Libur Sekolah 'Meuthia' di TK Nurul Fikri Bekasi Lama Sekali
30 April 2009
Pendidikan & Pelayanan Kesehatan
Jakarta - Sudah 3 minggu keponakan saya yang bernama Muthia Nabila Aulia Putri tidak masuk sekolah dikarenakan ada tunggakan dalam masalah pembayaran. Terlambatnya pembayaran bukan dikarenakan faktor kesengajaan. Tapi, karena usaha ayahnya sedang tidak berjalan lagi. Keponakan saya berumur 5 tahun dan sudah pandai membaca. Kejadiannya adalahseperti biasa Muthia masuk sekolah jam 7.30. Ketika sampai di sekolah Ibu dan Muthia diminta pulang. Atau kasarnya adalah diusir dikarenakan belum membayar iuran sekolah. Akhirnya pulanglah Ibu dan anak ke rumah. Seminggu telah berlalu terlontarlah pertanyaan seorang anak yang beumur 5 tahun kepada Ibunya, "Mah, kok Muthia liburnya lama sekali yah, Muthia kangen sama teman-teman". Akhirnya Ibunya tidak sanggup lagi untuk berbohong terus kepada Muthia.Berjalan 4 minggu akhirnya Ibu dan Bapak Muthia mengunjungi Kepala Sekolah Yayasan Nurul Fikri. Apa jawaban kepala sekolahnya. Saya sebagai kepala sekolah tidak bisa berbuat apa-apa karena saya hanya menjalani tugas. Saya menyesalkan dalam hal ini tidak ada diskusi atau keringanan dari yayasan. Mereka memandang sesuatu masalah hanya dari kaca mata bisnis. Bukan berlandasan hati nurani. Akhirnya Muthia memutuskan untuk tidak sekolah lagi karena pertimbangannya adalah kami lebih mementingkan masa depan Muthia dengan menyekolahkan ke sekolah dasar. Jadi, lebih baik kami mencari uang untuk sekolah dasar. Tapi, apa yang terjadi. Pihak sekolah Nurul Fikri menelepon dan datang ke rumah mengutus orangnya agar melunasi pembayaran. Saya tidak mengerti yayasan yang mengatas nama pendidikan mengutus debt collector agar melunasi pembayaran. Mudah-mudahan kejadian tersebut tidak terjadi kepada rekan-rekan yang lain.Saya minta penjelasan dari pihak yayasan terkait dalam masalah ini. Kenapa Muthia tidak dibolehkan sekolah lagi dikarenakan keterlambatan pembayaran. Masih banyak jalan keluar untuk mengatasi masalah ini agar semua pihak sama-sama tidak dirugikan dan mental Muthia sebagai penerus bangsa dapat diselamatkan. Sofiyan SahidBekasi Timur Bekasisofiyansahid@yahoo.com081511182809(msh/msh)
710 dilihat