakat, yakni karena ketidakseibangan pembiayaan yang dikenakan perguruan tinggi pada tiap-tiap jurusannya. seperti jurusan kedokteran yang mencanangkan biaya rata-rata hingga ratusan juta rupiah untuk uang penyelenggaraan pedidikan, dan tidak kurang dari lima juta untuk uang persemesternya. Hal ini menjadi masalah pokok dunia pendidikan hingga saat ini karena tidak seluruh lapisan masyarakat di Indonesia mampu mengeluarkan biaya sebesar itu. Tidak kalah dari kedokteran jurusan-jurusan lain juga kini mulai bersaing seperti teknik, hubungan internasional, hukum, ekonomi yang semakin lama semakin tidak ingin kalah bersaing dengan jurusan kedokteran yang begitu mahal. Padahal seharusnya pemerintah sudah memiliki anggaran tersendiri untuk menanggulangi mahalnya pendidikan di Indonesia seperti yang pernah di buat pemerintah bahwa biaya penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sudah ada anggarannya sekitar dua puluh persen dari APBN (Anggaran Pembelanjaan Negara) namun, hingga kini masih nihil realisasinya. Isu kenaikan BBM juga kini seolah semakin memperkeruh perekonomian di Indonesia. Pasalnya jika harga BBM meningakt maka subsidi pun akan berkurang, pertanyaannya kemanakah seubsidi BBm itu kemudian bergulir?, alangkah lebih baik jika subsidi BBM yang berkurang itu di salurkan pada dunia pendidikan Indonesia saat ini. Di sisi lain mahalnya biaya pendidikan di Indonesia kini berimbas menjadi sebuah tren tersendiri bagi kalangan tertentu yang kini banyak mendirikan sekolah-sekolah swasta berbasis sekolah alam dan boarding school yang terkenal dengan biaya yang selangit dari mulai taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas denngan alasan mengejar mutu pendidikan. Sah saja, jika memang mutu pendidikan yang didukung dengan sarana dan prasarana yang lengkanp dalam menunjang pembelajaran siswa itu menjadi sebuah jaminan atas mahalnya ongkos yang dikeluarkan. Namun jika tidak dalam arti hanya mengejar trend dan gengsi saja, bagaimana nasib penerus bangsa ini di masa yang akan datang?
730 dilihat