Surat Pembaca Indonesia

RSHS Bandung Terlantarkan Pasien Miskin

Pendidikan & Pelayanan Kesehatan

Pada hari senin tanggal 28 Juni 2010, Kami mengantar saudara kami yang menderita tumor ganas di pahanya ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung atas rujukan dari RSUD Arjawinangun Cirebon, dengan alasan yang tidak jelas. Dalam kondisi yang masih lemah setelah dioperasi di RSUD Arjawinangun Cirebon, pasien harus dibawa ke RSHS Bandung. Kami datang jam 03,30 senin dinihari di RSHS dan langsung mengantri di loket dan mendapat antrian no 78 (saudara kami adalah pasien dengan fasilitas JAMKESMAS).Setelah daftar di loket kami diarahkan ke poli bedah umum, padahal rujukan dari RSUD Arjawinangun adalah poli Onkologi. Atas ketidak mengertian kami, maka kami pun menuruti arahan tersebut dan sampai di poli bedah umum pasien hanya dilihat-lihat sebentar dan oleh dokter diarahkan untuk diperiksa di poli bedah plastik. Kami pun membawa pasien ke poli bedah plastik hari berikutnya dengan antrian panjang lagi (karena satu hari hanya memungkinkan satu pemeriksaan).Setelah diperiksa oleh dokter di poli bedah plastik, dokter terkejut karena menurutnya pasien seharusnya langsung dibawa ke poli Onkologi. Kami pun manut lagi dan pasien kami bawa ke poli onkologi pada hari rabu tanggal 30 Juni 2010. Setelah diperiksa oleh dokter di poli Onkologi dokter memberikan rujukan untuk CT scan dan USG di bagian Radiologi. Anehnya petugas di loket Radiologi menolak rujukan tersebut dengan alasan sebelum USG dan CT Scan harus photo pelvis terlebih dahulu. Maka kami kembali ke dokter di bagian Onkologi untuk melaporkan hal tersebut. Dokter dengan terpaksa memberi memo untuk photo pelvis tersebut.Setelah photo pelvis dilakukan, pasien di USG dua hari berikutnya yaitu pada hari jumat tanggal 2 Juli 2010 dan hasilnya baru bisa selesai hari senin tanggal 5 Juli 2010 sekalian verifikasi data untuk CT Scan. Berdasarkan hasil verifikasi hari selasa 6 Juli 2010 menurut petugas radiologi, CT scan belum bisa dilakukan karena hasil USG tidak terbaca dan harus USG ulang dengan meminta rujukan kembali kepada dokter di poli Onkologi. Tragisnya, dokter menolak memberi rujukan USG ulang dengan alasan itu hanya akal-akalan petugas radiologi agar CT scan dilakukan diluar RSHS dengan biaya sendiri.Dan menurutnya ini hampir terjadi pada semua pasien dengan fasilitas Jamkesmas yang dirujuk untuk CT Scan, dan dokter pun menyarankan senada dengan petugas radiologi agar CT Scan dilakukan diluar RSHS saja karena sekalipun pasien jamkesmas dibiayai oleh pemerintah. Tetapi pembayarannya sering telat, katanya. Akhirnya, dengan sangat kecewa kami kembali ke Cirebon dengan kondisi pasien yang semakin parah,.Setelah selama satu minggu lebih kami tinggal di kos di sekitar RSHS dengan biaya sendiri yang kami dapatkan dari sumbangan warga kepada pasien yang hanya bekerja sebagai tukang surabi. Karena rumah singgah yang disediakan oleh RSHS untuk pasien jamkesmas sedang penuh dan menurut kami sangat tidak manusiawi.Melalui surat pembaca ini kami berharap ada dermawan yang ikut peduli dengan penderitaan kami, dan kami juga menagih hak kami kepada pemerintah untuk memperhatikan rakyat sebagai pemilik sah republik ini. Demikian yang dapat kami sampaikan, kepada Kompas.com kami haturkan terima kasih. M. Niamullah Jl. Mayaguna No. 21 Kaliwadas Sumber Cirebon


2529 dilihat