Alutsista Bukan untuk Perang
05 March 2013
Pendidikan & Pelayanan Kesehatan
Akhir pekan kemarin Presiden SBY disertai Ibu Negara dan delegasi lainnya bertolak ke Jerman dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Tentunya ada beberapa agenda yang akan dibawa oleh SBY kesana. Tujuan SBY ke Jerman adalah untuk merealisasikan kesepakatan dalam isu yang dinamakannya 5+3. Lima, yaitu ekonomi, pendidikan, riset teknologi, kesehatan dan industri. Tiga, yaitu ketahanan pangan, energi, dan transportasi. SBY mengatakan kunjungan ini memiliki tujuan dan kepentingan bagi Indonesia. Menurutnya, hubungan bilateral Indonesia dengan Jerman terus meningkat. Pentingnya Jerman bagi Indonesia, mengingat Jerman adalah ekonomi terbesar di Eropa, dan nomor 4 di dunia. Sementara Indonesia terbesar di Asia Tengara dan nomor 15 di dunia. Pertemuan bilateral tersebut akan membahas tindak lanjut Kemitraan Komprehensif yang telah disepakati dalam bentuk Deklarasi Jakarta saat Kanselir Jerman mengunjungi Jakarta 10 Juli 2012 lalu. Kunjungan SBY ke Jerman juga sebagai kunjungan balasan atas kunjungan Kanselir Jerman Angela Merkel tersebut. Tak hanya itu, dalam kunjungannya tersebut juga kita menjajaki kerja sama dalam bidang alat utama sistem pertahanan (alutsista). SBY menegaskan modernisasi alutsista bukan untuk menyerang bangsa lain, apalagi rakyat Indonesia sendiri. Negeri ini tidak pernah menggunakan pesawat tempur, helikopter, tank dan altileri untuk menembaki, membunuh rakyatnya sendiri. Tidak di Aceh, di Papua tidak dimana-mana. SBY mengungkapkan hal itu untuk mengingatkan para menteri saat pertemuan dengan Presiden Jerman Joachim Gauck dan Kanselir Jerman Angela Merkel saat berkunjung ke Indonesia beberapa waktu lalu. Saat itu SBY dan Merkel menandatangani Jakarta Declaration di mana hal itu merupakan kerja sama antara Jerman dan Indonesia. Presiden SBY mengingatkan dalam join confrence di Istana Negara bersama Kanselir Merkel bahwa saat itu banyak isu di Eropa menyangkut kekhawatiran kalau kerja sama industri pertahanan termasuk pembelian alutsista TNI, maka rawan bagi Eropa karena Indonesia dulunya dianggap negara pelanggaran HAM. Dalam pertemuan itu SBY menegaskan alutsista memang tidak untuk digunakan untuk berperang. Sehingga para pemimpin Jerman tersebut yakin bahwa Indonesia bukanlah negara pelanggar HAM.
727 dilihat