Surat Pembaca Indonesia

Pasien Stroke Minta Surat Rujukan Dipersulit di Puskesmas

Pendidikan & Pelayanan Kesehatan

Jakarta- Pelayanan sangat buruk yang dilakukan oleh dokter, tenaga kesehatan, pegawai, dan perawat dari Puskesmas Cilandak Barat, Jakarta Selatan, diterima oleh keluarga pasien stroke. Singkat cerita anak dari pasien Stroke atas nama Ibu Marwanih (69) dengan no BPJS: 0001209614771 mengajukan surat rujukan ke RS Prikasih ditujukan ke Poli Saraf, dengan nomer rujukan 090207000322Y000778. Karena pasien Ibu Marwanih menderita penyakit stroke dimana tidak bisa berjalan (terbaring di tempat tidur), maka diwakilkan oleh anak bungsunya untuk minta surat rujukan, pada Jumat (4/3/2022) pagi, pada pukul 08.45 WIB. Di sinilah, perlakuan buruk dan pelanggaran HAM berat dilakukan oleh nakes dan tim dokter yang kebetulan berjaga saat itu di Puskesmas Cilandak Barat. Keluarga pasien stroke dipersulit minta surat rujukan oleh dr Dhilah Harfahdhila bersama teman-teman dokternya dan nakes di Puskesmas Cilandak Barat. Padahal, pihak keluarga pasien Ibu Marwanih sudah melengkapi syarat lengkap dan bersikap ramah yaitu bawa kartu BPJS Kesehatan/ KIS, KTP Ibu Marwanih, surat dari pihak RS Prikasih dll. Dengan wajah judes dan penuh amarah serta emosi tinggi, dokter Puskesmas Cilandak Barat, yang bertugas di bagian surat rujukan marah-marah kepada keluarga pasien stroke, dengan mengatakan bahwa pasien ibu Marwanih wajib datang. Sang dokter pun mengancam jika pasien stroke tidak datang, maka surat rujukan tidak akan dibuatkan. Karena menurut sang dokter Puskesmas Cilandak Barat itu adalah aturan itu dari Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Dengan susah payah, memelas belas kasih, pihak keluarga pasien stroke memohon kepada tim dokter Puskesmas agar dibuatkan surat rujukan. Walaupun dibentak dan dimaki-maki sama tim dokter Puskesmas Cilandak Barat, akhirnya surat rujukan dibuatkan juga. Walaupun dibuatkan dengan terpaksa oleh staf Puskesmas Cilandak. Tidak hanya sekali, sebelumnya keluarga pasien stroke juga dipersulit oleh pegawai Puskesmas Cilandak Barat untuk dibuatkan surat rujukan ke RS Prikasih. Dipersulit dengan alasan yang aneh-aneh tidak sesuai logika. Tim media pun berusaha untuk menghubungi Kepala Puskesmas Cilandak Barat, perwakilan Kemenkes, sampai dengan IDI, mempertanyakan permohonan surat rujukan yang sangat sulit penuh dengan birokrasi berbelit-belit tersebut. Hingga berita ini diturunkan, Kepala Puskesmas Cilandak Barat, Kemenkes dan IDI belum merespon soal kasus ini. Sebagai informasi, Puskesmas Cilandak merupakan tempat pelayanan kesehatan paling buruk di Indonesia. Dengan gedung yang cukup bagus sekaligus mentereng, tetapi pelayanan di Puskesmas Cilandak paling rendah kualitasnya. Antara lain, parkir kendaraan yang semrawut; banyaknya sampah di lokasi Puskesmas; pelayanan kesehatannya di halaman parkir, sementara di dalam gedungnya dipakai mengobrol, bercanda dan makan-makan sama pegawainya; disatukannya pasien Covid-19 dengan yang bukan pasien Covid-19; toilet yang berbau, pelayanan jaga Puskesmas yang sangat tidak ramah, dan lain-lain. Saking buruknya pelayanan Puskesmas Cilandak Barat, warga setempat pun memberikan slogan untuk Puskesmas Cilandak Barat, "Jika sudah masuk Puskesmas Cilandak, pasti akan tambah sakit atau meninggal."


385 dilihat